1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Seorang wanita dikatakan mengalami amenorea bila tidak haid selama tiga bulan
Amenorea adalah kondisi pada wanita yang tidak haid atau menstruasi. Namun tidak semua wanita yang tidak datang bulan otomatis dianggap mengalami amenorea.
Seorang wanita dianggap mengalami amenorea ketika tidak haid selama tiga bulan atau tiga siklus menstruasi berturut-turut. Wanita yang tidak mulai mendapatkan menstruasi pada usia 15 tahun juga bisa dikatakan mengalami kondisi ini.
Penyebab utama amenorea adalah terjadinya kehamilan. Di samping mengandung, amenorea juga bisa disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau kelainan kelenjar yang membantu mengatur kadar hormon.
Gejala amenorea yang utama adalah tidak adanya periode menstruasi. Tergantung pada penyebabnya, wanita juga bisa mengalami gejala-gejala di bawah ini:
Amenorea dapat terjadi akibat berbagai alasan. Ada yang mengalaminya sebagai kondisi normal. Namun ada juga amenorea yang muncul karena efek samping dari obat-obatan atau gejala dari masalah kesehatan tertentu.
Berdasarkan penyebabnya, kondisi amenorea bisa dikelompokkan menjadi dua jenis berikut:
Amenorea primer adalah siklus menstruasi yang tidak kunjung datang meski seorang perempuan sudah berusia 15 atau 16 tahun. Kondisi ini juga disebut sebagai delayed menarche alias menstruasi terlambat.
Penyebab amenorea primer seringkali berupa pubertas yang terlambat. Namun apabila remaja perempuan tidak datang bulan dan tidak menunjukkan tanda-tanda pubertas di usia 13 tahun, ia sebaiknya menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi amenorea primer.
Amenorea primer biasa dialami oleh remaja wanita yang:
Kalangan remaja wanita ini biasanya memiliki berat badan di bawah normal. Tubuh mereka tidak mengalami kenaikan lemak tubuh yang berhubungan dengan pubertas normal. Padalah, pertambahan lemak tubuh inilah yang akan memicu terjadi menstruasi pertama.
Gangguan pada genetik juga bisa memengaruhi munculnya amenorea.
Organ reproduksi yang tidak lengkap dapat terjadi selama perkembangan janin. Kondisi ini menyebabkan perempuan lahir tanpa adanya organ reproduksi yang penting. Misalnya, rahim, leher rahim, atau bahkan vagina.
Karena sistem reproduksinya tidak berkembang dengan normal, seorang remaja perempuan tidak akan dapat mengalami menstruasi.
Amenorea sekunder adalah kondisi di mana siklus menstruasi berhenti datang meski penderita sudah haid pertama. Seorang wanita dikatakan mengalami kondisi ini bila tidak kunjung datang bulan dalam jangka waktu setidaknya 90 hari atau tiga siklus haid.
Penyebab amenorea sekunder bisa terjadi secara alami maupun akibat gangguan kesehatan lain. Jenis penyebab alaminya meliputi kehamilan, menyusui, serta menopause. Sementara penyebab amenorea sekunder yang lain bisa berupa:
Beberapa wanita yang mengonsumsi pil KB mungkin tidak mendapatkan menstruasi. Setelah berhenti mengonsumsi pil ini pun, butuh beberapa waktu sebelum ovulasi kembali teratur dan haid kembali normal.
Tak hanya pil KB, KB suntik, KB susuk, dan KB spiral (intrauterine device/IUD) juga dapat menyebabkan munculnya amenorea.
Beberapa jenis obat yang bisa menyebabkan siklus menstruasi berhenti meliputi obat antipsikotik, obat kemoterapi untuk menangani kanker, obat antidepresan, obat tekanan darah, serta obat alergi.
Operasi histerektomi (pengangkatan rahim) juga bisa menjadi penyebab amenorea.
Gaya hidup juga bisa berperan dalam mempertinggi risiko terjadinya amenorea. Berikut contohnya:
Rendahnya berat badan atau proses penurunannya yang cepat hingga 10 % di bawah berat badan ideal, dapat mengganggu fungsi hormonal dalam tubuh. Kondisi ini kemudian berpotensi menghentikan ovulasi.
Wanita yang memiliki gangguan pola makan seringkali mengalami amenorea karena perubahan hormonal yang abnormal. Misalnya, pada penderita anoreksia atau bulimia.
Wanita yang berpartisipasi dalam aktivitas yang melibatkan latihan fisik keras berpotensi mengalami gangguan pada periode menstruasi, termasuk amenorea. Misalnya, pada atlet maupun penari balet.
Di samping latihan fisik yang berat, rendahnya lemak tubuh, stres, dan pengeluaran energi yang tinggi juga berpengaruh.
Stres emosional maupun fisik dapat mempengaruhi fungsi dari hipotalamus (bagian otak yang mengontrol hormon pengendali siklus haid). Kondisi ini kemudian berdampak pada berhentinya ovulasi dan menstruasi untuk sementara.
Setelah stres berkurang atau telah diatasi, siklus menstruasi biasanya akan kembali normal.
Ada beragam gangguan medis yang dapat memicu ketidakseimbangan hormonal yang berujung pada amenorea. Misalnya, polycystic ovarium syndrome (PCOS), malfungsi tiroid (seperti hipertiroidisme atau hipotiroidisme), tumor pada kelenjar pituitari, serta menopause dini (terjadi sebelum wanita berusia 40 tahun).
Masalah pada organ seksual juga dapat menyebabkan amenorea. Contohnya, jaringan parut pada rahim atau sindrom Asherman.
Sindrom Asherman adalah terentuknya jaringan parut dalam lapisan rahim. Kondisi ini terkadang dapat timbul setelah proses dilatasi dan kuret, operasi caesar, atau penanganan fibroid rahim.
Jaringan parut dalam rahim tersebut menghalangi terjadinya penebalan dan peluruhan dinding rahim yang akan memicu siklus menstruasi.
Apabila ada anggota keluarga perempuan yang pernah mengalami amenorea, risiko Anda untuk mengalami kondisi yang sama akan meningkat.
Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul (pelvis) untuk mengecek apakah ada masalah dengan organ reproduksi.
Sementara jika pasien belum pernah menstruasi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengecek payudara dan organ genital. Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat pasien mengalami perubahan normal dari proses pubertas.
Amenorea dapat menjadi tanda dari masalah hormon yang kompleks. Menemukan penyebabnya bisa membutuhkan beberapa pemeriksaan di bawah ini:
Tes ini berfungsi mengkonfirmasi adanya kehamilan atau tidak.
Tes ini digunakan untuk mengukur jumlah thyroid stimulating hormone (TSH) dalam darah. TSH dapat menentukan apakah kelenjar tiroid bekerja dengan normal atau tidak.
Pemeriksaan ini berfungsi mengukur jumlah follicle stimulating hormone (FSH) dalam darah. FSH dapat menentukan apakah ovarium bekerja dengan normal atau tidak.
Level hormon prolaktin yang rendah bisa menjadi tanda tumor pada kelenjar pituitari.
Jika pasien mengalami pertumbuhan rambut-rambut yang abnormal di wajah dan suara lebih rendah, dokter akan memeriksa level hormon testosteron dalam darah pasien.
Tes ini berfungsi mengecek apakah terdapat gangguan genetik atau tidak.
Untuk pemeriksaan ini, penderita akan mengonsumsi obat hormon progesteron atau estrogen selama 7-10 hari guna memicu perdarahan menstruasi. Hasil dari tes ini dapat memberitahu dokter apakah menstruasi berhenti karena kekurangan hormon estrogen atau bukan.
Tergantung dari gejala yang dialami serta hasil pemeriksaan laboratorium, dokter dapat menyarankan untuk satu atau lebih pemeriksaan pencitraan. Misalnya, USG, CT scan, dan MRI.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan selang tipis ke dalam vagina dan leher rahim guna melihat kondisi bagian dalam rahim.
Foto rontgen akan diambil setelah zat kontras dimasukkan melalui leher rahim ke dalam rahim dan tuba falopi.
Advertisement
Pengobatan amenorea tergantung pada penyebabnya. Berikut contohnya:
Jika terus dibiarkan tanpa penanganan, amenorea dapat memicu komplikasi berikut ini di kemudian hari:
Jika wanita tidak berovulasi dan tidak mengalami haid, ia tidak akan bisa hamil.
Apabila amenorea disebabkan oleh kadar estrogen yang rendah, penderitanya bisa memiliki risiko osteoporosis.
Stres secara psikologi bisa menghantui para remaja saat teman-teman yang lain puber atau mens sementara dirinya tidak.
Kekurangan estrogen bisa juga menyebabkan seorang perempuan lebih rentan terkena penyakit kardiovaskular. Selain itu, mereka juga rentan terkena serangan jantung, masalah pada pembuluh darah, dan otot jantung.
Penderita amenorea yang disebabkan masalah anatomi, kemungkinan besar akan mengalami nyeri di area panggul.
Pada banyak kasus, remaja wanita dapat melakukan beberapa langkah untuk mencegah terjadinya amenorea. Mereka sebaiknya mengikuti program olahraga dan menjaga berat badan agar tetap normal.
Sedangkan amenorea primer akibat keabnormalan pada organ reproduksi, kondisi ini tidak dapat dicegah.
Untuk pencegahan amenorea sekunder, sederet langkah di bawah ini dapat dilakukan:
Konsultasikan pada dokter jika Anda tidak haid selama tiga siklus menstruasi berturut-turut. Demikian pula bila ada remaja wanita di sekitar Anda yang belum haid meski sudah berusia 15 tahun atau lebih.
Sebelum menemui dokter, Anda sebaiknya mempersiapkan hal-hal berikut ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis dan penyebab amenorea agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved