logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kulit & Kelamin

Alergi Kacang

1 Jun 2021

| Dedi Irawan

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Alergi kacang adalah salah satu penyebab umum terjadinya serangan alergi berat.

Alergi kacang adalah salah satu penyebab umum terjadinya serangan alergi berat.

Pengertian alergi kacang

Alergi kacang biasanya digunakan untuk menggambarkan reaksi alergi terhadap beberapa tanaman, seperti kacang tanah dan jenis kacang lainnya. Bahkan, reaksi terhadap biji-bijian juga dimasukkan ke dalam kategori alergi ini.

Alergi kacang adalah salah satu penyebab umum terjadinya serangan alergi berat. Bagi sebagian orang, kacang bisa menjadi salah satu alergen (pemicu alergi) yang berbahaya.

Konsumsi sedikit kacang saja akan berpotensi memicu reaksi yang serius. Tak jarang, gejalanya dapat mengancam nyawa atau biasa disebut dengan anafilaksis.

Pada beberapa penderita alergi kacang lain, reaksi alergi bisa membaik seiring waktu. Selain itu, seseorang yang mengidap alergi terhadap satu jenis kacang, tidak berarti semua jenis kacang pasti menyebabkan alergi ketika ia makan.

Sebagai contoh, orang yang alergi kacang tanah belum tentu memiliki alergi terhadap jenis kacang atau biji-bijian lain.

 

Jenis kacang dan biji-bijian yang umum memicu alergi

Berikut ini adalah sederet jenis kacang yang bisa menyebabkan reaksi alergi:

  • Kacang tanah
  • Pistachio
  • Kacang mete
  • Hazelnut
  • Kenari (walnut)
  • Marcona almond
  • Kacang macadamia
  • Almond
  • Kacang Brazil
  • Kacang pinus
  • Pecan

Sementara untuk biji-bijian yang juga sering digolongkan sebagai pemicu alergen meliputi:

  • Biji wijen
  • Biji bunga matahari
  • Kelapa

 

Tanda dan gejala alergi kacang

Gejala alergi kacang biasanya terjadi pada beberapa menit setelah penderita mengonsumsi atau bersentuhan dengan kacang. Keluhan yang mungkin muncul antara lain:

Gejala alergi kacang pada kulit

  • Ruam
  • Pembengkakan pada kaki dan tangan
  • Kulit kemerahan dan nyeri saat ditekan
  • Gatal-gatal

Gejala alergi kacang pada mata, hidung, dan tenggorokan

  • Hidung tersumbat atau berair
  • Bersin-bersin
  • Sakit tenggorokan
  • Mata terasa gatal dan berair

Gejala alergi kacang pada saluran pencernaan

Gejala alergi kacang yang parah

 

Alergi kacang dan reaksi anafilaksis

Kacang adalah salah satu penyebab paling umum dari reaksi anafilaksis akibat makanan. Anafilaksis termasuk kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan tepat secepat mungkin.

Tanda dan gejala reaksi anafilaksis meliputi:

  • Penurunan tekanan darah secara drastis yang mengakibatkan syok
  • Penyempitan saluran pernapasan
  • Pembengkakan tenggorokan yang menyebabkan kesulitan bernapas
  • Detak jantung yang cepat
  • Pusing dan kehilangan kesadaran (pingsan)

 

Penyebab alergi kacang

Penyebab alergi kacang adalah respons sistem kekebalan tubuh (imun) terhadap protein pada kacang. Sistem imun menganggap protein ini sebagai bahan berbahaya.

Kontak langsung maupun tidak dengan kacang, akan menyebabkan sistem imun melepaskan senyawa histamin dalam darah. Senyawa inilah yang menyebabkan gejala alergi.

Beberapa jenis paparan terhadap kacang dapat terjadi dalam kondisi-kondisi berikut:

  • Kontak langsung

Penyebab paling umum alergi kacang adalah mengonsumsi kacang atau makanan yang mengandung kacang. Terkadang, kontak langsung antara kulit dengan kacang juga bisa memicu reaksi alergi.

  • Kontak silang

Kontak silang terjadi secara tidak sengaja. Misalnya, kacang dalam produk tertentu. Hal ini biasanya berlangsung ketika makanan terpapar kacang selama tahap pembuatan.

  • Inhalasi

Inhalasi berarti menghirup, jadi reaksi alergi akan muncul ketika seseorang menghirup debu atau aerosol yang mengandung kacang. Contohnya, tidak sengaja menghirup tepung kacang atau minyak kacang yang disemprotkan.

 

Faktor risiko alergi kacang

Hingga sekarang, penyebab alergi belum jelas, termasuk alergi kacang. Namun beberapa faktor di bawah ini diduga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami alergi kacang:

  • Usia

Alergi makanan lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama bayi dan balita. Tapi seiring bertambahnya usia, sistem pencernaan akan semakin berkembang. Dengan ini, reaksi tubuh terhadap alergen akan lebih ringan.

  • Riwayat alergi kacang

Beberapa anak yang pernah mengalami alergi kacang dan sudah sembuh, bisa kembali diserang alergi yang sama di kemudian hari.

  • Alergi lain

Orang yang memiliki alergi terhadap satu jenis makanan, biasanya akan berisiko lebih tinggi untuk mengalami reaksi alergi terhadap makanan lain (termasuk kacang).

  • Riwayat alergi dalam keluarga

Orang yang memiliki anggota keluarga kandung dengan alergi (terutama alergi makanan), akan berisiko lebih tinggi untuk mengalami alergi kacang.

  • Dermatitis atopik

Orang dengan dermatitis atopik umumnya memiliki alergi terhadap makanan, termasuk kacang.

 

Diagnosis alergi kacang

Proses diagnosis alergi kacang dimulai dengan gejala dan riwayat penyakit, lalu diikuti dengan pemeriksaan fisik. Setelah itu, tahap selanjutnya meliputi:

  • Melihat jurnal atau catatan harian pasien

Dokter akan meminta pasien untuk mencatat kebiasaan makan sehari-hari, gejala, dan obat-obatan yang dikonsumsi. Dengan ini, dokter dapat mendeteksi penyebab yang mungkin menimbulkan reaksi alergi.

  • Diet eliminasi

Jika penyebab alergi belum jelas atau kemungkinan ada lebih dari satu jenis makanan yang memicu alergi, pasien disarankan untuk menjalani diet eliminasi.

Dalam diet eliminasi, pasien akan diminta untuk tidak mengonsumsi kacang atau makanan yang dicurigai sebagai alergen selama 1-2 minggu.

Kemudian, pasien diminta untuk mengonsumsi makanan-makanan tersebut satu per satu. Metode ini dapat membantu dokter dalam menghubungkan gejala alergi dengan makanan tertentu.

Namun bila pasien mengalami alergi yang berat, metode diet eliminasi ini tidak dianjurkan karena tidak aman.

  • Tes kulit

Pada tes alergi lewat kulit, makanan dalam jumlah kecil akan diletakkan di atas kulit pasien. Dokter kemudian menusuk kulit pasien dengan jarum (tapi tidak sampai berdarah), dan menunggu.

Jika muncul gejala tertentu pada kulit tersebut, pasien bisa dianggap memiliki alergi terhadap makanan tersebut.

  • Tes darah

Tes darah dapat mengukur respons imunitas terhadap makanan tertentu. Pemeriksaan ini akan mengecek jumlah antibodi IgE (immunoglobuline E).

Semua informasi tersebut dapat membantu dokter dalam mengetahui penyebab alergi atau intoleransi makanan tertentu.

 

Deteksi mandiri untuk alergi kacang

Untuk membantu mengenali apakah tubuh menderita alergi atau tidak, beberapa hal ini bisa dilakukan:

  • Buat daftar gejala

Buatlah daftar gejala guna membedakan keluhan yang dialami benar-benar alergi atau flu. Jika muncul demam, ingus, atau nyeri sendi dan otot, keluhan ini kemungkinan terkait dengan penyakit flu.

Namun jika disertai dengan bersin-bersin serta mata gatal, merah, atau berair, gejala ini kemungkinan adalah reaksi alergi.

  • Catat kapan alergi muncul dan durasinya

Jika gejala terus berlangsung dua atau tiga minggu, kemungkinan keluhan tersebut bukanlah flu. Demikian pula ketika keluhan memburuk pada saat musim tertentu karena dapat menandakan hay fever.

  • Jangan mengandalkan firasat

Cermati semua keluhan yang dirasakan, dan jangan hanya mengandalkan firasat dan dugaan pribadi.

Sebagai contoh, pada alergi makanan, gejalanya bisa berupa diare, perut kram, kembung, dan sakit, serta ruam maupun gangguan pernapasan. Artinya, orang yang alergi makanan mungkin saja mengalami keluhan pada sistem pencernaan sekaligus pernapasan.

  • Singkirkan gejala terkait gangguan otak dan sistem saraf

Ada sebagian gejala yang dianggap sebagai reaksi alergi, bisa saja sama sekali tidak berkaitan kondisi alergi. Jadi waspadai keluhan yang biasa berhubungan dengan otak atau sistem saraf. Misalnya, migrain, kelelahan, gugup, sulit konsentrasi, sakit kepala, serta hiperaktif (pada anak).

Kemungkinan gejala-gejala tersebut bukan menandakan alergi makanan, termasuk alergi kacang.

 

Advertisement

Cara mengobati alergi kacang

Hingga saat ini, cara mengobati alergi kacang belum tersedia secara pasti. Meski demikian, para ilmuwan terus mempelajari metode penanganannya.

Secara umum, dokter bisa menganjurkan langkah-langkah penanganan di bawah ini:

1. Perawatan dasar

Penanganan alergi kacang sama seperti alergi makanan lainnya. Berikut langkah-langkahnya:

  • Menghindari semua kacang dan produk yang mengandung kacang
  • Mengenali gejala alergi kacang dan segera mengambil tindakan jika mengalaminya
  • Mengonsumsi obat antihistamin untuk mengatasi alergi ringan, seperti gatal dan bengkak
  • Memberikan pengetahuan pada anggota keluarga serta teman agar pertolongan pertama bisa diberikan saat ada yang mengalami alergi

2. Imunoterapi

Imunoterapi oral atau desensitisasi adalah proses pemberian makanan yang mengandung kacang pada pasien yang alergi kacang atau berisiko mengalaminya.

Dosis pemberian akan ditingkatkan perlahan-lahan seiring waktu. Dengan ini, toleransi tubuh pasien terhadap alergen berupa kacang bisa meningkat.

Penelitian terbaru menyatakan bahwa proses desensitisasi pada anak (4-6 tahun) dengan risiko tinggi terhadap alergi kacang, akan sangat efektif sebagai langkah pencegahan.

3. Suntikan epinefrin

Penderita alergi berat alias anafilaksis bisa membawa suntikan epinefrin (epinephrine auto-injector) untuk berjaga-jaga. Jika dokter merekomendasikan suntikan ini, pasien harus:

  • Membawanya setiap saat
  • Meminta dokter untuk meresepkan autoinjectorcadangan
  • Selalu mengganti alat dengan yang baru sebelum masa berlaku habis (kedaluwarsa)
  • Mempelajari cara menggunakannya, termasuk keluarga dan orang terdekat
  • Mengetahui dan mengenali saat yang tepat untuk memakainya
  • Tetap menggunakannya meski meragukan apakah gejala yang muncul berhubungan dengan kondisi darurat alergi atau tidak

 

Komplikasi alergi kacang

Bila terus dibiarkan, alergi kacang bisa menyebabkan komplikasi berupa:

  • Sakit perut
  • Gatal-gatal
  • Pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan
  • Sesak napas
  • Mengi
  • Kematian

Meski jarang, alergi kacang bisa berujung fatal. Jenis alergi ini merupakan alergi paling umum dalam memicu reaksi anafilaksis daripada alergi makanan lain.

Dalam kasus yang sangat parah, gejala alergi kacang juga bisa berupa kejang pada arteri jantung, yang dapat menimbulkan serangan jantung.

 

Cara mencegah alergi kacang

Cara mencegah alergi kacang dapat dilakukan dengan:

  • Menghindari konsumsi kacang maupun makanan yang mengandung kacang

Ini merupakan cara utama untuk mencegah alergi kacang. Penderita harus membaca komposisi makanan dengan saksama sebelum membeli dan mengonsumsinya.

Ketika hendak makan di restoran pun, Anda sebaiknya menanyakan bahan-bahan yang digunakan dalam hidangan. Dengan ini, Anda bisa memastikan bahwa makanan tersebut benar-benar tidak mengandung kacang.

  • Jangan memberikan kacang pada bayi

Orang tua sebaiknya tidak terburu-buru mengenalkan kacang pada anaknya. Jika memungkinkan, jangan memberikan kacang atau produk mengandung kacang hingga bayi berusia enam bulan.

Bila orang tua atau ada anggota keluarga kandung memiliki riwayat alergi, pengenalan makanan yang berpotensi memicu alergi sebaiknya melibatkan diskusi dengan dokter.

  • Mengonsumsi kacang saat hamil

Pencegahan alergi kacang juga bisa dilakukan oleh sang ibu sejak Si Kecil dalam kandungan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa saat sedang hamil, calon ibu tidak perlu menghindari konsumsi kacang. Apa alasannya?

Pasalnya, tidak ada riset yang bisa membuktikan secara jelas mengenai kaitan pola makan ibu hamil dengan potensi alergi kacang pada anak.

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala alergi kacang. Namun Anda perlu perawatan darurat bila mengalami reaksi alergi yang parah atau anafilaksis.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buatlah daftar gejala yang muncul.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang dialami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang dikonsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberi dukungan moral maupun membantu mengingat informasi yang disampaikan dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang muncul?
  • Kapan gejala mulai terasa?
  • Setelah mengonsumsi kacang, butuh berapa lama sampai reaksi alergi muncul?
  • Seberapa banyak kacang yang Anda makan?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait alergi kacang?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis alergi kacang agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

alergipenyakit autoimunalergi kacang

Bagikan

Dokter Terkait

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved