1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Aktinomikosis sering dikira sebagai infeksi jamur
Aktinomikosis adalah infeksi bakteri kronis yang umum terjadi pada wajah dan leher. Kondisi ini cukup langka, namun beberapa kasus infeksi aktinomikosis pernah dilaporkan di Indonesia.
Karena infeksinya menyebar secara lambat, penyakit ini awalnya sering dikira sebagai infeksi jamur, padahal penyebabnya adalah bakteri.
Aktinomikosis merupakan infeksi jangka panjang yang melibatkan penyebaran bakteri dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya lewat jaringan tubuh. Semakin lama, kondisi ini dapat menimbulkan abses, nyeri, dan peradangan. Penyakit infeksi ini umumnya ditemukan di negara tropis.
Kondisi ini dapat mempengaruhi kulit atau area tubuh yang lebih dalam, kadang hingga ke darah. Bakteri penyebab kondisi ini ditemukan pada tubuh manusia, menetap di satu tempat dan tidak menimbulkan penyakit pada jaringan sehat.
Bila terdapat kerusakan di sekitar area tempat bakteri berada karena cedera atau trauma, bakteri dapat berpindah ke area tubuh lainnya.
Ketika kondisi ini memburuk, jaringan tubuh yang lebih dalam dapat meradang dan bernanah. Hal ini akan memicu abses, kematian jaringan, terbentuknya celah pada jaringan, dan massa yang terdiri atas jaringan fibrosa pada tubuh. Aktinomikosis tidak bersifat menular karena bakteri tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia.
Terdapat beberapa bentuk aktinomikosis. Gejalanya bisa menyerupai infeksi, bahkan indikasi tumor atau neoplasma. Lokasi tubuh yang paling sering mengalami aktinomikosis meliputi rongga mulut, hidung dan tenggorokan, paru, lambung, serta usus. Meski begitu, penyakit ini mungkin juga terjadi di area tubuh lain.
Gejala aktinomikosis berbeda-beda, tegantung dari tipe aktinomikosis yang terjadi. Namun gejala pada umumnya meliputi:
Bila terjadi di rongga mulut, aktinomikosis dapat menyebabkan lumpy jaw atau benjolan pada rahang. Benjolan ini terasa keras, namun tidak nyeri.Meski demikian, lumpy jaw dapat berlanjut menjadi abses kulit yang nyeri bila terus dibiarkan.
Aktinomikosis pada rongga mulut juga dapat menyebabkan spasme atau kejang pada otot rahang yang disebut “locked jaw”. Jika ini terjadi, rongga mulut tidak dapat membuka dengan cara normal.
Penyebab aktinomikosis adalah bakteri Actinomycetaceae. Berikut jenis-jenisnya:
Bakteri ini biasanya tinggal di dalam rongga tubuh seperti hidung dan tenggorokan namun tidak menimbulkan infeksi, kecuali ketika bakteri tersebut keluar dari dinding pelindung rongga tubuh tersebut ke area tubuh lainnya.
Terdapat faktor risiko aktinomikosis yang bisa menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami kondisi ini. Beberapa di antaranya meliputi:
Untuk menegakkan diagnosis aktinomikosis, dokter mengajukan beberapa pertanyaan seputar keluhan yang Anda rasakan. Setelahnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Beberapa pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan oleh dokter meliputi:
Dokter akan mengambil sampel dari dahak, nanah, atau jaringan. Sampel ini kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop, guna memastikan bakteri penyebab gejala yang Anda alami.
Bila hasil pemeriksaan di bawah mikroskop menunjukkan ciri bakteri Actinomyces, diagnosis aktinomikosis dapat dikonfirmasi oleh dokter.
Dokter juga mungkin menganjurkan pemeriksaan kultur bakteri (menumbuhkan bakteri di sebuah media) dari sampel jaringan atau cairan.
Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan pencitraan berupa CT scan pada area yang mengalami infeksi.
Advertisement
Cara mengobati aktinomikosis berbeda-beda tergantung kondisi pasien. Penanganan yang utama meliputi antibiotik, dan pengobatan lainnya dapat berupa drainase abses, pengangkatan alat kontrasepsi, dan operasi.
Pengobatan aktinomikosis yang utama adalah dengan antibiotik. Anda terkadang membutuhkan antibiotik golongan penisilin dengan dosis tinggi untuk mengobati infeksi ini.
Bila Anda memiliki alergi terhadap penisilin, dokter bisa menyarankan jenis antibiotik lain yang meliputi tetrasiklin, klindamisin, serta eritromisin. Pengobatan dengan antibiotik biasanya butuh dijalani hingga satu tahun.
Jika Anda mengalami abses, perlu dilakukan tindakan drainase untuk mengeluarkan nanah dari dalam abses, atau pengangkatan abses.
Pada pasien dengan aktinomikosis akibat penggunaan KB spiral, alat kontrasepsi ini harus diangkat untuk mencegah infeksi selanjutnya.
Apabila infeksi bakteri Actinomycites terjadi pada sinus hidung, tindakan operasi mungkin diperlukan. Langkah ini bertujuan mencegah infeksi bakteri menyebar hingga ke selaput otak.
Meskipun jarang, komplikasi aktinomikosis berupa meningitis dapat terjadi. Meningitis adalah infeksi dan peradangan pada meninges, yaitu selaput yang melindungi otak dan saraf tulang belakang.
Pencegahan aktinomikosis dapat Anda lakukan dengan langkah-langkah di bawah ini:
Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gejala aktinomikosis.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis aktinomikosis. Dengan ini, diagnosis bisa ditegakkan dan penanganan yang tepat dapat diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved