1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Akrosianosis menyebabkan tubuh penderita membiru
Akrosianosis adalah kondisi tangan dan kaki yang membiru. Hal ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di kulit menyempit.
Warna biru yang muncul pada kaki dan tangan berasal dari penurunan aliran darah dan oksigen. Penurunan ini terjadi karena pembuluh darah yang menuju organ gerak mengalami penyempitan.
Akrosianosis biasanya dialami oleh bayi yang baru lahir. Meski demikian, bukan tidak mungkin remaja atau orang dewasa mengalaminya. Meski penyakit ini sudah diketahui sejak lama, namun belum sepenuhnya bisa dipahami dengan baik.
Akrosianosis paling sering terjadi pada bagian tangan dan kaki. Namun kondisi ini juga bisa terjadi pada hidung, telinga, bibir, puting susu, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.
Pada jenis primer, gejala yang muncul akan simetris alias memengaruhi kedua sisi tubuh. Misal, jika gejala muncul di tangan maka kondisi tersebut akan ditemukan pada kedua tangan.
Sebaliknya, jenis akrosianosis sekunder berarti hanya memengaruhi satu sisi saja. Sayangnya, jenis ini seringkali menimbulkan rasa nyeri dan bisa membuat penderitanya kehilangan jaringan.
Untuk kedua jenis kondisi ini, gejala yang umum terasa meliputi:
Gejala gangguan ini umumnya akan membaik ketika suhu menghangat. Sebaliknya, suhu dingin akan memperburuk gejala yang dirasakan pasien.
Penyebab akrosianosis berbeda-beda dan tergantung pada jenisnya di bawah ini:
Penyebab jenis ini diduga karena terjadinya penyempitan pembuluh darah kecil yang kaya oksigen ke organ gerak. Penyempitan sendiri bisa terjadi karena beberapa kondisi di bawah ini:
Pada bayi baru lahir, kondisi ini disebakan oleh perubahan sirkulasi darah dari rahim. Biasanya bayi mendapatkan oksigen ke otak dan organ lain. Saat lahir, sirkulasi juga menuju tangan dan kaki.
Penyebab jenis akrosianosis sekunder bervariasi mulai dari kelainan pembuluh darah, infeksi, kelainan darah, tumor, penyakit genetik, hingga konsumsi obat tertentu.
Secara umum, beberapa kondisi di bawah ini bisa menjadi penyebab munculnya akrosianosis sekunder.
Ditandai dengan memucatnya anggota gerak seperti kaki dan tangan. Setelah pucat, warna kulit kemudian membiru lalu menjadi merah.
Penderita anoreksia terjadi penurunan berat badan yang bisa mengganggu sistem pemanasan tubuh. Sekitar 21 hingga 40 persen penderita anoreksia mengalami akrosianosis.
Mengonsumsi obat alkaloid Ergot yang biasa dikonsumsi untuk mengobati migrain dan sakit kepala bisa juga menjadi penyebab kondisi ini.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk chikungunya bisa juga menjadi penyebab terjadinya akrosianosis.
Penderita kanker juga rentan mengalami kondisi ini. Sekitar 24 persen pasien kanker menderita gangguan ini.
Faktor-faktor di bawah ini dikatakan dapat meningkatkan risiko akrosianosis:
Diagnosis akrosianosis akan dilakukan berdasar jenisnya.
Diagnosis jenis ini akan dilakukan berdasarkan warna biru pada tangan dan kaki. Terkadang, kebiruan juga mencapai hidung dan telinga. Selain itu, diagnosis juga didasarkan pada suhu dan keringat pada tangan dan kaki.
Menentukan jenis ini bisa juga berdasarkan apakah muncul nyeri atau tidak. Jika tidak ada nyeri, maka warna biru tidak ada kaitannya dengan penyakit gangguan sirkulasi.
Sirkulasi darah pada pembuluh darah kecil bisa diukur menggunakan teknik noninvansif. Tenik ini biasa disebut kapileroskopi dimana pemeriksaan dilakukan pada pembuluh kapiler pada bantalan kuku.
Jika jenis sekunder dicurigai kehadirannya, tes lain mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab kondisi ini. Tes tertentu mungkin dilakukan guna mengetahui apakah ada kondisi lain yang mungkin mendasari munculnya warna biru pada kulit.
Advertisement
Belum ada langkah spesifik sebagai cara mengobati akrosianosis. Namun gejalanya dapat dikendalikan.
Untuk akrosianosis primer, pasien cukup menghangatkan tubuhnya atau pindah ke ruangan dengan suhu yang lebih hangat.
Sedangkan penderita akrosianosis sekunder biasanya membutuhkan pengobatan tertentu. Penanganan ini akan dilakukan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Misalnya, obat penghambat alfa atau obat lain yang dapat membuat otot rileks dan membantu pembuluh darah kecil agar tetap terbuka.
Komplikasi akrosianosis umumnya tidak serius, terutama jika kondisinya ringan. Namun bila suhu tubuh tidak kembali normal atau butuh waktu lama untuk normal lagi, komplikasinya bisa serius.
Komplikasi kondisi ini juga bisa tergantung pada penyebab yang mendasarinya, yakni akrosianosis sekunder.
Sebagai cara mencegah akrosianosis, Anda bisa memastikan agar suhu tubuh tetap terjaga dan tidak kedinginan. Anda juga dapat menghindari kondisi-kondisi lain yang dapat menyebabkan akrosianosis.
Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gejala akrosianosis.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin menganjurkan pemeriksaan penunjang, guna memastikan diagnosis akrosianosis. Dengan ini, jenis akrosianosis bisa diketahui dan pengobatan yang tepat dapat diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved