Adrenoleukodystrophy (ALD) adalah kelainan genetik yang merusak selubung mielin di sel saraf di otak dan tulang belakang. Selubung mielin sendiri merupakan lapisan yang melindungi saraf dan mempercepat penghantaran sinyal ke otak. .
Rusaknya mielin menyebabkan pengantaran sinyal ke otak terganggu. Akibatnya, sinyal saraf otak yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik ke seluruh tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan fungsi tubuh atau kelumpuhan.
Adrenoleukodystrophy merupakan salah satu dari sekelompok kelainan genetik bernama leukodystrophies yang mempengaruhi sistem saraf dan kelenjar adrenal. Kondisi ini termasuk penyakit genetik langka yang hanya terjadi pada 1 dari 17.000 angka kelahiran.
Jenis ALD yang paling umum adalah X-linked ALD yang disebabkan oleh cacat genetik pada kromosom X.
1. ALD yang dimulai pada masa kanak-kanak
Bentuk X-linked ALD ini biasanya terjadi antara usia 4 dan 10 tahun. ALD yang terjadi pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan kematian dalam waktu lima hingga 10 tahun.
2. Penyakit Addison
Penyakit Addison adalah salah satu bentuk X-linked ALD yang terjadi ketika kelenjar penghasil hormon (kelenjar adrenal) gagal memproduksi hormon steroid dalam jumlah yang cukup (insufisiensi adrenal).
3. Adrenomieloneuropati
Adrenomieloneuropati adalah bentuk X-linked ALD yang terjadi pada orang dewasa. Umumnya gejala muncul saat pasien berumur 20-30an dengan gejala yang cukup ringan dan perkembangan yang lambat.
Kebanyakan bentuk ALD tersebut adalah penyakit progresif. Artinya, gejala ALD dapat memburuk seiring waktu.
Hingga saat ini ALD belum dapat disembuhkan. Namun, pengobatan dengan transplantasi stem cell terbukti dapat menghentikan perkembangan ALD.
Terdapat pula perawatan ALD yang bertujuan untuk memperlambat perkembangan dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Gejala ALD serebral masa kanak-kanak, antara lain:
Tanda-tanda insufisiensi adrenal atau penyakit Addison meliputi:
Tanda dan gejala adrenomyelopathy meliputi:
Baca juga: 11 Bagian Otak Manusia dan Masing-Masing Fungsinya
Adrenoleukodystrophy disebabkan oleh mutasi genetik pada gen ABCD1 yang bertanggung jawab untuk membuat protein adrenoleukodystrophy (ALDP).
ALDP sendiri adalah protein yang bertugas mengangkut molekul lemak tertentu yang disebut asam lemak rantai sangat panjang (VLCFA) ke dalam peroksisom.
Peroksisom adalah kantung kecil di dalam sel yang berfungsi dalam berbagai proses biokimia dalam tubuh.
Adanya mutasi genetik yang dialami pasien adrenoleukodystrophy akan mencegah tubuh memecah VLCFA tersebut. Akibatnya, rantai asam lemak ini akan menumpuk di otak, sistem saraf, dan kelenjar adrenal.
Akumulasi VLCFA dapat merusak korteks adrenal dan mielin. Penelitian yang diterbitkan Orphanet Journal of Rare Diseases menunjukkan bahwa akumulasi VLCFA memicu respons inflamasi (peradangan) di otak, yang dapat menyebabkan kerusakan mielin.
Di korteks adrenal, akumulasi abnormal dari VLCFA ini dikaitkan dengan kematian sel penghasil hormon. Mekanisme pastinya belum diketahui tapi diduga bahwa akumulasi lemak tersebut memicu respons sistem kekebalan tubuh yang tidak normal sehingga menyebabkan kematian sel.
Adrenoleukodystrophy merupakan penyakit keturunan yang diwariskan dalam salinan kromosom X. Hal ini berarti, ALD dapat diturunkan jika terdapat satu atau dua salinan kromosom X yang bermutasi, baik pada laki-laki maupun perempuan.
Normalnya, pria memiliki pasangan kromosom X dan Y (XY), sementara wanita memiliki dua kromosom X (XX). Seorang anak laki-laki dapat mengalami ALD jika diwariskan satu salinan gen ABCD1 yang bermutasi dari orangtua mereka.
Anak laki-laki yang memiliki gen ABCD1 bermutasi ini nantinya akan mewariskan gen tersebut ke semua anak perempuan mereka, tetapi tidak ke anak laki-laki.
Sama halnya dengan pola pewarisan pada anak laki-laki, anak perempuan juga dapat terkena ALD jika diwarisi satu salinan kromosom x yang bermutasi. Meski begitu, gejala-gejala ALD pada wanita biasanya cenderung ringan dan perkembangannya cukup lambat. Kebanyakan ALD pada wanita bahkan muncul di usia yang lebih tua.
Hal ini karena perempuan memiliki dua kromosom X. Jadi, jika salah satunya merupakan kromosom yang bermutasi, masih ada satu kromosom X lain yang normal untuk membantu mengimbangi efek dari mutasi tersebut. Sementara laki-laki hanya memiliki satu kromosom X.
Wanita dengan ALD memiliki peluang 50 persen untuk mewariskan gen yang bermutasi ke masing-masing anak mereka, baik anak laki-laki maupun perempuan.
Baca juga: Waspadai Berbagai Penyakit yang Dapat Diturunkan pada Keturunan
Untuk mendiagnosis ALD, dokter akan meninjau gejala dan riwayat medis pasien serta keluarga. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes penunjang, seperti:
1. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk memeriksa kadar asam lemak rantai sangat panjang (VLCFA) dalam darah pasien. Kadar VLCFA yang tinggi dalam darah merupakan indikator utama dari adrenoleukodystrophy.
Selain itu, dokter juga dapat menggunakan sampel darah untuk pengujian genetik guna mengidentifikasi cacat atau mutasi yang menyebabkan ALD. Dokter juga dapat mengevaluasi seberapa baik kelenjar adrenal pasien bekerja melalui sampel darah.
2. MRI
Magnet dan gelombang radio pada MRI dapat menampilkan gambaran bagian dalam otak yang lebih detail. Hal ini memungkinkan dokter untuk mendeteksi kelainan di otak yang dapat mengindikasikan adrenoleukodystrophy, termasuk kerusakan pada jaringan saraf (white matter) otak.
Dokter mungkin juga akan menggunakan beberapa jenis MRI untuk melihat gambar paling detail dari otak untuk mendeteksi tanda-tanda awal leukodistrofi.
3. Pemeriksaan penglihatan
Skrining penglihatan diperlukan dokter untuk mengukur respons visual pasien agar dapat memantau perkembangan penyakit, terutama pada pasien pria yang tidak menunjukkan gejala ALD lainnya.
4. Biopsi kulit dan kultur sel fibroblas
Pada pemeriksaan ini, bagian kecil dari kulit akan diangkat untuk dijadikan sampel yang akan diperiksa di laboratorium. Melalui sampel tersebut, peningkatan kadar VLCFA dapat dideteksi.
Baca jawaban dokter: Apakah setiap orangtua wajib melakukan skrining genetik?
Advertisement
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat mengobati ALD. Namun, terdapat beberapa pilihan pengobatan untuk meredakan gejala, memperlambat, atau menghentikan perkembangannya.
Pilihan pengobatan adrenoleukodystrophy, antara lain:
1. Transplantasi sel induk
Transplantasi sel induk atau stem cell saat ini bisa menjadi pilihan terapi untuk memperlambat atau menghentikan perkembangan adrenoleukodystrophy pada anak-anak jika terdiagnosis dan diobati lebih awal.
Sel induk atau sel punca yang digunakan dalam proses transplantasi dapat diambil dari sumsum tulang melalui aspirasi sumsum tulang.
Meski menjanjikan hasil yang baik, prosedur ini memiliki sejumlah risiko yang serius, bahkan hingga kematian. Oleh karena itu, transplantasi stem cell tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien ALD stadium akut, pasien bayi (neonatal), atau ALD yang baru terdeteksi saat dewasa.
2. Pengobatan insufisiensi adrenal
Banyak orang yang menderita ALD mengalami insufisiensi adrenal dan perlu menjalani tes kelenjar adrenal secara teratur. Insufisiensi adrenal dapat diobati secara efektif dengan steroid melalui terapi penggantian kortikosteroid.
3. Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat untuk membantu meringankan gejala ALD, termasuk kekakuan dan kejang.
4. Fisioterapi
Fisioterapi atau terapi fisik dapat membantu meredakan kejang otot dan mengurangi kekakuan otot. Dokter juga mungkin akan merekomendasikan kursi roda dan alat bantu gerak lainnya jika diperlukan.
5. Pengobatan rumahan
Dokter akan menyarankan pasien untuk beralih ke pola diet rendah lemak dan menghindari makanan-makanan yang mengandung kadar VLCFA tinggi seperti kacang tanah. Asupan produk susu tinggi lemak, pisang, roti gandum dan produk lain yang mengandung VLCFA dalam jumlah sedang juga harus dikurangi.
Sebuah riset yang diterbitkan The Archives of Neurology mengungkapkan penggunaan minyak Lorenzo (campuran asam oleat dan asam erusat) dapat menjadi pengobatan alternatif dapat membantu menurunkan kadar VLCFA yang meningkat. Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
ALD adalah penyakit keturunan. Jadi, tidak ada cara untuk mencegahnya. Jika Anda seorang wanita dengan riwayat keluarga ALD, dokter akan merekomendasikan konseling genetik sebelum Anda memiliki anak.
Program hamil lewat bayi tabung juga memungkinkan Anda mencegah penurunan mutasi genetik pada anak. Pengambilan sampel amniosentesis atau chorionic villus dapat dilakukan selama kehamilan untuk menentukan apakah janin Anda terpengaruh.
Segera hubungi dokter jika anak Anda mengalami gejala adrenoleukodystrophy atau jika gejala ALD pasien semakin parah.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis adrenoleukodystrophy agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved