Vitamin D

27 Apr 2021| Olivia
Ditinjau oleh dr. Virly
Vitamin D digunakan untuk membantu menjaga struktur dan kesehatan tulang

Vitamin D digunakan untuk membantu menjaga struktur dan kesehatan tulang

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Calcidol, Calcium AD, Calc-os, Caldece, Calporosis D 500, Calporosis D 800, Caltrax, Dumocalcin Plus, D-Vit, Osvion Plus

Deskripsi obat

Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan memiliki berbagai manfaat penting untuk menunjang kesehatan tubuh. Vitamin ini digunakan untuk membantu membangun dan memelihara kesehatan tulang serta mengatur kalsium dan fosfor yang ditemukan dalam tubuh.

Vitamin D memiliki sifat antiinflamasi atau anti-peradangan dan antioksidan. Vitamin ini juga dapat melindungi saraf serta mendukung sistem kekebalan tubuh, fungsi otot, dan aktivitas sel otak.

Manfaat vitamin D lainnya adalah membantu mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tidak hanya itu, vitamin ini pun diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan jantung, otak, dan otot.

Vitamin D terbentuk secara alami ketika kulit terkena sinar matahari langsung. Bahkan, sebagian besar kebutuhan vitamin D terpenuhi lewat paparan sinar matahari. Selain sinar matahari, vitamin D juga bisa didapat dari beberapa jenis makanan, seperti jamur, kuning telur, dan ikan.

Vitamin D
GolonganKelas terapi: Vitamin
Kategori obatObat bebas
Bentuk sediaan obatTablet, tablet kunyah, serbuk infus
Dikonsumsi olehDewasa dan anak–anak
Kategori kehamilan dan menyusuiKategori A: Penelitian menunjukkan obat cukup aman dan tidak mengganggu perkembangan janin
Dosis obatDosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.

Oral

Suplemen nutrisi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) sesuai anjuran di Indonesia:

  • 0–11 bulan: 5 mcg/hari
  • 1–18 tahun: 600 IU (15 mcg)/hari
  • 19–64 tahun: 600 IU (15 mcg)/hari
  • >65 tahun: 800 IU (20 mcg)/hari
  • Ibu hamil dan menyusui: 600 IU (15 mcg)/hari

Rekomendasi American Academy of Pediatrics:

  • Anak yang mendapatkan ASI sebagian atau eksklusif: 400 IU/hari sampai dengan penyapihan ASI dan diberikan susu formula mengandung vitamin D ≥ 1.000 ml/hari
  • Anak yang tidak mendapatkan ASI: Anak yang tidak mendapatkan susu formula mengandung vitamin D <1.000 ml/hari harus mendapatkan suplemen vitamin D 400 IU/hari

Osteoporosis
Pencegahan dan perawatan:

  • Lebih dari 50 tahun: 800–1.000 IU atau 20–25 mcg/hari dikonsumsi bersama dengan suplemen kalsium

Hipoparatiroid

  • Dosis: 50.000–200.000 IU atau 0,625–5 mg/hari dikonsumsi bersama dengan suplemen kalsium

Rakitis

  • Anak-anak: 3.000–5.000 IU/hari, maksimal 1000 IU/hari
  • Dewasa: 12.000–500.000 IU (0,3–12,5 mg)/hari

Hipofosfatemia herediter

  • Anak-anak: 40.000–80.000 1-2 mg/hari dengan suplemen fosfat, dosis dapat dikurangi setelah tahap pertumbuhan selesai
  • Dewasa: 10.000–60.000 IU 0,25–1,5 mg/hari dengan suplemen fosfat

Aturan pakai obat

Dikonsumsi sesuai petunjuk penggunaan atau anjuran dokter.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun, jika terjadi efek samping yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari bantuan medis.

Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah penggunaan vitamin D adalah:

  • Mual dan muntah
    Hindari makanan yang sulit dicerna. Jangan berbaring setelah makan. Beristirahatlah dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki Anda.
    Jika Anda merasa mual saat bangun di pagi hari, makanlah daging tanpa lemak atau keju sebelum tidur. Anda juga bisa menyediakan biskuit di samping tempat tidur dan makanlah sedikit sesaat setelah bangun tidur. Minumlah setidaknya enam gelas air sehari.
  • Konstipasi (sembelit)
    Konsumsilah lebih banyak makanan berserat tinggi, seperti buah, sayuran segar, dan sereal, serta minumlah banyak air. Lakukan olahraga dengan berjalan-jalan atau berlari setiap hari. Jika ini tidak membantu, segera hubungi dokter atau apoteker.
  • Sakit kepala
  • Mulut kering
  • Rasa logam pada mulut
  • Penurunan berat badan
  • Mudah lelah
  • Tingginya kadar kalsium dalam darah
  • Gangguan irama jantung (aritmia)
  • Kerusakan ginjal

Perhatian Khusus

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan vitamin D pada:

  • Ibu hamil dan menyusui
  • Anak-anak
  • Penderita pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis)
  • Penderita infeksi jamur
  • Penderita kelenjar paratiroid yang terlalu aktif (hiperparatiroidisme)
  • Penderita kanker kelenjar getah bening (limfoma)
  • Penderita penyakit ginjal
  • Penderita penyakit yang menyebabkan pembengkakan (peradangan) pada organ tubuh, biasanya paru-paru atau kelenjar getah bening (sarcoidosis)
  • Penderita tuberkulosis

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 15-30°C.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Hindari penggunaan vitamin D pada pasien dengan kondisi medis, seperti:

  • Kadar kalsium tinggi dalam darah (hiperkalsemia)
  • Kelebihan vitamin D
  • Alergi terhadap vitamin D

Kategori kehamilan & menyusui

Kategori A: Hasil penelitian menunjukkan obat cukup aman dan tidak mengganggu perkembangan janin di trimester pertama maupun trimester selanjutnya.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hubungi dokter jika Anda memiliki efek samping yang mengganggu dan tidak mereda.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat bersamaan. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi vitamin D dengan obat lain bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Aluminium
    Vitamin D dapat meningkatkan kadar aluminium dalam darah, sehingga dapat menyebabkan mual.
  • Antikonvulsan
    Obat golongan antikonvulsan, seperti fenobarbital dan fenitoin dapat meningkatkan pemecahan vitamin D dan mengurangi penyerapan kalsium.
  • Atorvastatin
    Mengonsumsi vitamin D dapat mengganggu penyerapan atorvastatin dalam tubuh.
  • Kalsipotriol
    Jangan mengonsumsi vitamin D dengan obat psoriasis ini. Kombinasi tersebut dapat meningkatkan risiko terlalu banyak kalsium dalam darah (hiperkalsemia).
  • Cholestyramine
    Mengonsumsi vitamin D dengan obat penurun kolesterol ini dapat mengurangi penyerapan vitamin D.
  • Digoksin
    Hindari mengonsumsi vitamin D dosis tinggi dengan obat jantung ini. Vitamin D dosis tinggi dapat menyebabkan hiperkalsemia yang meningkatkan risiko masalah jantung fatal akibat digoksin.
  • Diltiazem
    Hindari mengonsumsi vitamin D dosis tinggi dengan obat tekanan darah ini. Vitamin D dosis tinggi dapat menyebabkan hiperkalsemia, yang dapat mengurangi keefektifan obat.
  • Orlistat
    Mengonsumsi obat penurun berat badan ini dapat mengurangi penyerapan vitamin D.
  • Diuretik tiazid
    Mengonsumsi obat tekanan darah ini dengan vitamin D meningkatkan risiko hiperkalsemia.
  • Steroid
    Mengonsumsi obat steroid, seperti prednison dapat mengurangi penyerapan kalsium dan mengganggu pemrosesan vitamin D di tubuh Anda.
  • Pencahar stimulan
    Penggunaan obat pencahar stimulan dosis tinggi dalam jangka panjang dapat mengurangi penyerapan vitamin D dan kalsium.
  • Verapamil
    Mengonsumsi vitamin D dosis tinggi dengan obat tekanan darah ini dapat menyebabkan hiperkalsemia dan mungkin juga mengurangi keefektifan verapamil.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Drugs. https://www.drugs.com/vitamin-d.html
Diakses pada 8 April 2021

NHS. https://www.nhs.uk/conditions/vitamins-and-minerals/vitamin-d/
Diakses pada 8 April 2021

MayoClinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-vitamin-d/art-20363792
Diakses pada 8 April 2021

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-929/vitamin-d#:~:text=Taking%20vitamin%20D%20in%20forms%20known%20as%20dihydrotachysterol%2C%20calcitriol%2C%20or,treating%20softening%20of%20the%20bones.
Diakses pada 8 April 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email