Valisanbe Tablet 2 mg

25 Nov 2020| Maria Yuniar
Valisanbe tablet adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan dan insomnia

Deskripsi obat

Valisanbe tablet adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan, kesulitan tidur (insomnia), dan kejang, serta menangani gejala putus alkohol akut. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Valisanbe tablet mengandung zat aktif diazepam. Diazepam juga digunakan untuk meredakan kejang otot dan memberikan efek mengantuk (sedasi). Obat ini bekerja dengan cara menenangkan otak dan saraf. Diazepam juga dapat digunakan untuk meredakan gangguan kecemasan, serta mengontrol gangguan kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kegelisahan dan marah (agitasi) akibat penghentian penggunaan alkohol.
Valisanbe Tablet 2 mg
HETRp 3.025/strip (10 tablet) per September 2019
Kandungan utamaDiazepam.
Kelas terapiAntikonvulsan dan ansiolitik.
Klasifikasi obatBenzodiazepin.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 tablet (2 mg)
ProdusenSanbe Farma

Informasi zat aktif

Diazepam atau obat golongan benzodiazepin bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas neurotransmiter reseptor gamma aminobutyric acid (GABA) di otak. Neurotransmiter merupakan senyawa yang ada di sel-sel saraf di otak dan sistem saraf. GABA adalah neurotransmitter yang bertindak sebagai penenang saraf alami. Senyawa ini membantu menjaga aktivitas saraf di otak agar tetap seimbang, juga terlibat dalam mengurangi kecemasan, mengendurkan otot, dan menyebabkan kantuk. Dengan meningkatkan aktivitas GABA di otak, diazepam dapat memberikan efek menenangkan.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, diazepam diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah dan cepat diserap di saluran pencernaan. Kadar obat yang masuk ke dalam peredaran darah (ketersediaan hayati) sekitar 90% ke atas.
  • Distribusi: Melintasi sawar darah otak dan plasenta, disalurkan ke jaringan lemak dan tersalur ke dalam ASI. Volume distribusi: 1,1 l/kg dan ikatan protein plasma: 98% .
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati menjadi N-desmethyldiazepam.
  • Ekskresi:  Sebagian besar metabolit diazepam dibuang dalam urine dan hanya sejumlah kecil yang dibuang melalui feses.

Indikasi (manfaat) obat

  • Meredakan cemas dan mengatasi kesulitan tidur (insomnia).
  • Mengatasi kejang demam, gangguan kecemasan, dan kepanikan jangka pendek.
  • Mengatasi kejang otot.
  • Pembiusan (anestesi) sebelum melakukan tindakan operasi untuk memberikan efek tenang selama pembedahan.
  • Terapi putus alkohol untuk mengurangi gejala, seperti gangguan gerakan gemetar yang tidak dapat dikendalikan (tremor), halusinasi, dan gangguan kejiwaan yang menyebabkan merasa gelisah dan marah tanpa sebab (agitasi).
  • Mengatasi ketergantungan benzodiazepine.

Diazepam termasuk dalam golongan obat yang disebut benzodiazepin. Benzodiazepine merupakan obat yang termasuk dalam golongan sedatif, yang digunakan untuk menenangkan pikiran dan melemaskan otot-otot. Diazepam meningkatkan aktivitas gamma aminobutyric acid (GABA), bahan kimia khusus yang dapat mengirim sinyal ke seluruh sistem saraf Anda. Jika tidak memiliki cukup GABA, tubuh Anda mungkin akan mengalami kecemasan, kejang otot, atau kejang. Saat menggunakan obat ini, Anda akan memiliki lebih banyak GABA di tubuh, sehingga akan membantu mengurangi kecemasan, kejang otot, dan kejang.

Komposisi obat

Diazepam 2 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa: 2-10 mg sebanyak 3 kali/hari. Bila perlu, dosis dapat ditingkatkan menjadi 3 kali lipat.

Anak-anak:

  •  6 tahun kebawah: 1-2 mg sebanyak 3 kali/hari.
  •  6-14 tahun: 2-4 mg sebanyak 3 kali/hari.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi bersama atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Mengantuk.
    Jika Anda merasa mengantuk, jangan mengemudi dan mengoperasikan mesin sampai Anda merasa lebih baik. Jangan minum alkohol karena akan memperparah kondisi Anda.
  • Gangguan mental.
  • Gangguan koordinasi.
  • Kelelahan.
  • Kelemahan otot.
  • Ketergantungan (adiksi).
  • Penglihatan kabur.
  • Gangguan pada kandung kemih untuk mengeluarkan urine (retensi urine).
  • Gangguan pernapasan.
  • Gangguan yang menyebabkan terjadinya kehilangan ingatan (amnesia).
  • Penurunan tekanan darah tinggi (hipotensi).

Perhatian Khusus

  • Pasien dengan kondisi gangguan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
  • Pasien dengan riwayat penyalahgunaan alkohol atau obat.
  • Pasien dengan gangguan pernapasan.
  • Pasien dengan gangguan ginjal dan hati ringan hingga sedang.
  • Tidak digunakan sebagai terapi tunggal untuk depresi dan gangguan kecemasan (ansietas).
  • Wanita hamil.
  • Ibu menyusui.
  • Pasien lanjut usia.
  • Pasien penderita epilepsi.
  • Pasien gangguan peradangan bagian kornea dan konjungtiva (keratokonjungtivitas vernalis).
  • Bayi baru lahir sampai usia 28 hari (neonatus).
  • Penggunaan obat ini dapat mengganggu kemampuan mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin.

Kategori kehamilan

Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di saat obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap diazepam atau obat golongan benzodiazepin lainnya.
  • Pasien dengan keadaan mental terganggu, seperti delusi atau halusinasi (psikosis berat),
  • Pasien yang mengalami peningkatan tekanan bola mata menjadi terlalu tinggi (glaukoma sudut sempit).
  • Bayi prematur atau baru lahir.
  • Pasien penderita gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat.
  • Pasien penderita asma akut.
  • Pasien yang mengalami kelemahan otot (myasthenia gravis).
  • Ibu hamil pada trimester pertama.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Obat untuk mengatasi gangguan mental seperti halusinasi (antipsikotik), obat untuk mengatasi gangguan kecemasan (ansiolitik), obat untuk mengatasi kejang (antikonvulsan), obat untuk mengatasi alergi (antihistamin), obat untuk mengatasi depresi (MAO inhibitor), obat untuk mati rasa (anestetik), dan obat penenang (barbiturat.
    Penggunaan obat di atas bersama diazepam dapat meningkatkan efektivitas obat-obatan tersebut, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping
  • Obat opioid.
    Penggunaan obat di atas bersama diazepam menyebabkan kantuk, depresi pernapasan, koma, dan kematian.
  • Zidovudin.
    Penggunaan zidovudin bersama diazepam meningkatkan risiko kantuk berkepanjangan.
  • Sodium oksibat.
    Penggunaan obat di atas bersama diazepam meningkatkan efek antidepresan obat sistem saraf pusat (SSP).
  • Lofeksidin, nabilon, simetidin, isoniazid, eritromisin, omeprazol, dan ketokonazol.
    Diazepam dapat meningkatkan efektivitas obat di atas, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Obat untuk mengatasi tuberkulosis seperti (rifampicin) serta obat untuk mengatasi kejang, seperti carbamazepin dan phenytoin.
    Diazepam dapat menurunkan efektivitas obat di atas.
  • Antasida.
    Penggunaan bersama diazepam dapat menghambat penyerapan dari antasida, sehingga efektivitasnya akan berkurang.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Jangan hentikan penggunaan obat ini secara tiba-tiba karena bisa mengalami peningkatan kejang atau gejala penghentian yang tidak menyenangkan. Tanyakan kepada dokter Anda bagaimana cara berhenti menggunakan obat ini dengan aman.

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Pernapasan melemah atau menjadi pendek.
  • Timbul rasa kantuk parah atau perasaan seperti akan pingsan.
  • Suasana hati tertekan, serta pikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
  • Kebingungan dan halusinasi.
  • Kecemasan, serangan panik, dan kesulitan tidur.
  • perilaku pengambilan risiko yang tidak biasa.
  • Timbul kejang baru atau kejang yang memburuk.

Sesuai kemasan per September 2019

MIMS. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/valisanbe/valisanbe?type=brief&lang=id
Diakses pada 13 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6306/diazepam-oral/details
Diakses pada 13 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6306/diazepam-oral/details#:~:text=Diazepam%20is%20used%20to%20treat,of%20drugs%20known%20as%20benzodiazepines.
Diakses pada 13 November 2020

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/diazepam-oral-tablet#about
Diakses pada 13 November 2020

Rxlist. https://www.rxlist.com/valium-drug.htm
Diakses pada 13 November 2020

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/diazepam/
Diakses pada 13 November 2020

GlowM. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/d028.html
Diakses pada 13 November 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682047.html
Diakses pada 13 November 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email