Valeptik adalah obat yang digunakan untuk terapi tunggal atau terapi tambahan pada kejang parsial dan kejang petit mal. Obat ini merupakan obat keras yang memerlukan resep dokter. Valeptik mengandung zat aktif sodium valproate setara dengan asam valproat.
Valeptik Sirup 120 ml | |
Golongan Obat | |
HET | Rp 106.600/botol (120 ml) per Oktober 2019 |
Produk Halal | Ya |
Kandungan utama | Asam valproat. |
Kelas terapi | Antikonvulsan dan antipsikotik. |
Kemasan | 1 botol @ 120 ml |
Produsen | Otto Pharmaceutical Industries |
Valproat adalah antikonvulsan asam karboksilat yang memiliki aktivitas antiepilepsi terkait dengan peningkatan kadar asam gamam-aminobutyric (GABA) otak. Asam valproat tersedia dalam berbagai bentuk termasuk garam natrium (valproat semisodium dan natrium valproat), turunan amida (valpromida), atau sebagai asam valproat.
Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, asam valporat diketahui memiliki status:
Terapi tunggal atau terapi tambahan pada kejang parsial (baik sederhana maupun komplek) dan kejang petit mal (kejang absence).
Tiap 5 ml: Sodium valproate setara dengan asam valproat 250 mg
Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter
Dosis awal: 15 mg/kgBB/hari
Dosis maksimum: 60 mg/kgBB/hari.
Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan. Kategori X (jika digunakan untuk mencegah migran): Penggunaan valeptik sirup tidak disarankan pada ibu hamil. Penelitian menunjukkan adanya dampak berupa kelainan pada janin, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, serta risiko efek sampingnya lebih besar pada wanita hamil daripada manfaatnya. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Khususnya bagi ibu hamil pada trimester pertama, harus lebih berhati-hati mengingat efek sampingnya dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan organ janin.
Jika mengalami gejala tersebut, segera informasikan kepada dokter Anda. Jangan menghentikan obat tanpa persetujuan dari dokter.
Sesuai kemasan per Oktober 2019.