Valdimex Tablet

27 Okt 2020
Valdemix tablet adalah obat untuk kecemasan (ansietas), insomnia, spasme otot, kejang demam.

Deskripsi obat

Valdimex tablet adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan (ansietas), kesulitan tidur (insomnia) yang disertai gangguan kecemasan (ansietas), kejang otot (spasme otot), kejang demam, terapi putus alkohol, dan anestesi sebelum melakukan tindakan operasi. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Valdimex tablet mengandung zat aktif diazepam.

Valdimex Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaDiazepam.
Kelas terapiAntikonvulsan dan ansiolitik.
Klasifikasi obatBenzodiazepin.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 tablet (2 mg; 5 mg).
ProdusenMersifarma

Informasi zat aktif

Diazepam atau obat golongan benzodiazepin bekerja dengan meningkatkan aktivitas neurotransmiter reseptor gamma aminobutyric acid (GABA) di otak. Neurotransmiter merupakan senyawa yang ada di sel-sel saraf di otak dan sistem saraf. GABA adalah neurotransmitter yang bertindak sebagai penenang saraf alami. Ini membantu menjaga aktivitas saraf di otak agar tetap seimbang, terlibat dalam mengurangi kecemasan, mengendurkan otot, dan menyebabkan kantuk. Dengan meningkatkan aktivitas GABA di otak, diazepam dapat memberikan efek menenangkan.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, diltiazem hidroklorida diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah dan cepat diabsorbsi di saluran pencernaan. Ketersediaan hayati: 90% ke atas.
  • Distribusi: Melintasi sawar darah otak dan plasenta, didistribusikan ke jaringan lemak dan terdistribusi ke dalam ASI. Volume distribusi: 1,1 L/kg dan ikatan protein plasma: 98% .
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati melalui enzim CYP3A4 menjadi N-demethylation dan enzim CYP2C19 menjadi N-desmethyldiazepam.
  • Ekskresi: Diekskresi melalui urin sebagian besar dalam bentuk konjugasi glukuronida. Waktu paruh eliminasi: 44-48 jam.

Indikasi (manfaat) obat

  • Gangguan kecemasan (ansietas).
  • Kesulitan tidur (insomnia).
  • Kejang otot (spasme otot).
  • Kejang demam.
  • Terapi putus alkohol.
  • Pembiusan (anestesi) sebelum melakukan tindakan operasi.

Diazepam bekerja dengan meningkatkan aktivitas neurotransmiter reseptor gamma aminobutyric acid (GABA) di otak agar tetap seimbang dan dapat memberikan efek menenangkan untuk mengurangi kecemasan, dan mengendurkan otot.

Komposisi obat

  • Valtidex tablet 2 mg: diazepam 2 mg.
  • Valtidex tablet 5 mg: diazepam 5 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Hipertensi: 50-100 mg/hari.
  • Angina pektoris: 50-100 mg dapat dikonsumsi dalam dosis tunggal atau dalam dosis terbagi.
  • Gangguan kecemasan:
    • Dewasa: 2-10 mg sebanyak 2-4 kali/hari tergantung dari kondisi medis pasien.
    • Anak-anak: 1-2,5 mg sebanyak 3-4 kali/hari, dosis dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.
  • Kesulitan tidur (insomnia) yang disertai gangguan kecemasan (ansietas):
    • Dewasa: 5-15 mg sebelum tidur.
    • Lansia: dosis dikurangi setengah dari dosis dewasa.
  • Kejang otot (spasme otot):
    • Dewasa: 2-15 mg/hari dalam dosis terbagi, dapat ditingkatkan hingga 60 mg/hari jika pasien memiliki gangguan kejang yang parah seperti lumpuh otak (selebral palsi).
    • Anak-anak: 2-40 mg/hari dalam dosis terbagi.
    • Lansia: dosis dikurangi setegah dari dosis dewasa.
  • Kejang demam:
    • Dewasa: 2-60 mg/hari dalam dosis terbagi.
    • Lansia: dosis dikurangi setengah dari dosis dewasa.
  • Terapi putus alkohol:
    • Dewasa: 5-20 mg setiap 2-4 jam atau 10 mg sebanyak 3-4 kali selama 24 jam pertama, dosis dikurangi menjadi 5 mg sebanyak 3-4 kali/hari sesuai kebutuhan.
    • Lansia: dosis dikurangi setengah dari dosis dewasa.
  • Anestesi sebelum tindakan operasi:
    • Dewasa: 5-20 mg.
    • Anak-anak: 2-10 mg.
    • Lansia: dosis dikurangi setengah dari dosis dewasa.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Mengantuk.
  • Kebingungan.
  • Kesulitan dalam mengontrol pergerakan tubuh.
  • Bergetarnya bagian tubuh yang tidak bisa dikendalikan (tremor).
  • Napas menjadi lemah dan pendek.
  • Kulit atau area mata berubah menjadi kuning.
  • Hilang ingatan (amnesia).
  • Melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada (halusinasi).
  • Tidak dapat membedakan kenyataan atau imajinasi (delusi).
  • Sering terjatuh.

Perhatian Khusus

  • Pasien dengan kondisi gangguan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
  • Pasien dengan riwayat penyalah gunaan alkohol atau obat.
  • Pasien dengan gangguan pernapasan.
  • Wanita hamil.
  • Ibu menyusui.
  • Bayi.
  • Lansia.
  • Pasien dengan gangguan ginjal dan hati ringan hingga sedang.
  • Tidak digunakan sebagai terapi tunggal untuk depresi dan gangguan kecemasan (ansietas).

Kategori kehamilan

Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.
  • Pasien dengan masalah ginjal.
  • Pasien dengan kondisi lemah otot (miastenia gravis).
  • Pasien dengan kondisi kesulitan bernapas saat tidur (sleep apnea).
  • Pasien yang depresi atau memiliki gangguan kepribadian.
  • Pasien dengan kondisi pengerasan pembuluh darah (arteriosklerosis).
  • Pasien dengan kadar protein albumin yang rendah dalam darah.
  • Wanita hamil atau berencana untuk hamil.
  • Ibu menyusui.
  • Lansia di atas 65 tahun.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Obat antipsikotik, ansiolitik, antikonvulsan, antihistamin, MAO inhibitor, anestetik, barbiturat.
    Penggunaan bersama diazepam meningkatkan efek dari obat-obat golongan antipsikotik, ansiolitik, antikonvulsan, antihistamin, MAO inhibitor, anestetik, barbiturat.
  • Lofeksidin, nabilon, (simetidin, isoniazid, eritromisin, omeprazol, ketokonazol).
    Penggunaan bersama diazepam meningkatkan efek lofeksidin, nabilon, (simetidin, isoniazid, eritromisin, omeprazol, ketokonazol).
  • Rifampisin, karbamazepin, fenitoin.
    Penggunaan bersama diazepam meningkatkan metabolisme dan clearance dengan induser CYP3A4.
  • Antasida.
    Penggunaan bersama diazepam menghambat absorpsi.
  • Obat opioid.
    Penggunaan bersama diazepam menyebabkan kantuk (sedasi), depresi pernapasan, koma, dan kematian.
  • Zidovudin.
    Penggunaan bersama diazepam meningkatkan risiko kantuk (sedasi) berkepanjangan).
  • Sodium oksibat.
    Penggunaan bersama diazepam meningkatkan efek antidepresan obat sistem saraf pusat (SSP).

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Jika Anda mengalami salah satu dari gejala ini, segera hubungi dokter Anda atau dapatkan perawatan medis darurat:

  • Kehilangan kendali atas gerakan tubuh.
  • Gemetar tak terkendali pada bagian tubuh tertentu.
  • Berbicara cadel.
  • Pernapasan dan detak jantung yang lambat.

Mersifarma. https://www.mersifarma.com/?p=1228
Diakses pada 27 Juli 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diazepam
Diakses pada 27 Juli 2020

Pionas. http://pionas.pom.go.id/monografi/diazepam
Diakses pada 27 Juli 2020

Nhs. https://www.nhs.uk/medicines/diazepam/
Diakses pada 27 Juli 2020

Drugbank. https://www.drugbank.ca/drugs/DB00829
Diakses pada 27 Juli 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email