Rabies Immunoglobin, Rabipur, Vaccine Rabies, Vaccine Hepatitis B Rekombinan, Vaksin Jerap Bio-Td, Vaksin Measles Dan Rubella Biofarma, Verorab
Vaksin rabies digunakan untuk mencegah penyakit rabies, sebelum atau setelah terpapar virus rabies.
Rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies pada manusia. Gejala rabies biasanya akan terjadi sekitar 4-12 minggu setelah digigit anjing, berupa demam, halusinasi, otot kaku, hingga menyebabkan kematian.
Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar dapat mencegah atau melawan virus rabies. Vaksin rabies sendiri terdapat dua jenis, yaitu vaksin antirabies (VAR) untuk merangsang antibodi dalam tubuh dan serum antirabies (SAR) untuk menetralisir racun (toksin) rabies.
Vaksin Rabies | |
---|---|
Golongan | Kelas terapi: Vaksin, antisera dan imunologi |
Kategori obat | Obat resep |
Bentuk sediaan obat | Injeksi |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol, tetapi ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin |
Dosis obat | Dosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat. |
Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.
Intramuskuler atau injeksi melalui otot
Pencegahan sebelum terpapar virus rabies
Pencegahan setelah terpapar virus rabies
Obat ini hanya digunakan saat dibutuhkan, sehingga tidak memiliki jadwal pemberian dosis.
Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun, jika terjadi efek samping yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari bantuan medis.
Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah penggunaan vaksin rabies adalah:
Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan vaksin rabies pada:
Simpan pada suhu di antara 2-8°C. Lindungi dari cahaya matahari langsung.
Hindari penggunaan vaksin rabies pada pasien dengan kondisi medis, seperti:
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan vaksin rabies pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:
Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat bersamaan. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.
Mengonsumsi vaksin rabies dengan obat lain bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:
Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/vaccine,%20rabies?mtype=generic
Diakses pada 8 April 2021
MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a607023.html
Diakses pada 8 April 2021
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/rabies/vaccination/
Diakses pada 8 April 2021
Vaccines. https://www.vaccines.gov/diseases/rabies
Diakses pada 8 April 2021