Triclofem Injeksi 1 ml

Troclofem injeksi digunakan sebagai metode kontrasepsi secara injeksi yang menjadi pilihan ketika kontrasepsi oral atau IUD tidak dapat digunakan.

Deskripsi obat

Troclofem injeksi digunakan sebagai metode kontrasepsi secara injeksi yang menjadi pilihan ketika kontrasepsi oral atau IUD tidak dapat digunakan. Injeksi ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Triclofem injeksi mengandung zat aktif medroksiprogesteron asetat.

Triclofem Injeksi 1 ml
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 8.150/vial per Juni 2020
Kemasan1 box isi 4 strip @ 5 vial (1 ml)
ProdusenTunggal idaman abadi

Indikasi (manfaat) obat

Metode kontrasepsi secara injeksi yang menjadi pilihan ketika kontrasepsi oral atau IUD tidak dapat digunakan.

Komposisi obat

Tiap 1 ml: medroksiprogesteron asetat 150 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

1 ml/3 bulan, disuntikkan dalam 5 hari pertama pada siklus haid.

Aturan pakai obat

Disuntikkan secara intramuskular. Penggunaan harus dibantu oleh tenaga medis.

Efek samping obat

  • Haid tidak teratur.
  • Perubahan berat badan.
  • Sakit kepala.
  • Gugup.
  • Nyeri atau rasa tidak enak pada perut.
  • Pusing.
  • Kelelahan (astenia).
  • Penurunan libido.
  • Nyeri punggung.
  • Peradagan pada vagina (vaginitis).
  • Nyeri pada payudara.
  • Kram pada tungkai.
  • Depresi.
  • Mual.
  • Gangguan kesulitan tidur (insomnia).
  • Keputihan.
  • Jerawat.
  • Kerontokan rambut (alopecia).
  • Pembengkakan.
  • Ruam.
  • Pembengkakan pada anggota tubuh yang terjadi karena penimbunan cairan di dalam jaringan (edema).
  • Sensasi panas dan kemerahan pada wajah.
  • Nyeri sendi (atralgia).
  • Anafilaksis.
  • Bekuan darah yang bergerak melalui pembuluh darah tubuh - peradangan pada pembuluh darah balik (vena), yang memicu terbentuknya gumpalan darah pada satu vena atau lebih (tromboembolik-tromboflebitis).
  • Pengeluaran cairan dari puting payudara yang tak terkait dengan produksi ASI (galaktore).
  • Bercak berwarna coklat hingga abu-coklat pada wajah (melasma).
  • Gangguan pencernaan.
  • Pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin (ikterus).
  • Infeksi saluran kemih.
  • Kista pada vagina.
  • Kanker serviks.
  • Penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru (emboli paru).
  • Reaksi alergi.
  • Anemia.
  • Pingsan (sinkop).
  • Sesak napas (dispnea).

Perhatian Khusus

  • Dapat menurunkan kepadatan mineral tulang.
  • Dapat meningkatkan risiko patah tulang osteoporosis dikemudian hari.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya.
  • Pasien yang diduga atau diketahui memiliki kanker payudara.
  • Pasien peradangan pada pembuluh darah balik (vena), yang memicu terbentuknya gumpalan darah pada satu vena atau lebih (tromboflebitis aktif) atau pasien dengan riwayat gangguan pemekuan darah yang bergerak melalui pembuluh darah tubuh (tromboemboli).
  • Pasien penderita penyakit pembuluh darah di otak, terutama arteri otak (serebrovaskular).
  • Pasien penderita gangguan fungsi hati.
  • Hasil pemeriksaan Pap smear memperlihatkan stadium III atau lebih.
  • Pengeluaran cairan dari puting payudara yang tak terkait dengan produksi ASI (galaktorea) atau sekresi puting susu lainnya.
  • Pasien yang diduga atau diketahui memiliki kanker.
  • Wanita yang sedang menjalani terapi terutama mengonsumsi obat penenang dosis tinggi, barbiturat, antidepresan, antikonvulsan, rifampisin, dan obat anti malaria.
  • Wanita yang diduga atau diketahui sedang hamil.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Aminoglutetimid.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/triclofem?type=brief&lang=id
Diakses pada 18 Juni 2020

Medscape. https://reference.medscape.com/drug/depo-provera-depo-subq-provera-104-medroxyprogesterone-342782#0
Diakses pada 18 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email

Penyakit Terkait