Topamax Tablet

19 Jun 2020| Aby Rachman
Topamax tablet digunakan untuk terapi pada kejang dan mengatasi migrain.

Deskripsi obat

Topamax tablet digunakan untuk terapi pada kejang dan mengatasi migrain. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Topamax tablet mengandung zat aktif topiramat.

Topamax Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 313.604/box (25 mg); Rp 480.128/box (50 mg); Rp
Kemasan1 box isi 6 strip @ 10 tablet (25 mg; 50 mg; 100 mg)
ProdusenJohnson & Johnson

Indikasi (manfaat) obat

  • Terapi tunggal (monoterapi) pada pasien yang baru didiagnosa epilepsi atau sebagai pengganti ke terapi tunggal pada pasien epilepsi.
  • Terapi tambahan untuk dewasa dan anak-anak 2 tahun ke atas dengaan onset kejang yang berdampak hanya pada satu area otak (kejang parsial) atau kejang yang tidak diketahui penyebabnya (epilepsi primer).
  • Terapi tambahan untuk dewasa dan anak dengan kejang yang berhubungan dengan salah satu tipe epilepsi yang penderitanya jauh lebih sering mengalami kejang (sindroma lennox gastaut).
  • Mencegah sakit kepala sebelah (migrain) pada dewasa.

Komposisi obat

  • Topamax tablet 25 mg: topiramat 25 mg.
  • Topamax tablet 50 mg: topiramat 50 mg.
  • Topamax tablet 100 mg: topiramat 100 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Terapi tunggal:
    • Dewasa:
      • Dosis awal: 25 mg/hari dikonsumsi pada malam hari selama 1 minggu, dosis dapat ditingkatkan pada interval 1-2 minggu sebesar 25-50 mg/hari diberikan dalam 2 dosis terbagi.
      • Dosis awal yang dianjurkan: 100 mg/hari.
      • Dosis maksimal harian yang dianjurkan: 500 mg.
    • Anak-anak 2 tahun ke atas:
      • Dosis awal: 0,5-1 mg/kg BB tiap malam selama 1 minggu, dapat ditingkatkan pada interval 1-2 minggu dengan penambahan 0,5-1 mg/kg BB/hari dikonsumsi dalam 2 dosis terbagi.
      • Dosis awal yang dianjurkan: 3-6 mg/kg BB/hari.
      • Anak yang baru didiagnosa mengalami onset kejang: 500 mg/hari.

  • Terapi kombinasi:
    • Dewasa:
      • Dosis awal: 25-50 mg setiap malam selama 1 minggu.
      • Dosis maksimal: 100 mg/hari dengan interval 1 atau 2 minggu, dikonsumsi dalam 2 dosis terbagi.
    • Anak-anak 2 tahun ke atas:
      • Dosis awal: 25 mg atau kurang, berdasarkan kisaran dosis 1-3 mg/kg BB/hari, dikonsumsi tiap malam selama 1 minggu pertama, dosis dapat ditingkatkan hingga 1-3 mg/kg BB/hari 2 dosis terbagi dengan interval 1-2 minggu.
      • Dosis lazim: 5-8 mg/kg BB/hari, dikonsumsi dalam 2 dosis terbagi.

  • Pasien penderita gangguan ginjal dengan klirens kreatinin 70 ml/menit/1,73 m2: setengah dari dosis lazim.
    • Anak-anak 2 tahun ke atas:
      • Dosis awal: atau kurang, berdasarkan kisaran dosis 1-3 mg/kg BB/hari setiap malam selama 1 minggu pertama, kemudian dosis berikutnya dapat ditingkatkaan dengan interval 1-2 minggu dengan peningkatan dosis 1-3 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis terbagi.
      • Dosis lazim: 5-8/kg BB/hari dalam 2 dosis terbagi.
  • Pencegahan sakit kepala sebelah (migrain):
    • Dewasa: 25 mg setiap malam selama 1 minggu, dosis dapat ditingkatkan hingga 25 mg/hari dengan interval 1 minggu.
    • Dosis total harian: 100 mg dalam 2 dosis terbagi.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Tablet ditelan secara utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan terlebih dahulu.

Efek samping obat

  • Kesemutan (parestesia).
  • Kehilangan kesadaran (somnolen).
  • Pusing.
  • Keringat berkurang (oligohidrosis).
  • Kondisi tingginya tingkat keasaman darah yang terjadi akibat ketidakseimbangan kimia asam dan basa (asidosis metabolik).
  • Kehilangan nafsu makan (anoreksia).
  • Kelelahan.
  • Gugup.
  • Kebingungan.
  • Gangguan bicara.
  • Mual.
  • Gangguan penglihatan.
  • Kondisi di mana penderitanya tidak dapat mengontrol dan melakukan kordinasi otot dengan baik (ataksia).

Perhatian Khusus

  • Pertahankan asupan cairan yang memadai untuk menghindari risiko batu ginjal.
  • Hindari mengonsumsi alkohol.
  • Pasien penderita gangguan ginjal.
  • Dapat menyebabkan batu ginjal (nefrolitiasis).
  • Pasien penderita gangguan hati.
  • Pasien penderita miopia akut atau peningkatan tekanan bola mata secara tiba-tiba (glaukoma sudut tertutup).

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Fenitoin.
  • Karbamazin.
  • Digoksin.
  • Kontrasepsi oral.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/biolectra?type=brief&lang=id
Diakses pada 18 Juni 2020

SehatQ. https://www.sehatq.com/artikel/pentingnya-manfaat-magnesium-bahkan-bisa-cegah-depresi
Diakses pada 18 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email