Surbex T Tablet

06 Nov 2020| Arif Putra
Surbex T tablet adalah suplemen untuk memenuhi kebutuhan vitamin B dan vitamin C.

Deskripsi obat

Surbex T tablet adalah suplemen untuk memenuhi kebutuhan vitamin B dan vitamin C. Suplemen ini merupakan produk konsumen yang dapat dibeli secara bebas. Surbex T mengandung zat aktif vitamin C, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B2, vitamin B6, dan vitamin B12.
Surbex T Tablet
Golongan ObatProduk konsumen. Produk yang dapat dibeli secara bebas.
Produk HalalYa
Kandungan utamaVitamin C, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, dan vitamin B12.
Kelas terapiVitamin C, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, dan vitamin B12.
Klasifikasi obatVitamin. Vitamin B kompleks. Vitamin C.
Kemasan1 box isi 5 strip @ 6 kaplet

Informasi zat aktif

Vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, dan vitamin B12. Kategori A: Hasil penelitian menunjukkan obat cukup aman dan tidak menggangu perkembangan janin di trimester pertama maupun trimester selanjutnya. Bila dikonsumsi dalam dosis berlebihan: Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan arkavit-c kaplet pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan. Vitamin C. Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan arkavit-C kaplet pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Indikasi (manfaat) obat

  • Mengatasi kekurangan vitamin B dan vitamin C pada keadaan setelah sakit dan untuk memelihara kesehatan.

Vitamin C (asam askorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air, bertindak sebagai kofaktor dan antioksidan yang dapat membantu melindungi sel Anda dari efek radikal bebas yang berperan dalam penyakit jantung, kanker, dan penyakit lainnya. Vitamin C berperan penting untuk perbaikan jaringan dan pembentukan kolagen dan bahan antar sel. Selain itu, vitamin C (asam askorbat) terlibat dalam perubahan asam folat menjadi asam folinat, sintesis lipid dan protein, metabolisme karbohidrat, penyerapan dan penyimpanan zat besi, dan respirasi sel.
Vitamin B3 yang larut dalam air. Nikotinamida digunakan secara efektif untuk mengobati pellagra yaitu penyakit akibat rendahnya kadar niasin atau vitamin B3 dalam tubuh.
Vitamin B5 merupakan faktor pertumbuhan dan penting untuk berbagai fungsi metabolisme, termasuk metabolisme karbohidrat, protein, dan asam lemak. Vitamin ini juga terlibat dalam sintesis kolesterol, lipid, neurotransmiter, hormon steroid, dan hemoglobin.
Vitamin B1 (tiamin hidroklorida) adalah vitamin yang dapat larut dalam air, vitamin ini membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi. Penyakit beri-beri disebabkan karena penumpukan asam piruvat dalam aliran darah, yang merupakan efek samping dari tubuh yang tidak dapat mengubah makanan menjadi energi.
Vitamin B2 (riboflavin) adalah vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan yang baik secara keseluruhan. Ini membantu tubuh memecah karbohidrat, protein dan lemak untuk menghasilkan energi, dan memungkinkan oksigen digunakan oleh tubuh.
Vitamin B6 (piridoksin hidroklorida) berperan dalam metabolisme asam amino, produksi sel darah merah, dan pembentukan neurotransmiter. Peradangan dapat menurunkan kadar vitamin B6 dalam darah, sehingga vitamin B6 dapat memperbaiki defisiensi dan mengurangi terjadinya peradangan.
Vitamin B12 sangat penting untuk fungsi neurologis, produksi DNA, dan perkembangan sel darah merah.

Komposisi obat

  • Vitamin C 500 mg.
  • Vitamin B3 (niasinamida) 100 mg.
  • Vitamin B5 (kalsium pantotenat) 20 mg.
  • Vitamin B1 (tiamina mononitrat) 15 mg.
  • Vitamin B2 (ribovlafin) 10 mg.
  • Vitamin B6 (piridoksina hidroklorida) 5 mg.
  • Vitamin B12 (sianokobolamin) 4 mcg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

1 tablet/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi sebaiknya bersama makanan.

Efek samping obat

  • Sakit perut.
    Cobalah untuk istirahat dan rileks serta makan dan minum dengan perlahan dan makan dalam porsi yang lebih sedikit dan lebih sering dapat membantu. Letakkan bantalan panas atau botol air panas tertutup di perut Anda juga dapat membantu. Jika sakit perut bertambah parah, segera konsultasikan apoteker atau dokter Anda.
  • Mual.
    Cobalah mengonsumsi makanan ringan dan jangan mengonsumsi makanan berat atau pedas. Cobalah konsumsi obat ini setelah makan. Konsultasikan pada dokter Anda jika gejala terus berlangsung lebih dari beberapa hari atau semakin memburuk.
  • Muntah.
    Minumlah banyak air yang cukup, untuk menggantikan cairan yang hilang dan mencegah terjadinya dehidrasi. Dehidrasi ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urin serta urine berwarna gelap dan berbau menyengat. Konsumsilah makanan yang sederhana, hindari makanan pedas.
  • Pusing.
    Jika Anda mulai merasa pusing, baringkan tubuh agar tidak pingsan, lalu duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau menggunakan alat atau mesin jika Anda mengalami efek samping seperti pusing.
  • Diare
    Minumlah sedikit air tetapi dalam waktu yang sering. Konsultasi dengan apoteker jika Anda memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti buang air kecil lebih jarang dari biasanya atau urin berwarna gelap dan berbau menyengat. Jangan konsumsi obat lain untuk mengobati diare tanpa konsultasi dengan apoteker atau dokter.
  • Penggunaan vitamin B2 dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan perubahan warna urin menjadi kuning cerah
  • Biduran (urtikaria).

Perhatian Khusus

  • Pasien penyakit ginjal atau riwayat batu ginjal.
  • Gangguan kelebihan kadar zat besi (hematokromatosis).
  • Jika Anda merokok sebab merokok dapat membuat asam askorbat menjadi kurang efektif.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat tersebut.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Aluminium karbonat dan aluminium hidroksida,
    Jika Anda menderita penyakit ginjal, Anda mungkin perlu membatasi penggunaan aluminium karbonat. Penggunaan kronis aluminium karbonat atau obat lain yang mengandung aluminium dapat menyebabkan toksisitas pada pasien dengan penyakit ginjal lanjut karena gangguan kemampuan untuk membersihkan aluminium dari tubuh.
  • Amfetamin dan benfetamin.
    Asam askorbat dapat mengurangi kadar obat di atas dalam darah yang dapat membuat obat kurang efektif dalam mengobati kondisi Anda.
  • Bortezomib.
    Suplemen yang mengandung asam askorbat, atau vitamin C, dapat mengurangi keefektifan bortezomib dalam mengobati kanker Anda.
  • Deferoksamin.
    Menggunakan asam askorbat bersama dengan deferoksamine dapat menyebabkan masalah jantung dan katarak. Asam askorbat tidak boleh dimulai sampai setelah bulan pertama pengobatan deferoksamin.
  • Metamfetamin.
    Asam askorbat dapat mengurangi kadar metamfetamin dalam darah, yang dapat membuat obat kurang efektif dalam mengobati kondisi Anda.
  • Levodopa.
    Penggunaan levodopa bersama vitamin B1 dan vitamin B6 dapat mengurangi efek terapi dari levodopa.
  • Obat antikolinergik.
    Penggunaan antikolinergik ini dengan riboflavin (vitamin B2) dapat meningkatkan kadar riboflavin yang diserap dalam tubuh.
  • Obat antidepresan trisiklik.
    Beberapa obat untuk depresi dapat menurunkan jumlah riboflavin dalam tubuh. Interaksi ini bukanlah masalah besar karena hanya terjadi dengan sejumlah besar obat untuk depresi.
  • Fenobarbital.
    Fenobarbital dapat meningkatkan seberapa cepat riboflavin dipecah dalam tubuh.
  • Probenesid.
    Probenesid dapat meningkatkan jumlah riboflavin di dalam tubuh, sehingga mungkin menyebabkan terlalu banyak riboflavin di dalam tubuh. 

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

Vitamin B1 atau tiamin adalah vitamin yang mampu mengolah karbohidrat menjadi energi, vitamin ini berperan penting dalam metabolisme glukosa, menjaga fungsi saraf otot, dan jantung. Vitamin B6 atau piridoksin adalah vitamin yang larut dalam air, vitamin ini berperan dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat serta berperan dalam pembentukan sel darah merah dan neurotransmitter.
Vitamin B1 (tiamin hidroklorida) dan vitamin B6 (piridoksin hidroklorida) merupakan vitamin neurotropik yang berfungsi untuk menjaga, memelihara, dan menormalkan fungsi saraf dengan memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf dan memberikan asupan yang dibutuhkan agar saraf mampu bekerja dengan baik.
Vitamin B5 yang larut dalam air, ditemukan di mana-mana pada tumbuhan dan jaringan hewan dengan sifat antioksidan. Pentothenate adalah komponen koenzim A (CoA) dan bagian dari vitamin B2 kompleks. Vitamin B5 merupakan faktor pertumbuhan dan penting untuk berbagai fungsi metabolisme, termasuk metabolisme karbohidrat, protein, dan asam lemak. Vitamin ini juga terlibat dalam sintesis kolesterol, lipid, neurotransmiter, hormon steroid, dan hemoglobin.
Vitamin B3 yang larut dalam air. Vitamin B3 digunakan secara efektif untuk mengobati pellagra yaitu penyakit akibat rendahnya kadar niasin atau vitamin B3 dalam tubuh.
vitamin B12 (sianokobalamin) merupakan vitamin neurotropik yang berfungsi untuk menjaga, memelihara, dan menormalkan fungsi saraf dengan memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf dan memberikan asupan yang dibutuhkan agar saraf mampu bekerja dengan baik.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B1 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan setelah pemberian oral.
  • Distribusi: Tersebar luas di sebagian besar jaringan tubuh dan memasuki ASI.
  • Ekskresi: Kelebihan tiamin diekskresikan dalam urin sebagai metabolit dan obat tidak berubah.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B2 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah diserap dari saluran cerna bagian atas.
  • Distribusi: Tersebar luas, termasuk eritrosit dan hati. Melintasi plasenta dan memasuki ASI.
  • Ekskresi: Sekitar 9% diekskresikan dalam urin sebagai obat tidak berubah.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B5 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah diserap dari saluran cerna setelah pemberian oral.
  • Distribusi: Tersebar luas di jaringan tubuh dan ASI.
  • Ekskresi: Sekitar 70% (diekskresikan tidak berubah dalam urin) dan 30% (feses).

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B6 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan setelah pemberian oral.
  • Distribusi: Melintasi plasenta dan memasuki ASI.
  • Metabolisme: Dikonversi menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat, yang disimpan dan dimetabolisme terutama di hati.
  • Ekskresi: asam 4-piridoksat dan metabolit aktif lainnya diekskresikan melalui urin.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B3 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan cepat dari saluran GI. Kadar kolesterol dan trigliserida menurun setelah beberapa hari.
  • Distribusi: Koenzim didistribusikan secara luas di jaringan tubuh, vitamin B3 muncul dalam ASI.
  • Metabolisme: Dimetabolisme oleh hati menjadi metabolit aktif.
  • Ekskresi: Diekskresikan dalam urin.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B12 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mengikat faktor intrinsik yang disekresikan oleh mukosa lambung, melalui saluran GI secara aktif atau dengan difusi pasif.
  • Distribusi: Di dalam darah, terikat pada transcobalamin II (protein pembawa B-globulin spesifik), didistribusikan dan disimpan di hati dan sumsum tulang. Melintasi plasenta dan sejumlah kecil masuk ke dalam ASI.
  • Ekskresi: melalui empedu dengan daur ulang enterohepatik, melalui urin (sebagai B12 tidak terikat dan dalam fraksi kecil).

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-957/riboflavin
Diakses pada 23 Oktober 2020

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-853/pantothenic-acid-vitamin-b5
Diakses pada 23 Oktober 2020

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-1534/niacinamide
Diakses pada 23 Oktober 2020

Glow. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/n018.html
Diakses pada 23 Oktober 2020

Drugs. https://www.drugs.com/niacin.html
Diakses pada 23 Oktober 2020

Drugs. https://www.drugs.com/mtm/thiamine.html
Diakses pada 23 Oktober 2020

Drugs. https://www.drugs.com/mtm/pyridoxine.html
Diakses pada 23 Oktober 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email