Sulfasalazine

09 Mar 2023| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Sulfasalazine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi peradangan pada dinding saluran pencernaan

Sulfasalazine adalah obat golongan aminosalisilat untuk mengobati rheumatoid arthritis

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

azafin, Sulfasalazine, Sulfitis

Deskripsi obat

Sulfasalazine adalah obat yang digunakan untuk mengobati peradangan pada dinding saluran pencernaan (ulcerative colitis). Pengobatan ini tidak serta-merta menyembuhkan kondisi tersebut, melainkan meringankan gejalanya seperti demam, sakit perut, diare, serta pendarahan pada rektal. 

Sulfasalazine bekerja dengan cara mengurangi iritasi dan pembengkakan pada usus besar. 

Sulfasalazine (Sulfasalazine)
Golongan

Aminosalisilat

Kategori obat

Obat Resep

Bentuk sediaan obat

Tablet dan kaplet

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori B: Penelitian pada sistem reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, tapi penelitian terkontrol pada wanita hamil belum dilakukan. Atau penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan efek samping obat (selain penurunan fertilitas), yang tidak muncul dalam penelitian terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya).

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Oral 

Penyakit Crohn

  • Dewasa: Dosis awal: 1.000-2.000 mg, 4 kali/hari sampai terjadi remisi. Dapat diberikan dengan kortikosteroid, jika perlu. Interval semalam antara dosis tidak boleh melebihi 8 jam. 
  • Anak usia di atas 2 tahun: 40-60 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi.

Radang sendi

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 500 mg/hari selama minggu pertama, 
    • Dosis lanjutan: tingkatkan sebesar 500 mg setiap minggu hingga menjadi 2.000-3.000 mg/hari dalam dosis terbagi sesuai dengan respons dan toleransi pasien. 
    • Dosis maksimal: 3.000 mg setiap hari dalam 2-4 dosis terbagi. 

Kolitis ulseratif

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 1.000-2.000 mg, 4 kali/hari sampai terjadi remisi. Dapat diberikan dengan kortikosteroid, jika perlu. 
    • Dosis alternatif dengan dosis awal 3.000-4.000 mg/hari dalam dosis terbagi rata, atau dapat dimulai dengan 1.000-2.000 mg/hari untuk mengurangi intoleransi gastrointestinal. Interval semalam antara dosis tidak boleh melebihi 8 jam. 
    • Dosis Pemeliharaan remisi: Kurangi dosis secara bertahap hingga 2.000 mg/hari dalam dosis terbagi. 
  • Anak usia 2 tahun
    • Dosis serangan akut: 40-60 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi. 
    • Dosis pemeliharaan remisi: 20-30 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi.

Juvenile Arthritis

  • Anak usia di atas 6 tahun: 30-50 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi rata. Dosis maksimal: 2.000 mg/hari. Untuk mengurangi intoleransi gastrointestinal, mulailah terapi dengan 1/4 sampai 1/3 dari dosis pemeliharaan yang direncanakan dan tingkatkan setiap minggu untuk mencapai dosis pemeliharaan dalam 1 bulan.

Rektal

Penyakit Crohn

  • Dewasa
    • Dosis awal: 1000 mg pada pagi dan malam hari setelah buang air besar. Setelah 3 minggu, dosis dapat dikurangi secara bertahap sesuai dengan tingkat keparahan penyakit, respons dan toleransi pasien.

 

Kolitis ulseratif

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 1.000 mg pada pagi dan malam hari setelah buang air besar. Setelah 3 minggu, dosis dapat dikurangi secara bertahap sesuai dengan tingkat keparahan penyakit, respons dan toleransi pasien. 
    • Untuk kasus rektum atau rekto-sigmoid umum yang parah, atau mereka yang merespons terapi oral dengan lambat: 500-1.000 mg di pagi dan malam hari dapat diberikan sebagai tambahan untuk pengobatan oral.

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan sulfasalazine sebelum penggunaan.

Sulfasalazine dapat digunakan dengan cara berikut:

  • Oral: 
    • Telan utuh tablet atau kaplet, jangan digerus, dibelah, atau dikunyah, minumlah segelas penuh air putih untuk membantu menelannya.
    • Minumlah tambahan cairan sehingga Anda mengeluarkan lebih banyak urine saat menggunakan obat ini. Hal ini dapat membantu mencegah masalah ginjal.
    • Konsumsi obat ini pada waktu dan jeda yang sama setiap harinya secara teratur untuk mendapatkan efek maksimal. 
    • Jangan menghentikan konsumsi obat tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda, bahkan ketika gejala telah membaik
  • Suppositoria:
    • Cuci kedua tangan, lalu buka bungkus obat dan lunakkan suppositoria dengan air atau dihangatkan dengan genggaman tangan selama 10-15 detik.
    • Jika suppositoria terlalu lunak sebelum digunakan masukkan ke dalam lemari es.
    • Ambil posisi berbaring dengan memeluk guling, masukkan suppositoria ke dalam anus dengan jari.
    • Setelah obat dimasukkan, rapatkan kedua kaki dan pertahankan posisi tersebut hingga 5 menit.
    • Cuci tangan kembali setelah menggunakan obat.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Sulfasalazine  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Diare
  • Nyeri perut
  • sensitivitas terhadap cahaya(fotosensitif) 
  • Kristaluria (kencing berpasir)
  • oligospermia reversibel
  • Warna kekuningan pada lensa mata, kulit, urine dan cairan tubuh lain
  • Alopesia (kebotakan)
  • Demam
  • Sakit sendi
  • Muntah
  • Sakit kepala.

Segera cari pertolongan medis jika mengalami efek samping berikut ini, yang meski jarang, tapi sifatnya serius.

  • Kesulitan bernapas
  • Kehilangan selera makan
  • Gusi berdarah
  • Panas-dingin
  • Detak jantung lambat atau cepat

Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Gangguan ginjal atau hati
  • Asma

Kontraindikasi

Jangan menggunakan sulfasalazine jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:

  • Hipersensitivitas terhadap sulfonamide
  • Riwayat leukopenia

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan obat. 

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi sulfasalazine dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

Jenis obatInteraksi
Rifampisin, etambutolPenurunan kadar plasma sulfasalazine
Azathioprine

Peningkatan toksisitas hematologis

Obat untuk terapi standra rheumatoid artritisMemicu efek leukopenia
Asam folat

Hambatan penyerapan asam folat

Digoxin serumPenurunan kadar digoxin serum

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

American Journal Roentgenology. https://www.ajronline.org/doi/abs/10.2214/ajr.96.3.647
Diakses 24 Januari 2023

Springer. https://link.springer.com/article/10.1007/BF01296907
Diakses 24 Januari 2023

Mayoclinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/sulfasalazine-oral-route/side-effects/drg-20066179
Diakses 24 Januari 2023

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/sulfasalazine/?type=brief&mtype=generic
Diakses 24 Januari 2023

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email