Salbutamol

Salbutamol digunakan untuk mengatasi asma dan penyakit paru-paru

Salbutamol digunakan untuk mengatasi asma dan penyakit paru-paru

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Asmacare, Azmacon, Astharol, Azmacon, Fartolin, Glisend, Grafalin, Lasal, Salbuven, Suprasma, Suprasma Nebule, Velutine, Ventolin Inhaler, Ventolin Nebule, Ventolin Tablet/Sirup

Deskripsi obat

Salbutamol adalah obat untuk mencegah dan mengobati penyempitan saluran pernapasan atau bronkospasme pada penderita asma dan penyakit paru-paru. Salbutamol termasuk ke dalam golongan bronkodilator.

Obat ini digunakan untuk meredakan gejala asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), seperti batuk, suara yang terdengar saat sedang bernapas (mengi), dan sesak napas. Salbutamol juga bisa diberikan dengan menggunakan nebuliser, yaitu alat yang digunakan untuk membantu menghirup obat.

Salbutamol
GolonganKelas terapi : Bronkodilator. Klasifikasi Obat : Beta-2 agonis.
Kategori obatObat resep
Bentuk sediaan obatTablet, sirup, inhaler, injeksi
Dikonsumsi olehDewasa dan anak-anak
Kategori kehamilan dan menyusuiKategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol, tetapi ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Dosis obatDosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis diberikan oleh dokter berdasarkan kondisi medis. Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.


Inhalasi
Bronkospasme yang parah

  • Dewasa:
    • Nebuliser: 2,5-5 mg, hingga 4 kali/hari, sebagai alternatif, dapat diberikan terus menerus dengan laju 1-2 mg/jam.
  • Anak usia lebih dari 4 tahun: Dosis sama seperti orang dewasa.

Bronkospasme akut

  • Dewasa:
    • Aerosol dosis terukur atau inhaler serbuk kering (90 atau 100 mcg/aktuasi): 1 atau 2 kali hirup hingga 4 kali/hari. Maksimal: 800 mcg/hari.
  • Anak: 6-12 tahun: 1 kali hirup, dapat ditingkatkan menjadi 2 kali hirup/hari jika diperlukan. Maksimal: 400 mcg/hari.

Asma berat akut

  • Dewasa: 
    • Inhalasi dosis terukur (100 mcg/aktuasi) melalui perangkat pengatur jarak atau spacer: 4 kali hirup/hari, kemudian 2 kali hirup/hari lanjutkan setiap 2 menit menurut respons. Maksimal: 10 kali hirup.

Pencegahan bronkospasme yang dipicu oleh latihan

  • Dewasa:
    • Aerosol dosis terukur atau inhalasi serbuk kering (90 atau 100 mcg/aktuasi): 2 kali hirup 10-15 menit sebelum latihan.
  • Anak usia 6-12 tahun: 1 kali hirup 10-15 menit sebelum berolahraga.

Injeksi atau penyuntikan melalui pembuluh darah vena (intravena)
Persalinan prematur tanpa komplikasi

  • Dewasa:
    • Untuk menahan persalinan prematur antara 22 dan 37 minggu kehamilan: 10 mcg/menit, meningkat secara bertahap pada interval 10 menit sampai ada respons, laju infus ditingkatkan perlahan sampai kontraksi berhenti. Pertahankan laju selama 1 jam setelah kontraksi berhenti, kemudian secara bertahap dikurangi hingga 50% dengan interval 6 jam.
      Dosis biasa: 10-45 mcg/menit. Durasi maksimal: 48 jam. Dosis sebaiknya diberikan dengan bantuan pompa syringe.

Bronkospasme Parah

  • Dewasa:
    • Larutan 50 mcg/ml: 250 mcg (4 mcg / kg) disuntikkan secara perlahan. Dapat diulang jika perlu. Bila diberikan dengan larutan 10 mcg/mL diberikan dengan dosis umum 10-45 mcg/menit. Durasi pemberian maksimal 48 jam. Dosis sebaiknya diberikan dengan bantuan pompa syringe.
  • Anak usia 12 tahun ke atas: Dosis sama seperti orang dewasa.

Injeksi atau penyuntikan melalui kulit atau otot (subkutan atau intramuskular)
Bronkospasme Parah

  • Dewasa: 500 mcg (8 mcg/kgBB) dan diulang tiap 4 jam sesuai kebutuhan.
  • Anak usia 12 tahun: Dosis sama seperti orang dewasa.

Oral
Bronkospasme akut

  • Dewasa: 2-4 mg sebanyak 3 atau 4 kali/hari, hingga 8 mg sebanyak 3 atau 4 kali/hari sesuai kebutuhan pasien.
  • Anak-anak:
    • 2-6 tahun: 1-2 mg sebanyak 3 atau 4 kali/hari
    • 6-12 tahun: 2 mg sebanyak 3 atau 4 kali/hari
    • 12 tahun ke atas: Sama dengan dosis dewasa.
  • Lansia: 2 mg sebanyak 3 atau 4 kali/hari

Aturan pakai obat

  • Oral: Dikonsumsi sesuai petunjuk penggunaan atau petunjuk dokter.
  • Inhalasi: Masukkan larutan ke dalam alat, sehingga menjadi partikel gas, lalu dihirup.
  • Injeksi: Dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat.
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Setiap penggunaan obat berpotensi menimbulkan efek samping. Jika efek samping memburuk, segera cari bantuan tenaga medis. Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan penggunaan salbutamol adalah:

  • Sakit kepala.
    Beristirahatlah dan minum banyak cairan. Hindari mengonsumsi alkohol. Minta rekomendasi obat untuk menghilangkan rasa sakit pada apoteker. Sakit kepala biasanya akan hilang dalam minggu pertama mengonsumsi obat ini. Jika sakit kepala berlangsung lebih lama, segera hubungi dokter Anda.
  • Pusing.
    Jika Anda mulai merasa pusing, baringkan tubuh agar tidak pingsan, lalu duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau menggunakan alat atau mesin jika Anda mengalami efek samping ini.
  • Gangguan gemetar yang tidak dapat dikendalikan (tremor).
  • Detak jantung lebih cepat untuk sementara waktu.
  • Kram otot.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Tekanan darah rendah (hipotensi).

Perhatian Khusus

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut:

  • Penderita penyakit jantung atau pembuluh darah (kardiovaskular).
  • Penderita tekanan darah tinggi.
  • Penderita kejang.
  • Penderita kencing manis (diabetes).
  • Kadar kalium rendah (hipokalemia), terutama pada asma akut.

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 15-30°C dan terlindung dari cahaya matahari langsung.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan menggunakan obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:

  • Alergi terhadap ketoconazole.
  • Riwayat hipersensitivitas.
  • Riwayat pengguguran kandungan (abortus) yang mengancam jiwa.

Kategori kehamilan & menyusui

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan salbutamol pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Nyeri atau kelemahan otot, kram otot, atau detak jantung tidak normal. Gejala ini bisa menjadi tanda kadar kalium rendah.
  • Pusing yang sangat parah atau pingsan.
  • Nyeri dada, terutama jika Anda juga memiliki detak jantung cepat atau tidak terasa normal.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Menggunakan salbutamol dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang menyebabkan efek miconazole meningkat atau malah menurun.

Salbutamol dapat mengalami interaksi dengan obat:

  • Propranolol.
    Penggunaan bersama propranolo dapat mengurangi manfaat kedua obat tersebut, karena keduanya memiliki efek berlawanan dalam tubuh. Selain itu, propranolol terkadang dapat menyebabkan penyempitan saluran udara yang dapat memperburuk masalah pernapasan Anda atau memicu serangan asma yang parah.
  • Salmeterol dan formoterol.
    Penggunaan bersama salmeterol dan formoterol dapat meningkatkan efek samping kardiovaskular, seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah atau irama jantung tidak teratur.
  • Furosemide.
    Penggunaan furosemide bersama salbutamol dapat meningkatkan risiko rendahnya kadar kalium dalam darah (hipokalemia). Pada kasus yang parah, hipokalemia dapat menyebabkan kelemahan otot, kelumpuhan, kesulitan bernapas dan menelan (akibat kelumpuhan otot), serta irama jantung tidak teratur.
  • Metformin.
    Penggunaan metoformin bersama salbutamol dapat mengganggu kontrol glukosa darah serta mengurangi efektivitas metformin dan obat diabetes lainnya.
  • Tramadol dan trazodone.
    Penggunaan salbutamol bersama tramadol dan trazodone dapat meningkatkan risiko irama jantung tidak teratur yang mungkin serius dan berpotensi mengancam nyawa, meskipun ini adalah efek samping yang jarang terjadi.

 

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ventolin%20nebules?type=full
Diakses pada 29 Januari 2021

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/salbutamol-inhaler/
Diakses pada 29 Januari 2021

HealthLinkBC. https://www.healthlinkbc.ca/medications/fdb3008#fdb3008-04
Diakses pada 29 Januari 2021

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/salbutamol?mtype=generic
Diakses pada 29 Januari 2021

Drugs. https://www.drugs.com/cons/salbutamol.html
Diakses pada 29 Januari 2021

Patient. https://patient.info/medicine/salbutamol-inhaler-airomir-asmasal-asmavent-salamol-salbulin-ventolin
Diakses pada 29 Januari 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email