Rifampicin

02 Mar 2021| Olivia
Rifampicin digunakan untuk pengobatan dan pencegahan tuberkulosis serta infeksi bakteri lain

Rifampicin digunakan untuk pengobatan dan pencegahan tuberkulosis serta infeksi bakteri lain

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Corifam, Famri, Herofam, Kalrifam, Lanarif, Merimac, Pro Tb 3 Kids, Pro Tb4, Prolung, Restibi Z, Restibi ZE, Rif, Rifabiotic, Rifam, Rifampin, Rifampisin, Rifamtibi, Rifanh, Rimactane, Rimactazid Rimactazid Paed, Rimcure 3-FDC, Rimcure Paed, Rimstar 4-FDC, Tb Rif, TB-5, Tibiq 1, Tibiq 2

Deskripsi obat

Rifampicin digunakan untuk pengobatan dan pencegahan tuberkulosis, serta infeksi bakteri lainnya. Obat ini merupakan obat golongan antibiotik yang bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab infeksi.

Tuberkulosis merupakan infeksi menular yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Umumnya, penyakit ini dapat diatasi dengan mengonsumsi rifampicin waktu enam bulan.

Obat ini juga digunakan untuk mengobati beberapa pasien yang terinfeksi Neisseria meningitidis, yaitu sejenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius seperti meningitis, serta infeksi di hidung dan tenggorokan.

Rifampicin (Rifampisin)
GolonganKelas terapi : Antiinfeksi. Klasifikasi Obat : Turunan semisintetik dari rifampisin.
Kategori obatObat resep
Bentuk sediaan obatTablet, kaplet, kapsul, suspensi, injeksi
Dikonsumsi olehDewasa dan anak-anak
Kategori kehamilan dan menyusuiKategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol, tetapi ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Dosis obatDosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat.

Oral

Tuberkulosis

  • Dewasa: 8–12 mg/kgBB per hari.
    • Dosis maksimal:
      • 50 kg ke ke bawah: 450 mg/hari,
      • 50 kg ke atas: 600 mg/hari.
  • Anak-anak: 10–20 mg/kgBB/hari.
    • Dosis maksimal: 600 mg/hari.

Infeksi bakteri meningitidis

  • Dewasa: 600 mg sebanyak 2 kali/hari, selama 2 hari.

Kusta

  • Dewasa: 600 mg/bulan, selama 6–12 bulan.
  • Dosis alternatif: 10 mg/kgBB/bulan.
    • Pasien berat badan 50 kg ke bawah: 450 mg.
    • Pasien berat badan 50 kg ke atas: 600 mg.

Injeksi pada pembuluh darah (intravena)

Kusta

  • Dewasa: Dalam kombinasi dengan minimal 1 agen antikusta lainnya: 10 mg/kgBB/bulan.
    • Dosis maksimal:
    • Pasien dengan berat 50 kg ke bawah: 450 mg.
    • Pasien dengan berat 50 kg ke atas: 600 mg.

Tuberkulosis

  • Dewasa:
    • Dalam kombinasi dengan obat anti tuberkulosis lainnya: 10 mg/kgBB/hari melalui infus selama 2-3 jam.
    • Dosis maksimal: 600 mg/hari.
  • Anak-anak:
    • Dalam kombinasi dengan obat anti tuberkulosis lainnya: 10-20 mg/kgBB/hari.
    • Dosis maksimal: 600 mg/hari.

Aturan pakai obat

  • Oral: Harus dikonsumsi saat perut kosong. Paling baik diminum 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.
  • Injeksi: Dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat.
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Setiap penggunaan obat berpotensi menimbulkan efek samping. Jika efek samping memburuk, segera cari bantuan tenaga medis. Efek samping yang mungkin timbul dari pemakaian rifampicin, antara lain:

  • Sakit kepala.
    Pastikan Anda beristirahat dan minum banyak cairan. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Minta apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Sakit kepala biasanya hilang setelah minggu pertama mengonsumsi obat ini. Segera hubungi dokter Anda jika sakit kepala berlangsung lebih dari seminggu atau semakin memburuk.
  • Pusing.
    Jika Anda mulai merasa pusing, baringkan tubuh Anda agar tidak pingsan, lalu duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau menggunakan mesin jika Anda mengalami efek samping ini.
  • Perubahan warna urine, tinja, keringat, liur, dahak, dan cairan tubuh lain menjadi oranye-kemerahan.
  • Wajah memerah dan gatal
  • Demam.
  • Menggigil.
  • Nyeri tulang.
  • Sesak napas (malaise)
  • Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, gangguan makan (anoreksia), diare, dan nyeri ulu hati.
  • Peradangan usus besar karena pertumbuhan bakteri berlebih (Pseudomembranous colitis)
  • Rendahnya jumlah sel darah putih (leukopenia).
  • Kekurangan darah akibat waktu hancur darah lebih cepat dibanding pebentukannya (anemia hemolitik).
  • Gangguan fungsi hati, seperti penyakit kuning dan gagal ginjal.
  • Gangguan menstruasi.
  • Pembengkakan karena penumpukan carian (edema).
  • Kelainan otot (miopati).
  • Peradangan pembuluh darah balik atau vena (tromboflebitis).
  • Iritasi mata dan gangguan penglihatan.

Perhatian Khusus

Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika Anda memiliki kondisi medis, seperti:

  • Riwayat alkoholisme atau penyalahgunaan alkohol.
  • Gangguan hati dan ginjal
  • Pasien lanjut usia dan anak berusia kurang dari 2 tahun yang kekurangan nutrisi (malnutrisi).
  • Ibu hamil dan menyusui.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan obat.

Penyimpanan

Simpan pada suhu di bawah 15-30°C. Terlindung dari cahaya matahari langsung dan tempat panas.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:

  • Alergi terhadap rifampicin.
  • Penyakit kuning (ikterus), yaitu menguningnya kulit atau bagian putih mata.
  • Penggunaan bersama obat saquinavir atau ritonavir.

Kategori kehamilan & menyusui

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Rifampicin pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

jika Anda memiliki efek samping yang serius, seperti:

  • Tanda-tanda masalah ginjal, seperti perubahan jumlah urine.
  • Perubahan mental atau mood, seperti kebingungan dan perilaku yang tidak biasa.
  • Kelelahan yang tidak biasa.
  • Mudah memar atau berdarah.
  • Bintik-bintik merah kecil pada kulit.
  • Nyeri sendi atau bengkak.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan dapat menimbulkan interaksi obat. Berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu sebelum  menggunakan obat secara bersamaan. Dokter mungkin akan mengganti dosis obat tersebut jika memang harus digunakan secara bersamaan.

  • Quinidine, phenytoin, dan theophylline.
    Penggunaan bersama rifampicin dapat mempercepat metabolisme obat di dalam tubuh, sehingga akan mengurangi efek obat di atas.
  • Atovaquone.
    Penggunaan bersama rifampicin dapat mengurangi kadar atovaquone dan meningkatkan kadar rifampicin.
  • Ketoconazole.
    Penggunaan bersama rifampicin mengurangi efektivitas ketoconazole dan rifampisin.
  • Halotan, isoniazid, dan kombinasi saquinavir atau ritonavir
    Penggunaan bersama rifampicin dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Drugs http://pionas.pom.go.id/monografi/rifampisin
Diakses pada 22 Januari 2021

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/rifampin-oral-route/description/drg-20065839
Diakses pada 22 Januari 2021

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/rifampicin?mtype=generic
Diakses pada 22 Januari 2021

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1744/rifampin-oral/details
Diakses pada 22 Januari 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email