Renamid Tablet 2 mg

Renamid tablet adalah obat untuk mengatasi diare akut dan kronik.

Deskripsi obat

Renamid tablet adalah obat untuk mengatasi diare akut dan kronik. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Renamid tablet mengandung zat aktif loperamid HCl. Loperamid bekerja dengan cara mengurangi aliran cairan dan elektrolit ke dalam usus dan dengan memperlambat gerakan usus sehingga mengurangi jumlah buang air besar.

Renamid Tablet 2 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 50.000/box per Juni 2020
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 tablet (2 mg)
ProdusenFahrenheit

Indikasi (manfaat) obat

Mengatasi diare akut dan diare kronik.

Komposisi obat

Loperamid HCl 2 mg

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Diare akut:
    • Dosis awal: 2 tablet.
    • Dosis lanjutan: 1 tablet setiap habis buang air besar.
    • Dosis maksimal: 8 tablet/hari.

  • Diare kronik:
    • Dosis awal: 2 tablet.
    • Dosis lanjutan: 1 tablet setiap habis buang air besar.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Nyeri pada perut.
  • Kondisi menyebarnya usus besar karena penumpukan gas dari proses peradangan (megakolon toksik).
  • Mulut kering.
  • Pusing.
  • Lesu.
  • Ruam pada kulit.
  • Kelelahan.
  • Kesulitan buang air besar (konstipasi).
  • Mual.
  • Pembengkakan akibat penumpukan cairan pada beberapa bagian tubuh yang biasanya berada di sekitar mata, pipi, atau bibir (angioedema)
  • Ruam pada kulit.

Perhatian Khusus

  • Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.
  • Hindari mengonsumsi alkohol.
  • Dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi, sehingga dapat diimbangi dengan mengonsumsi cairan dan elektrolit.
  • Hentikan penggunaan jika terjadi sembelit, perut kembung, dan kelumpuhan pada usu.
  • Kategori kehamilan dan menyusui:
    Kategori C. Penelitian pada binatang percobaan menunjukkan efek samping terhadap janin dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita. Atau, belum ada penelitian pada wanita hamil maupun hewan percobaan. Obat hanya boleh diberikan jika manfaatnya melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.
  • Pasien yang mengalami demam tinggi.
  • Pasien penderita infeksi diare.
  • Pasien yang mengalami diare berdarah.
  • Hindari penggunaan pada pasien yang mengalami kesulitan buang air besar (konstipasi).
  • Diare akut yang berkaitan dengan organisme yang memenetrasi mukosa usus atau kolitis pseudomembranosa yang disebabkan antibiotik spektrum luas.
  • Anak-anak 2 tahun ke bawah.
  • Hindari penggunaan sebagai terapi primer pasien disentri akut.
  • Pasien diare yang disebabkan karena infeksi bakteri.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Amoksisilin.
  • Sefuroksim.
  • Eritromisin.
  • Doksisiklin.
  • Glikosida jantung.
  • Golongan obat yang meningkatkan pengeluaran urin (diuretik).
  • Glongan obat yang meningkatkan hormon steroid untuk mengatasi peradangan (kortikosteroid).
  • Skopolamin, glikoprolrol, oksibutinin, obat-obat nyeri opioid yang kuat seperti morfin, antialergi seoerti difenhidramin, antidepresan seperti amitriptilin, kolestiramin, ritonavir, dan sakuinavir dapat menyebabkan terjadinya sembelit.
  • Amiodaron, klorpromazin, haloperidol, metadon, moksifloksasin, pentamidin, prokainamid, kuinidin, sotalol, tioridazin, ziprasidon dapat mempengaruhi irama jantung (perpanjangan QT).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/renamid?type=brief&lang=id
Diakses pada 30 Juni 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-4789-4025/loperamide-oral/loperamide-oral/details
Diakses pada 30 Juni 2020

Drugs. https://www.drugs.com/mtm/loperamide.html
Diakses pada 30 Juni 2020

Rxlist. https://www.rxlist.com/imodium-drug.htm#precautions
Diakses pada 30 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email