Ranitidine
Daftar merek obat yang beredar di Indonesia
Acran, Aciblock, Anitid, Bloxer, Conranin, Chopintac, Fordin, Gastridin, Getidin, Graseric, Radin, Ranivel, Ratinal, Rantin
Deskripsi obat
Ranitidine termasuk dalam golongan obat H2 blocker. Ranitidine merupakan obat yang digunakan untuk mengobati tukak pada lambung dan usus akibat peningkatan asam lambung. Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah asam lambung, dan meredakan nyeri perut, sensasi terbakar padalambung dan sulit menelan.
Ranitidine (Ranitidin) | |
---|---|
Golongan | Antihistamin 2 |
Kategori obat | Obat resep |
Bentuk sediaan obat | Tablet dan suntikan |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori B: Penelitian pada sistem reproduksi hewan percobaan tidak menunjukkan adanya risiko pada janin, namun tidak ada penelitian terkontrol yang telah dilakukan pada wanita hamil. |
Dosis obat | Dosis diberikan oleh dokter berdasarkan kondisi medis. Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respon terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan. Kondisi hipersekresi Dewasa: pemberian intravena dengan dosis 1 mg/kgBB/jam, apabila diperlukan dapat ditingkatkan dengan penambahan 0,5 mg/kg/jam setelah 4 jam. Tukak pada saluran pencernaan bagian atas Dewasa: 50 mg diberikan secara perlahan melalui intravena, dapat diberikan dosis 0.125-0.25 mg /kgBB/jam lalu dapat diberikan secara oral dengan dosis 150 mg Dosis diberikan oleh dokter berdasarkan kondisi medis. Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respon terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan. Kondisi hipersekresi Dewasa: pemberian intravena dengan dosis 1 mg/kgBB/jam, apabila diperlukan dapat ditingkatkan dengan penambahan 0,5 mg/kg/jam setelah 4 jam. Tukak pada saluran pencernaan bagian atas Dewasa: 50 mg diberikan secara perlahan melalui intravena, dapat diberikan dosis 0.125-0.25 mg/kgBB/jam lalu dapat diberikan secara oral dengan dosis 150 mg Anak: 1 mg/kgBB/jam maksimal 50 mg diberikan secara perlahan secara intravena setidaknya selama 2 menit setiap 6-8 jam Prophylaxis aspirasi asam selama anestesi umum Dewasa:
Infeksi H.pylori Dewasa: pemberian per oral dengan dosis 300 mg per hari pada waktu menjelang tidur atau 150 mg dapat dikombinasikan dengan amoxicillin 750 mg dan metronidazole 500 mg 3 kali sehari diberikan selama 2 minggu. Perawatan ranitidine harus dilanjutkan selama 2 minggu. Ulkus lambung dan duodenum jinak
Kondisi hipersekresi Dewasa: Diberikan per oral dengan dosis 150 mg 2 atau 3 kali sehari, dapat ditingkatkan bila diperlukan. Maksimal: 6 g per hari. Penyakit reflux gastro-oesophageal Dewasa: Diberikan secara oral dengan dosis 150 mg sebanyak 2 kali sehari atau 300 mg pada waktu menjelang tidur selama 8 minggu, dapat ditingkatkan menjadi 150 mg sebanyak 4 kali sehari selama 12 minggu pada kasus yang berat. Anak: 1 bulan hingga 16 tahun 5-10 mg/kgBB sehari dalam 2 dosis terbagi. Maksimal: 300 mg/hari. Dispepsia Oral Dewasa: pemberian per oral dengan dosis 150 mg sebanyak 2 kali sehari hingga 6 minggu. Pemberian jangka pendek untuk menghilangkan gejala: dosis 75 mg diulang jika perlu hingga 4 dosis per hari. Durasi maksimal: 2 minggu penggunaan. Oesophagitis Erosif Dewasa: pemberian per oral dengan dosis 150 mg sebanyak 4 kali sehari. dosis perawatan: 150 mg sebanyak 2 kali sehari. Anak: 1 bulan hingga 16 tahun 5-10 mg/kgBB per hari dalam 2 dosis terbagi. Maksimal: 600 mg/hari. Ulserasi (tukak) akibat pemakaian NSAID Dewasa: 150 mg sebanyak 2 kali sehari atau 300 mg sebelum tidur selama 8-12 minggu. Pencegahan tukak akibat pemakaian NSAID: 150 mg dua kali sehari. |
Aturan pakai obat
Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk label pada kemasan ranitidine sebelum digunakan atau dikonsumsi. Perhatikan juga hal-hal berikut:
- Minum obat ini dengan atau tanpa makanan.
- Ukur dosis dengan benar menggunakan sendok khusus yang ada dalam kemasan, bukan dengan sendok makan.
- Dosis didasarkan pada usia, berat badan, kondisi medis, dan respons.
Efek samping obat
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera di tangani oleh tenaga medis.
Ranitidine dapat menyebabkan efek samping yang meliputi:
- Sakit kepala
- Lemas
- Mengantuk
- Insomnia
- Gangguan mental reversible
- Depresi
- Halusinasi
- Vertigo
- Konstipasi
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Kemerahan pada kulit
- Penurunan libido
- Peningkatan serum kreatinin, SGOT, SGPT, alkalin, LDH, bilirubin total.
- Efek samping yang jarang terjadi: kebotakan, gangguan keseimbangan, demam, anemia, trombositopenia, aritmia, leukopenia.
- Efek samping fatal: toksik pada hati.
Perhatian khusus
Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter Anda mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut:
- Keganasan (kemungkinan keganasan harus dipastikan sebelum terapi dimulai karena obat dapat menutupi gejala dan keganasan pada lambung tidak terdiagnosis sejak dini).
- Kesulitan menelan
- Gangguan ginjal dan hati
- Sedang hamil atau sedang menyusui.
Kontraindikasi
Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis berupa riwayat porfiria akut. Informasi lebih lengkap bisa dilihat pada kemasan.
Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)
Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum digunakan atau dikonsumsi. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.
Mengonsumsi ranitidine dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:
- Konsumsi ranitidine bersamaan dengan propantheline bromide dapat menghambat penyerapan dan meningkatan kadar serum puncak.
- Ranitidine dapat menghambat metabolisme antikoagulan coumarin, theophilin, diazepam, dan propanolol pada organ hati.
- Ranitidine dapat mengubah penyerapan obat yang tergantung pH jika diminum bersamaan dengan ketokonazol, midazolam, dan glipizide.
- Ranitidine dapat mengurangi bioavailabilitas jika diminum dengan antasida.
Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ranitidine/?type=brief&mtype=generic
Diakses pada 4 Desember 2018
WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-4091-4033/ranitidine-oral/ranitidine-liquid-oral/details
Diakses pada 4 Desember 2018
Drugs. https://www.drugs.com/ranitidine.html
Diakses pada 4 Desember 2018
Artikel Terkait
-
Cegah GERD dengan Makanan untuk Penderita Asam Lambung Naik
Asam lambung naik atau GERD dapat dicegah dengan menghindari makanan yang mengandung asam dan lemak yang tinggi. Anda dapat mengonsumsi sayur, jahe, oatmeal, putih telur, buah yang tidak mengandung asam, atau makanan yang mengandung lemak sehat seperti alpukat dan kacang-kacangan agar terhindari dari asam lambung naik. -
5 Manfaat Daun Sirih bagi Kesehatan Tubuh Anda
Manfaat daun sirih untuk kesehatan mulai dari mengatasi diare hingga menyehatkan vagina serta aman dikonsumsi tiap hari, baik sebagai pembungkus makanan maupun air rebusan. -
Tukak Lambung, Penyebab Perut Kembung pada Lansia
Pada lansia, ada berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebab perut kembung. Salah satunya, riwayat tukak lambung. Selain itu, kondisi lain seperti konstipasi hingga kanker, juga perlu diwaspadai sebagai penyebab perut kembung.
Penyakit Terkait
Newsletter Sign Up
Keep yourself updated with the latest trend in healthy lifestyle. Sign up for free!