Radium (Ra 223 dichloride)

20 Agu 2019| Maria Yuniar
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Radium diklorida adalah zat radioaktif untuk kanker prostat

Radium diklorida adalah zat radioatif untuk kanker prostat

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Xofigo

Deskripsi obat

Radium-223 diklorida adalah agen radiofarmasi yang digunakan untuk mengobati pria dengan kanker prostat yang tahan terhadap kastrasi (tahan terhadap perawatan medis atau bedah untuk menurunkan testosteron) yang telah menyebar ke tulang tetapi tidak ke organ lain.

Radium (Ra 223 dichloride) (Radium-223 diklorida)
Golongan

Zat Radioaktif

Kategori obat

Obat Resep

Bentuk sediaan obat

Suntikan

Dikonsumsi oleh

Dewasa

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori X: Penelitian pada hewan percobaan atau manusia telah menunjukkan abnormalitas pada janin, atau ada bukti risiko kepada janin berdasarkan pengalaman pengguna, atau keduanya. Risiko penggunaan obat pada wanita hamil jelas melebihi kemungkinan adanya manfaat. Obat ini tidak boleh digunakan pada wanita yang hamil atau akan hamil.

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat. 50 kilobecquerel per kg berat badan, diberikan pada interval 4 minggu untuk 6 suntikan.

Petunjuk umum konsumsi

Seorang dokter atau profesional kesehatan terlatih lainnya akan memberi Anda obat ini di fasilitas medis. Obat ini diberikan melalui suntikan yang ditempatkan di salah satu pembuluh darah Anda.

Efek samping obat

Di setiap pemakaian obat selalu mempunyai efek samping tertentu. Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat akan tetapi jika terjadi efek samping yang berlebihan, harus langsung ditangani oleh medis.

Obat radium-223 diklorida dapat menyebabkan efek samping yang sering terjadi jika dikonsumsi seperti:

Jika efek samping semakin memburuk segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis.

Segera cari bantuan medis jika terjadi efek samping jarang terjadi namun serius seperti:

  • Anemia
  • Trombosit darah menurun
  • Neutrofil berkurang suatu jenis sel darah putih
  • Penurunan jumlah limfosit dalam darah
  • Sel darah putih berkurang
  • Kehilangan air tubuh
  • Penyakit ginjal dengan pengurangan fungsi ginjal

 

Perhatian Khusus

Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu atau jika Anda memiliki kondisi medis seperti:

  • Pastikan Anda memberi tahu dokter Anda tentang obat lain yang Anda pakai. Jangan minum produk yang mengandung aspirin kecuali dokter Anda mengizinkannya secara khusus
  • Terdapat potensi efek negatif pada perkembangan sel sperma yang terkait dengan radiasi, pria yang aktif secara seksual harus menggunakan kondom dan pasangan wanita mereka yang berpotensi hamil menggunakan kontrasepsi yang efektif selama perawatan dan setidaknya 6 bulan setelah menyelesaikan pengobatan.
  • Tidak diketahui apa efek radium-223 diklorida terhadap kesuburan manusia. Ada risiko potensial bahwa radiasi oleh radium-223 diklorida dapat mengganggu kesuburan.
  • Beri tahu dokter Anda jika Anda tidak dapat mengendalikan urin atau feses.

Kontraindikasi

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:

  • Kehamilan dan menyusui: Radium-223 diklorida tidak boleh dikonsumsi pada wanita yang sedang hamil atau menyusui.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Belum ada studi interaksi klinis yang dilakukan. Karena interaksi dengan kalsium dan fosfat tidak dapat hindari, konsumsi zat-zat ini dan vitamin D harus dipertimbangkan beberapa hari sebelum memulai pengobatan radium-223 diklorida. Kemoterapi bersamaan dengan radium-223 diklorida mungkin memperberat penekanan fungsi sumsum tulang. Keamanan dan efektivitas kemoterapi bersamaan dengan konsumsi radium-223 diklorida belum ditetapkan. Meskipun tidak ada studi kompatibilitas, radium-223 diklorida tidak boleh dicampur dengan produk obat lain.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email