Proris Kaplet 200 mg

Proris kaplet adalah obat untuk meringankan nyeri ringan hingga sedang dan menurunkan demam

Deskripsi obat

Proris kaplet adalah obat untuk meringankan nyeri ringan sampai sedang, misalnya nyeri saat haid, sakit gigi atau setelah pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, sakit kepala, gejala nyeri ringan sampai sedang pada penyakit rematik tulang sendi, nyeri otot dan nonsendi seperti terkilir, serta menurunkan demam. Obat ini merupakan obat bebas terbatas.
Proris kaplet mengandung zat aktif ibuprofen. Ibuprofen adalah obat golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang bekerja dengan mengurangi hormon penyebab peradangan dan nyeri di tubuh. Itu sebabnya, obat ini sering digunakan untuk menurunkan demam dan mengobati rasa sakit atau peradangan.

Proris Kaplet 200 mg
Golongan ObatObat bebasObat bebas terbatas. Obat yang boleh dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter, namun aturan pakai serta efek sampingnya perlu diperhatikan.
HETRp 9.434/strip per April 2019
Kandungan utamaIbuprofen.
Kelas terapiAnalgesik, antipiretik, dan antiinflamasi.
Klasifikasi obatNon-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID).
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 kaplet
ProdusenPharos Indonesia

Informasi zat aktif

Ibuprofen dapat menghambat sintesis prostaglandin atau zat yang menyebabkan peradangan. Obat ini termasuk dalam golongan NSAID yang bersifat antinyeri (analgesik), antiradang (antiinflamasi), dan penurun demam (antipiretik).

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, ibuprofen diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dari saluran pencernaan. Asupan makanan dapat mengurangi tingkat penyerapan. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak konsentrasi plasma) selama 1-2 jam.
  • Distribusi: Memasuki ASI. Ikatan protein plasma sekitar 90-99%.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati.
  • Ekskresi: Terutama melalui urine (45-80% sebagai metabolit, kira-kira 1% sebagai obat tidak berubah) dan feses dalam bentuk metabolit tidak aktif. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) sekitar 2 jam.

Indikasi (manfaat) obat

  • Membantu menurunkan demam pada anak-anak.
  • Mengatasi peradangan otot yang menyebabkan nyeri otot.
  • Meringankan rasa sakit ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, serta nyeri setelah proses cabut gigi.

Ibuprofen adalah obat pereda nyeri yang mampu menghambat produksi senyawa alami prostaglandin. Senyawa prostaglandin yang dilepaskan di otak dapat menyebabkan nyeri dan bengkak, serta demam.

Komposisi obat

Ibuprofen 200 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa: 1 kaplet (200 mg) sebanyak 3-4 kali/hari.

Anak-anak:

  • 1-2 tahun: ¼ kaplet (50 mg) sebanyak 3-4 kali/hari.
  • 3-7 tahun: ½ kaplet (100 mg) sebanyak 3-4 kali/hari.
  • 8-12 tahun: 1 kaplet (200 mg) sebanyak 3-4 kali/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi setelah makan.

Efek samping obat

  • Mual.
    Hindari makanan yang sulit dicerna. Jangan berbaring setelah makan. Beristirahatlah dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki Anda. Jika Anda merasa mual saat bangun di pagi hari, makanlah daging tanpa lemak atau keju sebelum tidur. Anda juga bisa menyediakan biskuit di samping tempat tidur dan makanlah sedikit sesaat setelah bangun tidur. Minumlah setidaknya enam gelas air sehari.
  • Muntah.
    Duduk atau berbaring dalam posisi bersandar. Minumlah sedikit minuman manis karena minuman mengandung gula dapat membantu menenangkan perut. Namun, hindari minuman asam, seperti jus jeruk atau jus anggur.
  • Sakit kepala.
    Ketika merasa sakit kepala, beristirahatlah hingga merasa lebih baik. Jangan mengonsumsi alkohol karena akan menimbulkan rasa kantuk. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Sakit kepala biasanya akan hilang setelah seminggu pertama.
  • Pusing.
    Jika Anda mulai merasa pusing, baringkan tubuh Anda agar tidak pingsan. Duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau mengoperasikan mesin jika Anda mengalami efek samping ini.
  • Diare.
    Minumlah sedikit air, tetapi dalam waktu sering. Apabila terjadi tanda dehidrasi, seperti buang air kecil lebih jarang dari biasanya, atau urine berwarna gelap dan berbau menyengat, hubungi dokter Anda.
  • Perut kembung.
  • Gangguan saluran pencernaan.
  • Konstipasi (sembelit).

Cara penyimpanan obat

Simpan pada suhu 15-25°C. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Perhatian Khusus

  • Pasien yang mengonsumsi obat pengencer darah (antiplatelet) atau obat penghambat pembekuan darah (antikoagulan) lainnya secara bersamaan.
  • Pasien penderita gangguan pembuluh darah dan jantung (kardiovaskular), misalnya penyakit jantung iskemik dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pasien penderita  kadar lemak tinggi dalam darah (hiperlipidemia).
  • Pasien penderita kencing manis (diabetes mellitus).
  • Pasien penderita gangguan perdarahan.
  • Wanita hamil trimester pertama dan kedua, serta ibu menyusui.
  • Tidak untuk penggunaan jangka panjang.
  • Pasien penderita penyakit autoimun lupus.
  • Pasien lanjut usia.

Kategori kehamilan

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Proris kaplet pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien penderita gagal jantung berat atau pasien yang menjalani operasi cangkok bypass arteri koroner.
  • Pasien yang memiliki alergi terhadap terhadap ibuprofen atau obat golongan NSAID lain.
  • Pasien yang memiliki riwayat perdarahan pada saluran cerna.
  • Pasien penderita lubang pada dinding lambung (perforasi).
  • Pasien penderita gangguan hati atau ginjal berat.
  • Anak-anak dengan berat badan kurang dari 7 kg.
  • Ibu hamil trimester ketiga.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Wafarin.
    Ibuprofen yang diminum dengan warfarin dapat mengurangi efek warfarin dalam mengencerkan darah.
  • Aspirin.
    Ibuprofen dan aspirin yang dikonsumsi bersamaan secara signifikan meningkatkan risiko pendarahan lambung. Pasien yang mengonsumsi aspirin dosis rendah untuk pengencer darah sebaiknya tidak mengonsumsi ibuprofen karena efek pengenceran darah akan berkurang.
  • Digoxin.
    Ibuprofen dan digoxin jika dikonsumsi bersama-sama dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Lithium.
    Obat ini digunakan untuk beberapa gangguan mental. Ibuprofen dapat mempersulit tubuh menghilangkan kadar lithium, sehingga mengakibatkan tingginya kadar lithium dalam darah dan menyebabkan efek samping, seperti mual dan muntah.
  • Methotrexate.
    Methotrexate dapat digunakan untuk mengobati kanker dan beberapa penyakit autoimun. Ibuprofen dapat mempersulit tubuh menghilangkan methotrexate, sehingga kadar methotrexate akan menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan efek samping, seperti sakit kepala dan mual.
  • Tacrolimus.
    Obat ini terutama digunakan setelah transplantasi organ untuk menghentikan sistem kekebalan tubuh yang menolak organ baru. Ibuprofen dengan tacrolimus dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
  • Obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (antihipertensi).
    Ibuprofen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah jika digunakan bersama obat antihipertensi, sehingga efektivitas obat antihipertensi akan menurun.
  • Obat penghilang rasa sakit atau peradangan (anti-inflamasi).
    Ibuprofen tidak boleh dikonsumsi dengan obat antiinflamasi lain, seperti lain diklofenak, indometasin, atau naproxen karena meningkatkan risiko pendarahan lambung.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal menggunakan obat sebelumnya, segera gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan gunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan menggunakan total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa menggunakan obat.
    Jika sering lupa menggunakan obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hentikan penggunaan dan hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Masalah hati, seperti mual, sakit perut bagian atas, gatal, perasaan lelah, gejala seperti flu, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, feses berwarna tanah liat, dan penyakit kuning (kulit atau mata menguning).
  • Masalah ginjal yang ditandai dengan buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali, nyeri atau sulit buang air kecil, bengkak di kaki atau pergelangan kaki, merasa lelah atau sesak napas.
  • Rendahnya sel darah merah (anemia) dengan disertai kulit pucat, merasa pusing atau sesak napas, detak jantung cepat, dan kesulitan berkonsentrasi.
  • Reaksi kulit yang parah yang ditandai dengan gejala demam, sakit tenggorokan, bengkak di wajah atau lidah, rasa terbakar di mata, nyeri kulit diikuti ruam kulit merah atau ungu yang menyebar (terutama di wajah atau tubuh bagian atas), serta kulit melepuh dan mengelupas.
  • Tanda-tanda perdarahan perut, seperti feses berdarah, batuk darah, atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.
  • Sesak napas.
  • Pembengkakan atau penambahan berat badan yang cepat.
  • Ruam kulit.
  • Perubahan penglihatan.

Sesuai kemasan per Oktober 2019

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen?mtype=generic
Diakses pada 17 Desember 2020

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/ibuprofen-for-adults/
Diakses pada 17 Desember 2020

Drugs. https://www.drugs.com/ibuprofen.html
Diakses pada 17 Desember 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-5166-9368/ibuprofen-oral/ibuprofen-oral/details
Diakses pada 17 Desember 2020

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/161071
Diakses pada 17 Desember 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email