Progesteron

27 Apr 2021| Lenny Tan
Progesteron digunakan untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan ovulasi

Progesteron digunakan untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan ovulasi

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Crinone, Cygest, Utrogestan

Deskripsi obat

Progesteron digunakan untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan ovulasi atau pembuahan sel telur. Progesteron adalah preparat hormon yang dapat digunakan untuk terapi penggantian hormon bersama estrogen selama berakhirnya siklus menstruasi (menopause).

Wanita biasanya mengonsumsi progesteron untuk membantu memulai kembali periode menstruasi yang tiba-tiba berhenti (amenore). Obat ini juga digunakan untuk mengobati perdarahan rahim yang tidak normal (uterus abnormal) karena ketidakseimbangan hormon dan mengobati gejala sindrom pramenstruasi parah (PMS).

Progesteron
GolonganKelas terapi: Preparat hormon
Kategori obatObat resep
Bentuk sediaan obatTablet, kapsul, pessary vagina, injeksi
Dikonsumsi olehDewasa
Kategori kehamilan dan menyusuiKategori B: Penelitian tidak menemukan efek malformasi atau efek yang mengganggu perkembangan janin
Dosis obatDosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.</p

Injeksi atau suntik melalui otot (intramuskular)
Perdarahan uterus disfungsional dan amenorrhea (pemberian intramuskular)

  • Dewasa: 5-10 mg setiap hari, selama 5-10 hari hingga 2 hari sebelum onset menstruasi yang diharapkan

Keguguran berulang dengan defisiensi progesteron (intramuskular)

  • Dewasa: 25-100 mg dua kali seminggu dari hari ke-15 kehamilan sampai 8-16 minggu. Dapat ditingkatkan menjadi injeksi harian, jika perlu.

intrauterin
Kontrasepsi

  • Dewasa: Masukkan perangkat (mengandung 38 mg progesteron) ke dalam rongga rahim, ketahanan bisa bertahan hingga 1 tahun.

Oral
menopause

  • Dewasa: 200 mg setiap hari sebagai dosis tunggal harian, pada malam hari selama 12-14 hari setiap bulan

Amenorea, perdarahan uterus disfungsional (Oral)

  • Dewasa: 400 mg setiap hari selama 10 hari

Sindrom premenstruasi

  • Dewasa: Diberikan per vaginam 200 mg setiap hari, dapat ditingkatkan hingga 400 mg dua kali sehari. Pengobatan biasanya dimulai pada hari ke-12 hingga ke-14 dan berlanjut sampai terjadinya menstruasi. Dosis yang sama juga dapat diberikan secara rektal.

Perdarahan uterus disfungsional dan amenorea

  • Dewasa: Diberikan per vaginam dengan dosis 45 mg setiap dua hari, dari hari ke-15 sampai hari ke-25. Dosis dapat ditingkatkan hingga 90 mg pada nonresponden.

Aturan pakai obat

  • Oral: Dikonsumsi saat perut kosong
  • Injeksi: Dilakukan secara langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun, jika terjadi efek samping yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari bantuan medis.

Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah penggunaan progesteron adalah:

  • Sakit kepala
    Jika sakit kepala bertambah parah atau berlanjut, segera bicarakan dengan dokter Anda. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit yang sesuai. Hindari mengonsumsi alkohol karena akan memperburuk kondisi Anda.
  • Konstipasi (sembelit)
    Konsumsi makanan seimbang dan minum banyak air setiap hari. Pilih makanan yang mengandung serat tinggi, seperti sereal, sayuran, dan buah segar.
  • Diare
  • Mengantuk
  • Pusing
  • Nyeri payudara
  • Perubahan suasana hati
  • Perut kembung
  • Bengkak di tangan atau kaki
  • Nyeri sendi
  • Keputihan

Perhatian Khusus

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan progesteron pada kondisi:

  • Perdarahan vagina abnormal yang belum diperiksa dokter
  • Riwayat kanker payudara
  • Penyakit hati
  • Alergi kacang
  • Kehamilan
  • Stroke, serangan jantung, atau pembekuan darah dalam satu tahun terakhir
  • Keguguran tidak lengkap atau aborsi "terlewat" yang menyisakan sebagian jaringan

Penyimpanan

Simpan pada suhu di bawah 25°C serta terlindung dari cahaya matahari langsung.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Hindari penggunaan progesteron pada pasien dengan kondisi medis, seperti:

  • Penyakit jantung
  • Masalah sirkulasi darah
  • Sakit kepala sebelah (migrain)
  • Asma
  • Penyakit ginjal
  • Kejang atau epilepsi
  • Riwayat depresi
  • Menyusui

Kategori kehamilan & menyusui

Kategori B: Penelitian tidak menemukan efek malformasi atau efek yang mengganggu perkembangan janin pada trimester pertama dan selanjutnya. Studi pada reproduksi hewan telah membuktikan tingkat keamanan obat ini.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda merasakan keluhan:

  • Perdarahan vagina yang tidak biasa
  • Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
  • Benjolan payudara
  • Masalah penglihatan mendadak, sakit kepala parah, atau nyeri di belakang mata
  • Gejala depresi yang ditandai masalah tidur, kelemahan, dan perubahan suasana hati
  • Pusing atau kantuk parah, sensasi berputar, kebingungan, dan sesak napas
  • Gejala serangan jantung yang ditandai dengan nyeri dada atau tekanan, nyeri menyebar ke rahang atau bahu, mual, dan berkeringat
  • Masalah hati yang ditandai dengan mual, sakit perut bagian atas, gatal, perasaan lelah, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat, dan kulit atau mata menguning
  • Tanda-tanda stroke, seperti mati rasa atau kelemahan mendadak (terutama di satu sisi tubuh), sakit kepala parah mendadak, bicara cadel, dan masalah dengan bicara atau keseimbangan
  • Tanda-tanda bekuan darah di paru-paru, seperti nyeri dada, batuk mendadak, napas cepat, dan batuk darah
  • Tanda-tanda bekuan darah di kaki, seperti nyeri, bengkak, hangat, atau kemerahan di salah satu atau kedua kaki

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi bila beberapa obat dikonsumsi bersamaan. Jika ingin mengonsumsi obat bersamaan, konsultasikan ke dokter Anda terlebih dahulu. Bila perlu, dokter akan mengubah dosis obat atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Menggunakan progesteron dengan obat-obatan lain bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti:

  • Edoxaban
    Progesteron dapat meningkatkan kadar edoxaban dalam darah.
  • Venetoclax
    Penggunaan bersama secara signifikan dapat meningkatkan kadar dan efek venetoclax dalam darah.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/progesterone?mtype=generic
Diakses pada 12 Maret 2021

Drugs. https://www.drugs.com/drug-interactions/progesterone.html
Diakses pada 12 Maret 2021

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-760/progesterone
Diakses pada 12 Maret 2021

Healthywomen. https://www.healthywomen.org/your-health/progesterone/diagnosis
Diakses pada 12 Maret 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email