Pristiq Tablet 50 mg

27 Okt 2020
Pristiq tablet adalah obat untuk mengatasi gangguan depresi berat.

Deskripsi obat

Pristiq tablet adalah obat untuk mengatasi gangguan depresi berat untuk meningkatkan suasana hati. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Pristiq tablet mengandung zat aktif desvenlafaksin.
Pristiq Tablet 50 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaDesvenlafaksin.
Kelas terapiAntidepresan.
Kemasan1 box isi 2 strip @ 14 tablet (50 mg)
ProdusenPfizer

Informasi zat aktif

Desvenlafaksin adalah metabolit aktif utama dari venlafaksin. Mekanisme pastinya tidak diketahui, tetapi diperkirakan bekerja dengan membantu mengembalikan keseimbangan zat alami tertentu (serotonin dan norepinefrin) di otak yang dapat meningkatkan suasana hati dan tingkat energi Anda.

Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, desvenlafaksin diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diabsorpsi secara baik dengan kadar obat yang masuk ke dalam peredaran darah (ketersediaan hayati) adalah 80% dan waktu dimana obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu konsentrasi plasma) sekitar 7,5 jam.
  • Distribusi: Volume distribusi adalah 3,4 L/kg dan ikatan protein plasma sekitar 30%.
  • Metabolisme: Metabolisme di hati.
  • Ekskresi: Diekskresi melalui urin dalam bentuk obat tidak berubah sebanyak 45% dan metabolit sekitar 24% dan waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) sekitar 10-11 jam.

Indikasi (manfaat) obat

Desvenlafaksin adalah metabolit aktif utama dari venlafaksin diperkirakan bekerja dengan membantu mengembalikan keseimbangan zat alami tertentu (serotonin dan norepinefrin) di otak yang dapat meningkatkan suasana hati dan tingkat energi Anda. 

Komposisi obat

Desvenlafaksin 50 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa: 50 mg/hari.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan pada waktu yang sama setiap hari. Tablet ditelan utuh.

Efek samping obat

  • Mual.
    Cobalah mengonsumsi makanan ringan dan jangan mengonsumsi makanan berat atau pesan. Cobalah konsumsi obat ini setelah makan. Hubungi dokter Anda jika gejala terus berlangsung lebih dari beberapa hari atau semakin memburuk.
  • Pusing.
    Jika desvenlafaksin membuat Anda merasa pusing saat berdiri, cobalah bangun dengan sangat lambat atau tetap duduk sampai Anda merasa lebih baik. Jika Anda mulai merasa pusing, berbaringlah agar tidak pingsan, lalu duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau menggunakan alat atau mesin jika Anda mengalami efek samping seperti pusing.
  • Kesulitan tidur (insomnia).
    Jika Anda mengalami kesulitan tidur (insomnia), beberapa hal sederhana seperti membatasi kafein di sore dan malam hari, menjaga kamar tetap gelap dan tenang, serta tidur dan bangun pada waktu yang ditentukan setiap hari dapat membantu.
  • Kesulitan buang air besar (konstipasi).
    Cobalah untuk banyak air dan cobalah mengonsumsi makanan seimbang dengan banyak buah dan sayuran segar.
  • Mengantuk.
    Jika gejala mengantuk timbul setelah mengonsumsi desvenlafaksin, janganlah mencoba untuk mengemudi dan menggunakan alat atau mesin.
  • Produk keringat berlebih (hiperhidrosis).
  • Berpikir untuk mengakhiri hidup.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pelebaran pupil (midriasis).
  • Kejang.
  • Gangguan keseimbangan elektrolit (hiponatremia).
  • Nafsu makan menurun.
  • Cemas.
  • Gangguan fungsi seksual pada laki-laki misalnya libido menurun.
  • Sindrom serotonin.
  • Perdarahan.

Perhatian Khusus

  • Pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pasien dengan tekanan bola mata (intraokular).
  • Pasien dengan riwayat perasaan hati yang bergairah (hipomania).
  • Pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
  • Pasien dengan penyakit kejang.
  • Pasien dengan gangguan hati sedang hingga berat.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.

Kategori kehamilan

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan pristiq tablet pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi teerhadap desvenlafaksin, venlafaksine atau komponen lainnya.
  • Pasien yang menggunaan obat monoamine oxidase inhibitors (MAOI) yang dimaksudkan untuk mengobati gangguan kejiwaan secara bersamaan atau dalam waktu 14 hari setelah penghentian obat monoamine oxidase inhibitors (MAOI).
  • Pasien yang memulai terapi dengan obat monoamine oxidase inhibitors (MAOI) yang dimaksudkan untuk mengobati gangguan kejiwaan dalam waktu 7 hari setelah penghentian desvenlafaksine.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Aspirin atau NSAID lain, warfarin, dan antikoagulan lain.
    Penggunaan desvenlafaksin dapat meningkatan risiko perdarahan.
  • Bupropion.
    Bupropion jarang menyebabkan kejang, dan menggabungkannya dengan obat lain yang juga dapat menyebabkan kejang seperti desvenlafaksin dapat meningkatkan risiko tersebut.
  • Amfetamin. fentermin, lisdeksamfetamin.
    Desvenlafaksin dapat meningkatkan efek dari obat di atas, dan efek samping seperti gelisah, gugup, dan kecemasan.
  • Duloksetin, siklobenzaprin, escitalopram, fluoksetin, setralin, tramadol, trazodon, venlafaksin,
    Menggunakan obat di atas bersama dengan desvenlafaksin dapat meningkatkan risiko kondisi langka namun serius yang disebut sindrom serotonin, yang mungkin termasuk gejala seperti kebingungan, halusinasi, kejang, perubahan ekstrim pada tekanan darah, peningkatan detak jantung, demam, keringat berlebih, menggigil atau gemetar, penglihatan kabur, kejang atau kekakuan otot, tremor, inkoordinasi, kram perut, mual, muntah, dan diare.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Kejang.
  • Mudah memar atau berdarah (mimisan, gusi berdarah), darah di urin atau tinja, serta batuk darah.
  • Penglihatan kabur, sakit mata atau bengkak, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu.
  • Batuk, rasa tidak nyaman pada dada, kesulitan bernapas.
  • Sakit kepala, kebingungan, kelemahan parah, masalah ingatan, perasaan tidak stabil, halusinasi.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/desvenlafaxine?mtype=generic
Diakses pada 23 September 2020

Drugs. https://www.drugs.com/drug-interactions/desvenlafaxine.html
Diakses pada 23 September 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-163933/desvenlafaxine-oral/details
Diakses pada 23 September 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email