Prednisolone

Prednisolone diindikasikan untuk mengurangi gejala nyeri, pembengkakan, dan reaksi alergi

Prednisolone oral dikonsumsi dengan makanan atau setelah makan untuk menghindari terjadinya sakit perut.

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Lupred

Deskripsi obat

Prednisolone merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi gejala yang timbul akibat peradangan seperti, gejala nyeri, pembengkakan, dan reaksi alergi.

Prednisolone
Golongan

Kortikosteroid

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Tablet, tetes mata, dan krim

Dikonsumsi oleh

Dewasa, anak-anak, dan lansia

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori C: Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan efek buruk terhadap janin dan tidak ditemukan studi yang memadai pada manusia. Namun, mengingat efektivitasnya, penggunaannya dapat dipertimbangkan pada wanita hamil sekalipun berisiko.

Dosis obat

Dosis diberikan oleh dokter berdasarkan kondisi medis. Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.

Intra-articular
Radang Sendi

  • Dewasa: 5-25 mg (prednisolone asetat) atau 2-30 mg (prednisolone phosphate) atau 4-40 mg (prednisolone terbutate), diberikan secara intraartikular. Fosfat dan terbutate juga dapat diberikan secara intralesi atau disuntikkan ke dalam jaringan lunak.

Ophthalmic
Konjungtivitis

  • Dewasa: Suspensi asetat 1% atau 0,12%: Teteskan 1-2 tetes pada mata yang terkena 2-4 kali sehari. Evaluasi ulang jika tidak ada perbaikan setelah 2 hari pengobatan.

Oral
Multiple Sclerosis

  • Dewasa: Diberikan per oral dengan dosis 200 mg setiap hari selama 1 minggu diikuti oleh 80 mg setiap hari selama 1 bln.

Kejang Infantil

  • Anak: 1 bulan-2 tahun: Per oral dengan dosis 10 mg 4 kali sehari selama 14 hari; dapat ditingkatkan menjadi 20 mg 3 kali sehari selama 7 hari jika kejang tidak terkontrol setelah 7 hari, kurangi dosis secara perlahan selama 15 hari sampai terapi dihentikan. Bagi pasien yang mendapatkan dosis 40 mg per hari, kurangi dosis sebanyak 10 mg setiap 5 hari sampai berhenti, pada pasien yang mengonsumsi 60 mg per hari, turunkan menjadi 40 mg per hari selama 5 hari, kemudian 20 mg setiap hari selama 5 hari, kemudian 10 mg setiap hari selama 5 hari.

Alergi dan Peradangan

  • Dewasa: Per oral dengan dosis 5-60 mg setiap hari dalam 2-4 dosis terbagi. Perawatan: 2,5-15 mg setiap hari. Penghentian obat setelah pemakaian jangka panjang dilakukan dengan pengurangan dosis secara bertahap.
  • Anak: 1 bulan-18 tahun: 1-2 mg/kg satu kali sehari. Maks: 60 mg per hari.

Asma Tidak Terkontrol, Sedang Sampai Berat

  • Dewasa: Pasien dengan setidaknya 2 eksaserbasi/tahun membutuhkan kortikosteroid oral: 40-60 mg per hari dalam 1-2 dosis terbagi, biasanya diberikan jangka pendek selama 3-10 hari sampai terjadi perbaikan gejala dan pasien mencapai arus puncak ekspirasi (PEF) minimal 80%. Dapat digunakan dengan dosis pemeliharaan kortikosteroid inhalasi dan bronkodilator agonis β 2 dengan masa kerja panjang.
  • Anak: Pasien dengan lebih dari 3 eksaserbasi/tahun pada anak-anak kurang dari 4 tahun atau setidaknya 2 eksaserbasi/tahun pada anak-anak 5-11 tahun: 1-2 mg/kg per hari selama 3-5 hari, dosis dapat diberikan dalam 1-2 dosis terbagi. Maks: 60 mg per hari.

Sindrom Nefrotik

  • Anak: 1 bulan-18 tahun: Diberikan per oral dengan dosis awal 60 mg/m2 (maks: 80 mg) satu kali sehari selama 4 minggu diikuti dengan 40 mg/m2 berselang selama 4 minggu, kurangi dosis secara bertahap. Pencegahan kekambuhan: 0,5-1 mg/kg satu kali sehari berselang selama 3-6 bulan.

Rheumatoid Arthritis

  • Dewasa: Per oral dengan dosis awal 5-7,5 mg sehari.
  • Lansia: 5 mg per hari.

Purpura Thrombocytopenic Idiopatik

  • Anak: 1-10 tahun: diberikan per oral dengan dosis 1-2 mg/kg per hari (maks: 14 hari) atau 4 mg/kg per hari (maks: 4 hari).

Otic
Alergi dan Kondisi Peradangan Telinga

  • Dewasa: Asetat atau fosfat: 0,5 atau 1% tetes.

Parenteral
Alergi dan Peradangan

  • Dewasa: Injeksi intravena atau infus atau injeksi intramuscular natrium fosfat ester: 5-60 mg prednisolon. Dosis bersifat individual berdasarkan tingkat keparahan dan respons pasien.

Topikal
Rheumatoid Arthritis

  • Dewasa: Oleskan ke area yang terkena bila diperlukan.

Petunjuk umum konsumsi

Ikuti saran dan resep dokter.

  • Minum obat dengan makanan atau susu untuk menghindari sakit perut
  • Ikuti jadwal pemberian dosis dengan hati-hati
  • Dosis berdasarkan kondisi medis dan respons

Konsumsi obat sesuai petunjuk dokter.

Efek samping obat

Efek samping dapat terjadi pada pemakaian obat-obatan. Mual, pusing, dan nyeri ulu hati merupakan efek samping yang umum terjadi selama pemakaian obat ini. Beritahukan dokter mengenai setiap efek samping yang terjadi pada Anda.

Bila Anda mengalami efek samping berat/serius sebagai berikut, segera hubungi dokter Anda:

Perhatian Khusus

Beritahukan dokter Anda mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut:

  • Pasien dengan hipotiroidisme
  • Sirosis
  • Supresi adrenal dan infeksi
  • Kulit rusak atau terinfeksi (hati-hati pada pemakaian topikal)
  • Tidak untuk diterapkan di area yang luas di bawah dressing oklusif
  • Dapat menyebabkan retardasi pertumbuhan ireversibel, glaukoma, dan perforasi kornea

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:

  • Sedang menerima vaksin hidup
  • Herpes simplex keratitis
  • Infeksi sistemik

Informasi lebih lengkap bisa dilihat pada kemasan.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan dengan obat ini dapat menimbulkan interaksi obat. Konsumsi prednisolone bersamaan dengan insulin atau obat antidiabetik oral dapat terjadi peningkatan kebutuhan insulin dan obat antidiabetik oral, bioavailabilitas dengan estrogen dan kontrasepsi oral meningkat, meningkatkan kadar salisilat plasma, peningkatan risiko kejang ketika digunakan dengan ciclosporin, peningkatan risiko perdarahan saluran cerna dan ulserasi bila digunakan dengan NSAID.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/prednisolone-oral-route/side-effects/drg-20075189
Diakses pada 28 November 2018

MIMS. http://mims.com/indonesia/drug/info/prednisolone/?type=brief&mtype=generic
Diakses pada 28 November 2018

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6307-2333/prednisolone-oral/prednisolone-liquid-oral/details
Diakses pada 28 November 2018

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email