Polofar Plus Kaplet

Polofar Plus kaplet adalah obat untuk mengatasi gejala alergi

Deskripsi obat

Polofar Plus kaplet adalah obat untuk mengatasi reaksi alergi, seperti pilek, ruam, gatal-gatal, mata dan hidung berair, serta batuk yang disertai bersin. Obat ini termasuk dalam obat keras yang harus menggunakan resep dokter.
Polofar Plus kaplet mengandung zat aktif dexchlorpheniramine maleate dan dexamethasone yang dapat mengatasi alergi pada saluran pernapasan, mata, dan kulit. Kombinasi dexchlorpheniramine maleate dan dexamethasone juga dapat digunakan untuk mengatasi peradangan, seperti peradangan pada rongga hidung yang disebabkan reaksi alergi (rhinitis alergi), peradangan pada kulit (dermatitis), dan peradangan pada selaput bening mata (konjungtivitis).

Polofar Plus Kaplet
Kandungan utamaDexchlorpheniramine maleate dan dexamethasone.
Kelas terapiAntihistamin dan antiinflamasi.
Klasifikasi obatKortikosterod.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 kaplet
ProdusenIfars Pharmaceutical laboratories

Informasi zat aktif

Dexchlorpheniramine adalah antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, hay fever, dan flu biasa. Gejala ini mungkin termasuk ruam, mata berair, gatal pada mata, hidung, tenggorokan, dan kulit, batuk, pilek, serta bersin.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, dexchlorpheniramine diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan.
  • Distribusi: Didistribusikan secara luas ke dalam tubuh.
  • Metabolisme: Metabolisme sebagian besar di sel mukosa pencernaan dan hati.
  • Ekskresi: Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh) adalah 12 hingga 43 jam pada orang dewasa dan 10 hingga 13 jam pada anak-anak.

Dexamethasone termasuk dalam golongan obat steroid. Steroid dapat membantu memblokir respons sistem kekebalan terhadap peradangan, sehingga mampu mencegah terjadinya peradangan dan mengurangi gejala peradangan.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, deksamethasone diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah diserap dari saluran pencernaan. Waktu ketika obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu untuk konsentrasi plasma puncak) 1-2 jam (oral).
  • Distribusi: Melintasi plasenta dan memasuki ASI.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati.
  • Ekskresi: Melalui urine (hingga 65%).

Indikasi (manfaat) obat

  • Mengatasi gejala alergi, seperti mata dan hidung berair, bersin, serta gatal pada mata, hidung, serta tenggorokan.
  • Mengatasi hay fever atau rhinitis alergi.
  • Mengatasi asma yang disebabkan alergi.
  • Mengatasi dermatitis.
  • Meringankan konjungtivitis alergi.
  • Mengatasi peradangan pada kornea mata.
  • Mengatasi pembengkakan pada mata yang disebabkan alergi.

Dexchlorpheniramine maleate bekerja dengan memblokir histamin, yaitu zat alami yang dibuat tubuh Anda selama reaksi alergi. Obat ini juga memblokir zat alami lain yang dibuat oleh tubuh Anda, yaitu asetilkolin. Memblokir asetilkolin akan membantu mengurangi gejala, seperti mata berair dan pilek.
Dexamethasone termasuk dalam kelas obat kortikosteroid, yaitu obat yang dapat mengatasi peradangan. Obat ini dapat menurunkan respons sistem kekebalan Anda terhadap berbagai penyakit untuk mengurangi gejala, seperti pembengkakan dan reaksi alergi.

Komposisi obat

  • Dexchlorpheniramine maleate 2 mg.
  • Dexamethasone 0,5 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa: 1 kaplet sebanyak 3-4 kali/hari.

Anak-anak:

  • 6-12 tahun: ½ kaplet sebanyak 3-4 kali/hari.
  • 2-6 tahun: ¼ kaplet sebanyak 3-4 kali/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi sesudah makan dan sebelum tidur.

Efek samping obat

  • Diare.
    Untuk mengatasi diare ringan, Anda perlu mengganti cairan dan elektrolit (garam) yang hilang dengan meminum banyak air atau minuman olahraga kaya elektrolit. Hindari kopi, minuman berkafein, minuman manis, soda, dan alkohol karena memiliki efek pencahar. Sebaiknya, hindari juga produk susu.
  • Mual atau muntah.
    Konsumsilah makanan ringan dan hindari makanan berat. Minumlah obat ini setelah makan. Hubungi dokter, jika gejala berlangsung lebih dari beberapa hari atau semakin memburuk.
  • Kesulitan buang air besar (sembelit).
    Konsumsilah lebih banyak makanan berserat tinggi, seperti buah, sayuran segar, dan sereal, serta minumlah banyak air. Lakukan olahraga dengan berjalan-jalan atau berlari setiap hari. Jika cara ini tidak membantu, segera hubungi apoteker atau dokter Anda.
  • Pusing.
    Berbaringlah hingga pusing hilang, lalu bangun secara perlahan. Beristirahatlah yang cukup. Minum banyak cairan, terutama air dan hindari kopi, rokok, alkohol, serta obat-obatan.
  • Sakit kepala.
    Istirahat dan tidur yang cukup dapat membantu Anda lebih rileks. Jika Anda duduk dalam waktu lama, cobalah bangun dan sering-seringlah bergerak. Cobalah membuat rahang, leher, dan bahu Anda lebih rileks.
  • Sakit perut.
    Letakkan botol berisi air panas di perut Anda. Menghangatkan area perut dapat membantu mengendurkan otot dan mengurangi rasa sesak atau kram. Perbanyak minum air dan kurangi asupan kopi, teh, dan alkohol karena dapat memperparah rasa sakit.
  • Mulut, hidung, atau tenggorokan kering.
  • Kesulitan tidur (insomnia).
  • Gangguan menstruasi.
  • Konstipasi (sembelit).
  • Penglihatan kabur.
  • Peningkatan nafsu makan.
  • Peningkatan berat badan.

Cara penyimpanan obat

Simpan di tempat sejuk dan kering, serta terhindar dari sinar matahari langsung.

Perhatian Khusus

  • Wanita hamil dan ibu menyusui.
  • Anak-anak berusia 6 tahun ke bawah.
  • Pasien penderita gagal jantung.
  • Pasien penderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pasien penderita kencing manis (diabetes melitus).
  • Pasien yang mengalami peradangan pada usus besar.
  • Pasien dengan masalah mata. Penggunaan dexamethasone dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah mata, seperti katarak atau peningkatan tekanan pada mata (glaukoma).
  • Pasien yang memiliki luka pada saluran pencernaan.
  • Pasien yang mengonsumsi alkohol.

Kategori kehamilan

Kategori B: Penelitian tidak menemukan efek malformasi atau efek yang mengganggu perkembangan janin pada trimester pertama dan selanjutnya. Studi pada reproduksi hewan telah membuktikan tingkat keamanan obat ini.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang mengalami luka pada dinding lambung (tukak lambung) atau luka pada dinding usus dua belas jari (tukak duodenum).
  • Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.
  • Pasien penderita tulang rapuh (osteoporosis).
  • Pasien yang mengalami penyakit paru-paru yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis (tuberkulosis).
  • Pasien penderita infeksi virus akut, seperti herpes zoster.
  • Pasien penderita pembesaran prostat.
  • Pasien dengan kondisi ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
  • Pasien penderita tekanan darah tinggi.
  • Pasien penderita kadar kolesterol tinggi.
  • Pasien dengan kondisi kelenjar tiroid terlalu aktif.
  • Pasien dengan kondisi penyumbatan kandung kemih.
  • Pasien penderita infeksi jamur.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Obat penghambat pembekuan darah (antikoagulan).
    Penggunaan Polofar Plus kaplet bersama antikoagulan dapat menyebabkan risiko terjadinya perdarahan.
  • Rifampisin, carbamazepine, phenobarbital, phenitoin, primidon, aminoglutethimide, dan barbiturat.
    Obat di atas dapat mempercepat metabolisme kortikosteroid, sehingga efektivitas obat ini dalam mengatasi peradangan akan berkurang.
  • Paracetamol dan aspirin.
    Penggunaan obat di atas bersama Polofar Plus kaplet dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping, seperti pusing, kesulitan konsentrasi, dan kebingungan.
  • Natrium sitrat.
    Penggunaan obat ini bersama natrium sitrat dapat menyebabkan risiko terjadinya iritasi lambung dan usus dua belas jari.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal menggunakan obat sebelumnya, segera gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan gunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan menggunakan total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa menggunakan obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hentikan penggunaan dan hubungi dokter jika Anda mengalami kesulitan bernapas, gangguan pada tenggorokan, pembengkakan bibir, lidah, atau wajah, serta gatal-gatal.

Sesuai kemasan per Oktober 2019

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-10321/dexchlorpheniramine-maleate-oral/details
Diakses pada 20 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1027-5021/dexamethasone-oral/dexamethasone-oral/details
Diakses pada 20 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1027-5021/dexamethasone-oral/dexamethasone-oral/details
Diakses pada 20 November 2020

Drugs. https://www.drugs.com/dexchlorpheniramine.html
Diakses pada 20 November 2020

Drugs. https://www.drugs.com/dexamethasone.html
Diakses pada 20 November 2020

Medline Plus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682792.html
Diakses pada 20 November 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email