Plavix Tablet 75 mg

09 Agu 2020| Arif Putra
Plavix tablet adalah obat yang untuk mencegah pembekuan darah yang menyebabkan serangan jantung.

Deskripsi obat

Plavix tablet adalah obat yang untuk mencegah pembekuan darah yang menyebabkan berkurangnya aliran darah menuju jantung (sindrom koroner akut) sehingga dapat terjadi serangan jantung dan mencegah pembekuan darah (tromboemboli). Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Plavix tablet mengandung zat aktif clopidogrel.
Plavix Tablet 75 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 34.816/tablet per Oktober 2019
Kemasan1 box isi 2 strip @ 14 tablet (75 mg)
ProdusenSanofi

Indikasi (manfaat) obat

  • Mencegah risiko terjadi serangan jantung.
  • Mengatasi kondisi jantung yang tidak mendapat aliran darah dan oksigen yang cukup (angina tidak stabil).
  • Mencegah risiko stroke.
  • Mencegah risiko penyumbatan pembuluh darah pada tungkai kaki (arteri perifer).
  • Mencegah risiko pendaraah saat tindakan operasi jantung atau pembuluh darah.

Klopidogrel adalah obat golongan antiplatelet yaitu pengencer darah bekerja secara selektif dan ireversibel menghambat ikatan adenosin difosfat (ADP) pada reseptor P2Y12 sehingga menghambat aktivasi glikoprotein IIb / IIIa yang dimediasi adenosin difosfat (ADP) untuk mencegah pembekuan darah (agregasi platelet).

Komposisi obat

Klopidogrel 75 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Pembekuan darah (tromboemboli):
    • Pasien penderita serangan jantung (infark miokard), stroke karena penyumbatan pembukuh darah ke otak (stroke iskemik), dan penyumbatan pembuluh darah pada tungkai kaki (arteri perifer): 75 mg/hari.
    • Pasien penderita Atrial fibrilasi yang memiliki setidaknya satu faktor risiko vaskular, tidak cocok menjalankan pengobatan dengan obat antagonis vitamin K, dan memiliki risiko perdarahan rendah: 75 mg/hari dikombinasi dengan aspirin.
  • Berkurangnya aliran darah menuju jantung (sindrom koroner akut):
    • Dewasa usia di bawah 75 tahun:
      • Pasien penderita serangan jantung STEMI (ST-segment Elevation Myocardial Infarction): 300 mg yang dilanjutkan dengan 75 mg/hari. Pengobatan dimulai sedini mungkin saat terjadi gejala dan selama 4 minggu.
      • Pasien penderita serangan jantung NSTEMI (Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction): 300 mg yang dilanjutkan dengan 75 mg/hari dikombinasi dengan asam asetil salisilat 75-325 mg/hari. Dosis asam asetil salisilat yang lebih tinggi memiliki risiko perdarahan yang tinggi maka direkomendasikan dosis asam asetil salisilat tidak boleh lebih tinggi dari 100 mg.
  • Lansia usia di atas 75 tahun:
    • Pasien penderita serangan jantung STEMI (ST-segment Elevation Myocardial Infarction): 75 mg/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Reaksi alergi obat: kulit kemerahan, pembengkakan (angioedema), dan gangguan pembekuan darah (hemofilia).
  • Pecahnya salah satu pembuluh darah (hemoragik): Pendarahan, mimisan, dan luka yang mudah terjadi pendarahan atau pendarahan yang berlangsung lama.
    Hati-hati dalam melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan cedera atau terluka, selalu menggunakan helm ketika bersepeda, gunakan sarung tangan saat menggunakan benda tajam seperti gunting, pisau, dan alat berkebun, gunakan alat pencukur elektronik, gunakan sikat gigi yang lembut dan benang gigi.
  • Diare, mual, muntah.
    Cobalah minum banyak air dan konsultasikan kepada profesional kesehatan Anda jika memiliki gejala dehidrasi seperti warna urin yang gelap dan bau yang menyengat. Jangan mengonsumsi obat diare tanpa izin dokter.
  • Nyeri atau sakit perut.
    Cobalah tenang dan istrirahat, makan dan minum perlahan dengan porsi kecil dan lebih sering. Cobalah menggunaan handuk hangat atau botol air yang berisi air hangat ke atas perut untuk meringankan rasa sakitnya. Namun, jika Anda merasa sangat kesakitan, segera hubungi dokter Anda.
  • Gangugan pencernaan dan dada terasa terbakar atau nyeri.
    Konsumsi klopidogrel beberapa menit sebelum atau sesudah makan, dan jika rasa sakit pada saluran cerna tidak kunjung hilang, dapat menjadi gejala tukak lambung. Segera hubungi dokter Anda untuk mengatasi masalah tersebut.

Perhatian Khusus

  • Pasien penderita gangguan pengenceran darah.
  • Pasien penderita gangguan pendarahan atau yang memilik risiko pendarahan seperti sehabis operasi.
  • Pasien dengan pendarahan di saluran cerna (gastrointestinal) dan penderita tekanan pada bola mata (intraokular).
  • Pasien penderita gangguan hati dan ginjal.
  • Lansia.
  • Wanita hamil.
  • Ibu menyusui.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap amlodipin.
  • Pasien yang mengalami penurunan tekanan darah yang berat (hipotensi berat).
  • Pasien yang mengalami gangguan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh (syok kardiogenik).
  • Pasien yang memiliki penyumbatan (obstruksi) saluran keluar ventrikel kiri seperti tenosis aorta derajat tinggi, dan gagal jantung setelah serangan jantung akut.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Aspirin, antikoagulan, antiplatelet, Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID), trombolitik, inhibitor glikoprotein IIb atau IIa, Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI).
    Pengunaan bersama klopidogrel meningkatkan risiko pendarahan.
  • Obat inhibitor enzim CYP2C19: espmeprazol, omeprazol, fluvoksamin, moklobemid, tiklopidin, karbamazepin, efavirenz.
    Pengunaan bersama klopidogrel menurunkan efek pencencer darah (antiplatelet).
  • Repaglidin dan paclitaxel.
    Pengunaan bersama klopidogrel meningkatkan konsentrasi substrat CYP2C8.
  • Obat antagonis opioid: morfin.
    Pengunaan bersama klopidogrel menunda dan menurunkan aktivitas absorpsi.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/clopidogrel
Diakses pada 28 Juli 2020

Nhs. https://www.nhs.uk/medicines/clopidogrel/
Diakses pada 28 Juli 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email