Curelepz, Decatona, Dilantin, Ikaphen, Kutoin, Phenytoin Sodium, Phenitin, Zentropil
Phenytoin digunakan untuk mencegah dan mengontrol kejang pada penderita epilepsi. Epilepsi, atau disebut juga sebagai ayan, merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat aktivitas listrik otak yang tidak normal. Hal tersebutlah yang menimbulkan kejang berulang.
Obat ini termasuk dalam golongan obat antikonvulsan atau obat antiepilepsi yang bekerja pada jaringan saraf otak untuk menghentikan kejang.
Selain kejang karena epilepsi, obat ini juga digunakan untuk mencegah kejang yang mungkin terjadi selama atau setelah operasi otak atau sistem saraf. Phenytoin pun dapat digunakan untuk mengobati neuralgia trigeminal, yaitu sejenis nyeri saraf yang memengaruhi wajah.
Phenytoin (Fenitoin) | |
---|---|
Golongan | Kelas terapi: Antikonvulsan Klasifikasi obat: Derivat antiepilepsi |
Kategori obat | Obat resep |
Bentuk sediaan obat | Kapsul, injeksi |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia |
Dosis obat | Dosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat. |
Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.
Oral
Epilepsi yang terkait bedah saraf
Intravena atau injeksi pada pembuluh darah vena
Kejang tonik-klonik status epilepticus atau kejang yang membuat seluruh otot kaku dan berlangsung lebih dari 30 menit
Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun, jika terjadi efek samping yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari bantuan medis.
Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah penggunaan phenytoin adalah:
Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan phenytoin jika:
Hindari penghentian mendadak, hentikan penggunaan phenytoin secara perlahan.
Hindari penggunaan phenytoin pada pasien dengan kondisi medis, seperti:
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius, seperti:
Interaksi obat mungkin terjadi bila beberapa obat dikonsumsi bersamaan. Jika ingin mengonsumsi obat bersamaan, konsultasikan ke dokter Anda terlebih dahulu. Bila perlu, dokter akan mengubah dosis obat atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.
Menggunakan phenytoin dengan obat-obatan lain bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti:
Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682022.html
Diakses pada 10 Maret 2021
WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-4159-1057/phenytoin-oral/phenytoin-suspension-oral/details
Diakses pada 10 Maret 2021
NHS. https://www.nhs.uk/medicines/phenytoin/
Diakses pada 10 Maret 2021
Drugs. https://www.drugs.com/drug-interactions/phenytoin.html
Diakses pada 10 Maret 2021