Phenytoin

27 Apr 2021| Olivia
Phenytoin digunakan untuk mencegah dan mengontrol kejang pada penderita epilepsi

Phenytoin digunakan untuk mencegah dan mengontrol kejang pada penderita epilepsi

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Curelepz, Decatona, Dilantin, Ikaphen, Kutoin, Phenytoin Sodium, Phenitin, Zentropil

Deskripsi obat

Phenytoin digunakan untuk mencegah dan mengontrol kejang pada penderita epilepsi. Epilepsi, atau disebut juga sebagai ayan, merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat aktivitas listrik otak yang tidak normal. Hal tersebutlah yang menimbulkan kejang berulang.

Obat ini termasuk dalam golongan obat antikonvulsan atau obat antiepilepsi yang bekerja pada jaringan saraf otak untuk menghentikan kejang.

Selain kejang karena epilepsi, obat ini juga digunakan untuk mencegah kejang yang mungkin terjadi selama atau setelah operasi otak atau sistem saraf. Phenytoin pun dapat digunakan untuk mengobati neuralgia trigeminal, yaitu sejenis nyeri saraf yang memengaruhi wajah.

Phenytoin (Fenitoin)
GolonganKelas terapi: Antikonvulsan Klasifikasi obat: Derivat antiepilepsi
Kategori obatObat resep
Bentuk sediaan obatKapsul, injeksi
Dikonsumsi olehDewasa dan anak-anak
Kategori kehamilan dan menyusuiKategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia
Dosis obatDosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.

Oral
Epilepsi yang terkait bedah saraf

  • Dewasa: 100-200 mg setiap 4 jam selama operasi dan dilanjutkan setelah operasi selama 48-72 jam, lalu dikurangi menjadi dosis pemeliharaan sebanyak 300 mg/hari

Intravena atau injeksi pada pembuluh darah vena
Kejang tonik-klonik status epilepticus atau kejang yang membuat seluruh otot kaku dan berlangsung lebih dari 30 menit

  • Dewasa:
    • Sebagai tambahan pada terapi benzodiazepine (misalnya diazepam dan lorazepam): 10-15 mg/kgBB diberikan dengan injeksi lambat atau infus intermiten dengan kecepatan tidak lebih dari 50 mg/menit. Dosis pemeliharaan 100 mg intravena (atau per oral) diberikan tiap 6-8 jam.
  • Anak-anak: 15–20 mg/kg dengan kecepatan tidak melebihi 1-3 mg/kgBB/menit

Aturan pakai obat

  • Oral: Dikonsumsi bersama makanan
  • Injeksi: Dilakukan secara langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun, jika terjadi efek samping yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari bantuan medis.

Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah penggunaan phenytoin adalah:

  • Sakit kepala
    Ketika merasa sakit kepala, beristirahatlah hingga merasa lebih baik. Jangan mengonsumsi alkohol karena akan menimbulkan rasa kantuk. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Sakit kepala biasanya akan hilang setelah seminggu pertama.
  • Pusing
    Jika Anda mulai merasa pusing, baringkan tubuh agar tidak pingsan. Lalu, duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau mengoperasikan mesin jika Anda mengalami efek samping ini.
  • Mual dan muntah
    Minumlah banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang dari dalam tubuh dan mencegah dehidrasi. Kondisi dehidrasi ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urine, serta urine berwarna gelap dan berbau menyengat. Hindari konsumsi makanan pedas.
  • Konstipasi (sembelit)
    Konsumsi lebih banyak makanan yang berserat tinggi, seperti buah, sayuran segar, dan sereal. Minum beberapa gelas air atau cairan nonalkohol lainnya setiap hari. Cobalah berolahraga lebih teratur, misalnya dengan berjalan kaki atau berlari setiap hari.
  • Gerakan mata yang tidak normal
  • Masalah dengan keseimbangan atau gerakan otot
  • Kemerahan (ruam) kulit

Perhatian Khusus

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan phenytoin jika:

  • Memiliki masalah jantung
  • Memiliki penyakit hati
  • Memiliki penyakit kencing manis (diabetes)
  • Mengalami depresi
  • Mengalami kekurangan vitamin D atau kondisi lain yang menyebabkan penipisan tulang
  • Mengalami kelainan darah berupa pembentukan heme, yaitu bagian dari hemoglobin, yang tidak sempurna (porfiria)
  • Sedang hamil atau menyusui
  • Mengonsumsi alkohol
  • Mengemudi kendaraan atau mengoperasikan alat atau mesin

Hindari penghentian mendadak, hentikan penggunaan phenytoin secara perlahan.

Penyimpanan

  • Kapsul: Simpan pada suhu antara 20-25°C
  • Injeksi: Simpan pada suhu antara 15-30°C

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Hindari penggunaan phenytoin pada pasien dengan kondisi medis, seperti:

  • Alergi terhadap obat-obatan serupa, seperti ethotoin, fosphenytoin, atau mephenytoin
  • Riwayat kerusakan hati akut akibat penggunaan phenytoin
  • Mengonsumsi obat delavirdin
  • Perubahan denyut jantung menjadi lebih lambat, yaitu di bawah 60 denyut/menit (sinus bradikardia)
  • Kehilangan kesadaran karena berkurangnya aliran darah ke otak akibat berkurangnya darah yang dipompa bilik jantung (sindrom adam stokes)

Kategori kehamilan & menyusui

Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius, seperti:

  • Tanda gangguan darah, seperti memar atau perdarahan tidak terduga, pembengkakan pada kelenjar, demam, dan sakit tenggorokan
  • Memiliki pikiran untuk melukai atau mengakhiri diri sendiri
    Sejumlah kecil orang yang menggunakan phenytoin pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. Efek samping ini dapat terjadi beberapa minggu setelah melakukan pengobatan.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi bila beberapa obat dikonsumsi bersamaan. Jika ingin mengonsumsi obat bersamaan, konsultasikan ke dokter Anda terlebih dahulu. Bila perlu, dokter akan mengubah dosis obat atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Menggunakan phenytoin dengan obat-obatan lain bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti:

  • Warfarin
    Penggunaan warfarin bersama phenytoin dapat membuat perdarah lebih mudah terjadi dan meningkatkan kadar phenytoin, sehingga risiko efek sampingnya akan meningkat.
  • Atorvastatin
    Penggunaan bersama phenytoin dapat mengurangi kadar atorvastatin dalam darah, sehingga membuat obat kurang efektif untuk mengobati kolesterol tinggi.
  • Pregabalin
    Penggunaan phenytoin bersama pregabalin dapat meningkatkan efek samping, seperti pusing, kantuk, kebingungan, dan sulit berkonsentrasi.
  • Gabapentin
    Penggunaan bersama phenytoin dapat menyebabkan kantuk, masalah penglihatan, kejang, perubahan perilaku, mual, atau koordinasi otot yang buruk.
  • Acetaminophen
    Penggunaan acetaminophen bersama phenytoin dapat mengubah efek acetaminophen dan menyebabkan efek samping serius yang dapat mempengaruhi hati.
  • Quetiapine
    Fenitoin dapat secara signifikan mengurangi kadar quetiapine dalam darah, sehingga membuat obat kurang efektif dalam mengobati penyakit.
  • Levothyroxine
    Penggunaan phenytoin bersama levothyroxine dapat mengurangi efek levothyroxine.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682022.html
Diakses pada 10 Maret 2021

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-4159-1057/phenytoin-oral/phenytoin-suspension-oral/details
Diakses pada 10 Maret 2021

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/phenytoin/
Diakses pada 10 Maret 2021

Drugs. https://www.drugs.com/drug-interactions/phenytoin.html
Diakses pada 10 Maret 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email