Phenobarbital

Phenobarbital digunakan untuk mengatasi dan meredakan kejang seperti epilepsi

Phenobarbital digunakan untuk mengatasi dan meredakan kejang seperti epilepsi

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Phenobarbital, Phenobarbital Sodium, Phental 100, Sibital 200

Deskripsi obat

Phenobarbital digunakan untuk mengatasi dan meredakan kejang, seperti epilepsi. Obat ini merupakan obat antikonvulsan golongan barbiturat yang dapat memperlambat aktivitas otak dan sistem saraf, serta mengendalikan aktivitas tidak normal pada otak dan saraf.

Mengontrol dan mengurangi kejang dapat membuat Anda melakukan lebih banyak aktivitas normal sehari-hari. Selain itu, mengontrol kejang juga dapat mengurangi frekuensi kejang berulang yang dapat mengancam jiwa dan risiko cedera saat kehilangan kesadaran.

Phenobarbital hanya digunakan dalam waktu singkat, yaitu tidak lebih dari 2 minggu untuk menenangkan atau membantu Anda tidur selama mengalami gangguan kecemasan.

Phenobarbital (Fenobarbital)
GolonganKelas terapi : Antikonvulsan Klasifikasi obat : Barbiturat
Kategori obatObat resep
Bentuk sediaan obatTablet, injeksi
Dikonsumsi olehDewasa dan anak-anak
Kategori kehamilan dan menyusuiKategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia.
Dosis obatDosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis bersifat individual. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat.

Oral
Penenang atau sedasi

  • Dewasa: 30-120 mg setiap hari dalam 2-3 dosis terbagi, dosis tidak lebih dari 400 mg/hari
  • Anak: 2 mg/kgBB sebanyak 3 kali/hari

Kejang

  • Dewasa: 1–3 mg/kgBB sebanyak 1-2 kali/hari
  • Anak-anak:
    • 1–5 tahun: 6–8 mg/kgBB sebanyak 1-2 kali/hari
    • 6–12 tahun: 4-6 mg/kgBB sebanyak 1-2 kali/hari
    • 12 tahun ke atas: 1–3 mg/kgBB sebanyak 1-2 kali/hari
  • Bayi: 5–6 mg/kbBB sebanyak 1–2 kali/hari.
  • Neonatus (bayi usia 28 hari ke bawah): 1–3 mg/kgBB sebanyak 1–2 kali/hari

Injeksi intravena atau penyuntikan melalui pembuluh darah vena
Kejang

  • Dewasa: 1–3 mg/kgBB melalui intravena (IV) sebanyak 1-2 kali/hari
  • Anak-anak:
    • 1–5 tahun: 6–8 mg/kgBB sebanyak 1-2 kali/hari melalui intravena (IV) sebanyak 1-2 kali/hari
    • 6–12 tahun: 4-6 mg/kgBB sebanyak 1-2 kali/hari melalui intravena (IV) sebanyak 1-2 kali/hari
    • 12 tahun ke atas: 1–3 mg/kgBB sebanyak 1-2 kali/hari melalui intravena (IV) sebanyak 1-2 kali/hari
  • Bayi: 5–6 mg/kbBB sebanyak 1–2 kali/hari melalui intravena (IV) sebanyak 1-2 kali/hari
  • Neonatus (bayi usia 28 hari ke bawah): 1–3 mg/kgBB sebanyak 1–2 kali/hari melalui intravena (IV) sebanyak 1-2 kali/hari

Kejang pada epilepsi

  • Dewasa: 15–20mg/kgBB, dapat diulang setelah 10 menit dengan penambahan dosis 5–10 mg/kgBB
  • Anak-anak: 15–20 mg/kgBB, dapat diulang setelah 15–30 menit dengan dosis 5–10 mg/kgBB

Aturan pakai obat

  • Oral: Dikonsumsi dengan atau tanpa makanan
  • Injeksi: Dilakukan dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun, jika terjadi efek samping yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari bantuan medis.

Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan phenobarbital antara lain:

  • Mengantuk atau kurang bertenaga
    Beristirahatlah yang cukup hingga merasa kondisi Anda lebih baik. Jika masih merasa mengantuk atau lelah, jangan mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin.
  • Mual dan muntah
    Hindari makanan yang sulit dicerna. Jangan berbaring setelah makan. Beristirahatlah dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki Anda. Jika Anda merasa mual saat bangun di pagi hari, makanlah daging tanpa lemak atau keju sebelum tidur. Minumlah setidaknya enam gelas air sehari.
  • Pusing atau sensasi berputar
  • Suasana hati tertekan
  • Merasa gelisah atau bersemangat
  • Efek samping fatal atau serius, seperti kelainan pada lapisan kulit, bola mata, dan selaput lendir (sindrom stevens-Johnson) dan gangguan kulit berupa hilangnya lapisan luar kulit yang akan membahayakan nyawa (nekrolisis epidermal toksik)

Perhatian Khusus

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan phenobarbital pada kondisi:

  • Riwayat kecanduan obat penenang atau hipnotik dan sedatif
  • Depresi pernapasan
  • Memiliki kecenderungan mengakhiri hidup
  • Rendahnya produksi kelenjar adrenal (hipoadrenalisme)
  • Gangguan hati dan ginjal ringan hingga sedang
  • Penggunaan bersama obat-obatan lain, suplemen, dan obat herbal
  • Lanjut usia
  • Kondisi lemah
  • Anak-anak
  • Kehamilan dan menyusui

Hindari penghentian penggunaan secara mendadak. Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 20-25°C.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan menggunakan obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:

  • Asma berat
  • Gangguan paru obstruktif kronis (PPOK) atau gangguan pernapasan lainnya
  • Riwayat pribadi atau keluarga yang mengalami gangguan darah berupa pembentukan heme atau komponen hemoglobin (sel darah merah) yang tidak sempurna (porfiria)
  • Penyakit hati parah
  • Riwayat kecanduan phenobarbital atau obat serupa, seperti valium, xanax, dan ativan

Kategori kehamilan & menyusui

Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Pernapasan lemah atau dangkal
  • Rasa sakit yang tidak biasa, terutama di leher, bahu, atau lengan
  • Gangguan sel darah merah yang ditandai kulit pucat, kelemahan otot, diare, penurunan berat badan, detak jantung cepat, lidah bengkak, mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki, dan sesak napas
  • Reaksi kulit parah yang ditandai demam, sakit tenggorokan, bengkak di wajah atau lidah, rasa terbakar di mata, atau nyeri kulit diikuti oleh ruam kulit merah atau ungu yang menyebar terutama di wajah atau tubuh bagian atas, serta melepuh dan mengelupas

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi bila beberapa obat dikonsumsi bersamaan. Jika ingin mengonsumsi obat bersamaan, konsultasikan ke dokter Anda terlebih dahulu. Bila perlu, dokter akan mengubah dosis obat atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi obat phenobarbital dengan obat lain bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti:

  • Lorazepam, diphenhydramine, duloxetine, levetiracetam, diazepam, alprazolam
    Penggunaan bersama phenobarbital dapat meningkatkan efek samping, seperti pusing, mengantuk, kebingungan, dan kesulitan berkonsentrasi.
  • Furosemide
    Penggunaan bersama dapat menurunkan tekanan darah.
  • Levothyroxine
    Penggunaan bersama dapat menyebabkan kelelahan, naiknya berat badan, sembelit, dan tekanan darah rendah.
  • Acetaminophen
    Penggunaan bersama dapat mengubah efek acetaminophen dan menyebabkan efek samping serius yang dapat mempengaruhi hati.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Drugs. https://www.drugs.com/drug-interactions/phenobarbital.html
Diakses pada 19 Februari 2021

Everyday Health. https://www.everydayhealth.com/drugs/phenobarbital#drug-warnings
Diakses pada 19 Februari 2021

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682007.html
Diakses pada 19 Februari 2021

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-8689/phenobarbital-oral/details
Diakses pada 19 Februari 2021

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/phenobarbital?mtype=generic
Diakses pada 19 Februari 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email