Pantoprazole

27 Apr 2021
Pantoprazole digunakan untuk membantu menurunkan jumlah asam lambung yang diproduksi perut

Pantoprazole digunakan untuk membantu menurunkan jumlah asam lambung yang diproduksi perut

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Caprol, Ciprazol, Erprazol, Ottozol, Panloc, Pantorin, Pranza, Propanzol, Pumpisel, Topazol, Pandecta, Pantoz, Panvell, Pepzol, Prazopant, Ulcan, Vomizole

Deskripsi obat

Pantoprazole digunakan untuk membantu menurunkan jumlah asam lambung yang diproduksi perut. Selain itu, obat ini dapat mengatasi berbagai masalah pada perut dan kerongkongan akibat kelebihan asam lambung, misalnya sakit maag dan GERD pada orang dewasa dan anak-anak usia 5 tahun ke atas.

Obat golongan penghambat pompa proton atau Proton Pump Inhibitor (PPI) ini juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit lain yang berkaitan dengan peningkatan asam lambung. Misalnya saja, sindrom Zollinger-Ellison, yaitu adanya tumor di pankreas dan usus dua belas jari (duodenum).

Pantoprazole (Pantoprazol)
GolonganKelas terapi: Antacida, antirefluks, dan antiulcer Klasifikasi obat: Proton Pump Inhibitor (PPI)
Kategori obatObat resep
Bentuk sediaan obatTablet, infus
Dikonsumsi olehDewasa, anak-anak, dan lanjut usia
Kategori kehamilan dan menyusuiKategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol, tetapi ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin
Dosis obatDosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.

Intravena atau penyuntikan melalui pembuluh darah vena
Sindrom Zollinger-Ellison

  • Dewasa: 80 mg sebanyak 1 atau 2 kali/hari sebagai injeksi lambat atau infus jangka pendek selama 2-15 menit. Beralih ke terapi oral sesegera mungkin.

Penyakit gastroesophageal reflux dan tukak lambung

  • Dewasa: 40 mg setiap hari sebagai injeksi lambat atau infus jangka pendek selama 2-15 menit. Beralih ke terapi oral sesegera mungkin.

Oral

Penyakit gastroesophageal reflux

  • Dewasa: 20–40 mg sebanyak 1 kali/hari, dikonsumsi pada pagi hari, selama 4 minggu. Lama pengobatan dapat ditingkatkan hingga 8 minggu jika diperlukan.
  • Anak-anak 5 tahun ke atas dengan berat badan 15–40 kg: 20 mg sebanyak 1 kali/hari, dengan lama pengobatan hingga 8 minggu
  • Anak-anak 5 tahun ke atas dengan berat badan 40 kg ke atas: 40 mg sebanyak 1 kali/hari, dengan lama pengobatan hingga 8 minggu

Tukak lambung atau duodenum

  • Dewasa: 40 mg sebanyak 1 kali/hari, dosis dapat ditingkatkan hingga 80 mg/hari. Pengobatan tukak lambung dilakukan selama 2-4 minggu dan tukak duodenum dilakukan selama 4-8 minggu

Pencegahan tukak atau luka akibat obat NSAID

  • Dewasa: 20 mg sebanyak 1 kali/hari

Sindrom Zollinger-Ellison

  • Dewasa: 40 mg sebanyak 2 kali/hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 240 mg/hari. Dosis harian sebanyak 80 mg ke atas sebaiknya dikonsumsi dalam 2 dosis terbagi.

Aturan pakai obat

  • Oral: Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan
  • Intravena: Dilakukan langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun, jika terjadi efek samping yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari bantuan medis.

Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah penggunaan pantoprazole adalah:

  • Mual atau muntah
    Tetaplah mengonsumsi makanan sederhana dan hindari makanan dengan rasa yang kuat, seperti pedas. Jika Anda muntah, cobalah sesering mungkin minum air putih. Jangan minum obat lain untuk mengobati muntah tanpa berbicara dengan apoteker atau dokter.
  • Sakit kepala
    Pastikan Anda beristirahat. Minumlah banyak cairan dan hindari alkohol. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Sakit kepala biasanya akan hilang setelah minggu pertama mengonsumsi pantoprazole. Segera hubungi dokter Anda jika efek samping berlangsung lebih dari seminggu atau bertambah parah.
  • Sakit perut atau perut kembung
    Hindari makanan yang menyebabkan kembung, seperti kacang-kacangan dan bawang. Makanlah dalam porsi kecil, tetapi lebih sering. Makan dan minumlah secara perlahan. Lakukan olahraga secara teratur. Beberapa obat, seperti simetikon dapat meredakan gejala perut kembung ini.
  • Diare
    Minumlah air sedikit demi sedikit, tetapi sering untuk menghindari kekurangan cairan atau dehidrasi. Gejala dehidrasi, antara lain buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau urine berbau tajam. Jangan minum obat lain untuk mengobati diare tanpa berkonsultasi dengan apoteker atau dokter.
  • Kesulitan buang air besar (sembelit)
    Konsumsi makanan yang mengandung banyak serat, seperti buah, sayur, dan sereal. Minumlah banyak air putih. Cobalah berolahraga, misalnya dengan berjalan-jalan atau berlari setiap hari. Jika cara ini tidak membantu, hubungi apoteker atau dokter Anda.
  • Gejala demam, ruam, atau pilek yang biasanya terjadi pada anak-anak
  • Nyeri sendi

Perhatian Khusus

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan pantoprazole pada:

  • Pasien dengan riwayat luka pada dinding lambung (tukak lambung) atau usus 12 jari (tukak duodenum), serta perdarahan pada saluran pencernaan atas
  • Pasien dalam pengobatan untuk menangani atau mencegah infeksi virus, termasuk HIV (HIV protease inhibitor)
  • Pasien lanjut usia atau 65 tahun ke atas
  • Anak-anak
  • Pasien yang berisiko mengalami pengeroposan tulang (osteoporosis)
  • Pasien dengan gangguan penyerapan vitamin B12
  • Pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat
  • Ibu hamil dan menyusui
  • Pasien dengan kadar magnesium rendah dalam tubuh (hipomagnesemia)

Hentikan penggunaan jika enzim hati meningkat. Lakukan pemantauan enzim hati jika obat digunakan dalam jangka panjang. Lakukan pemantauan kadar magnesium sebelum terapi dan secara berkala.

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 20-25°C.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Hindari penggunaan pantoprazole pada pasien dengan kondisi medis, seperti:

  • Memiliki riwayat alergi pantoprazole atau obat-obatan serupa, seperti lansoprazole, omeprazole, nexium, prevacid, prilosec, dan lain-lain
  • Mengonsumsi obat rilpivirin dan atazanavir
  • Memiliki masalah pernapasan
  • Memiliki masalah ginjal

Kategori kehamilan & menyusui

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan pantoprazole pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.

Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Masalah ginjal, seperti buang air kecil lebih sedikit dari biasanya, adanya darah dalam urine, bengkak, dan penambahan berat badan yang cepat
  • Kadar magnesium rendah yang ditandai dengan pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur, tremor, gemetar atau gerakan otot yang menyentak, merasa gelisah, kram otot, kejang otot di tangan dan kaki, serta batuk atau perasaan tersedak
  • Gejala lupus yang baru terjadi atau bertambah parah, seperti nyeri sendi, dan ruam kulit di pipi atau lengan yang memburuk di bawah sinar matahari
  • Sakit perut parah serta diare berair atau berdarah
  • Nyeri tiba-tiba atau kesulitan menggerakkan pinggul, pergelangan tangan, atau punggung

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi bila beberapa obat dikonsumsi bersamaan. Jika ingin mengonsumsi obat bersamaan, konsultasikan ke dokter Anda terlebih dahulu. Bila perlu, dokter akan mengubah dosis obat atau mengganti dengan obat lain.

Menggunakan pantoprazole dengan obat-obatan lain bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti:

  • Methotrexate
    Pantoprazole dapat meningkatkan kadar methotrexate dalam plasma dan risiko efek samping, seperti mual atau muntah.
  • Warfarin
    Pantoprazole dan warfarin dapat meningkatkan waktu protrombin atau pembekuan darah, sehingga meningkatkan risiko perdarahan.
  • Itraconazole, ketoconazole, erlotinib, dan posaconazole
    Pantoprazole dapat menurunkan penyerapan obat di atas, sehingga akan menurunkan efektivitas obat dalam mengatasi infeksi jamur.
  • Clopidogrel
    Pantoprazole dapat mengurangi efektivitas clopidogrel dan menurunkan efek obat dalam mengencerkan darah, sehingga dapat menyebabkan pembekuan darah.
  • Rilpivirin dan atazanavir
    Pantoprazole dapat menurunkan kadar rilpivirin dan atazanavir dalam darah, sehingga akan menurunkan efek antivirus.
  • Diuretik
    Pantoprazole dan diuretik dapat meningkatkan risiko penurunan kadar magnesium dalam darah (hipomagnesemia).
  • Digoxin
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan efek kardiotoksik atau kerusakan jantung.
  • Sucralfate
    Penggunaan bersama obat di atas dapat menurunkan penyerapan pantoprazole, sehingga efektivitasnya dalam menurunkan produksi asam lambung akan menurun.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pantoprazole?mtype=generic
Diakses pada 18 Maret 2021

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-17633/pantoprazole-oral/details
Diakses pada 18 Maret 2021

Drugs. https://www.drugs.com/pantoprazole.html
Diakses pada 18 Maret 2021

Rxlist. https://www.rxlist.com/consumer_pantoprazole_protonix/drugs-condition.htm
Diakses pada 18 Maret 2021

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601246.html
Diakses pada 18 Maret 2021

Medical News today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/pantoprazole-oral-tablet#side-effects
Diakses pada 18 Maret 2021

MayoClinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/pantoprazole-oral-route/side-effects/drg-20071434?p=1
Diakses pada 2 Maret 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email