Opizolam Tablet

27 Okt 2020
no-image-drug

Deskripsi obat

Opizolam tablet adalah obat penenang untuk mengatasi gangguan kecemasan (ansietas) atau gangguan panik yang berlebihan. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Opizolam tablet mengandung zat aktif alprazolam.
Opizolam Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaAlprazolam.
Kelas terapiAnsiolitik.
Klasifikasi obatBenzodiazepin.
Kemasan1 box isi 5 strip (0,5 mg; 1 mg)
ProdusenOtto Pharmaceuticals Industries

Informasi zat aktif

Alprazolam termasuk golongan obat yang disebut benzodiazepin. Alprazolam menempel pada reseptor benzodiazepin tertentu di otak dan sistem saraf dan meningkatkan aktivitas bahan kimia yang disebut asam gamma-aminobutyric (GABA) sehingga dapat membantu menghasilkan efek menenangkan di otak Anda.

  • Absorpsi: Diabsorpsi secara cepat dari saluran cerna. Kadar obat yang masuk ke dalam peredaran darah (ketersediaan hayati) sebanyak 84-92% dan waktu dimana obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak plasma) selama 1-2 jam.
  • Distribusi: Melewati plasenta dan memasuki ASI dan volume distribusi adalah 0,84-1,42 L/kg dan ikatan protein plasma sekitar 80%.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati.
  • Ekskresi: Diekskresi melalui urin dan waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) selama 11,2 jam.

Indikasi (manfaat) obat

Mengatasi:

Alprazolam termasuk golongan obat yang disebut benzodiazepin. Alprazolam menempel pada reseptor benzodiazepin tertentu di otak dan sistem saraf dan meningkatkan aktivitas bahan kimia yang disebut asam gamma-aminobutyric (GABA) sehingga dapat membantu menghasilkan efek menenangkan di otak Anda.

Komposisi obat

  • Opizolam 0,5 mg: alprazolam 0,5 mg.
  • Opizolam 1 mg: alprazolam 1 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Dewasa:
    • Terapi jangka pendek gangguan kecemasan: 0,25-0,5 mg sebanyak 3 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan jika dibutuhkan setiap 3-4 hari dari total 3 atau 4 mg/hari. Durasi pengobatan selama 8-12 minggu.
    • Gangguan panik dengan atau tanpa rasa cemas berlebihan (agorafobia): 0,5 mg sebanyak 3 kali/hari, dosis dapat ditingkatkan hingga tidak lebih dari 1 mg/hari setiap 3-4 hari. Jika dibutuhkan, dosis 10 mg/hari dapat digunakan.
  • Lansia: 0,25 mg sebanyak 2-3 kali/hari, dapat ditingkatkan secara bertahap jika diperlukan dan ditoleransi.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Pusing.
    Jika alprazolam membuat Anda merasa pusing saat berdiri, cobalah bangun dengan sangat lambat atau tetap duduk sampai Anda merasa lebih baik. Jika Anda mulai merasa pusing, berbaringlah agar tidak pingsan, lalu duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau menggunakan alat atau mesin jika Anda mengalami efek samping seperti pusing.
  • Sakit kepala.
    Pastikan Anda istirahat dan minum banyak cairan. Jika itu mengganggu Anda, mintalah apoteker untuk merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Bicaralah dengan dokter jika sakit kepala Anda berlangsung lebih dari seminggu atau parah.
  • Sakit perut.
    Cobalah istirahat dan rileks. Makan dan minum secara perlahan dan makan lebih sedikit dan lebih sering dapat membantu. Menempatkan bantalan panas atau botol air panas tertutup di perut Anda juga dapat membantu. Jika Anda sangat kesakitan, bicarakan dengan dokter atau apoteker.
  • Mual atau muntah.
    Konsumsi obat ini sesudah makan, konsumsi sedikit air secara teratur untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Hindari mengonsumsi makanan pedas. Efek samping ini biasanya akan hilang setelah beberapa hari. Segera hubungi dokter untuk merekomendasikan obat antimual dan muntah jika efek ini terjadi dalam waktu yang cukup lama.
  • Diare.
    Minum banyak cairan untuk menghindari terjadinya dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi termasuk buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau buang air kecil berbau tajam. Jangan minum obat lain untuk mengobati diare, termasuk garam rehidrasi, tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan apoteker atau dokter.
  • Mengantuk.
    Jika gejala mengantuk timbul setelah mengonsumsi sulpirid, janganlah mencoba untuk mengemudi dan menggunakan alat atau mesin.
  • Mulut kering.
    Kunyahlah permen karet bebas gula atau hisap permen bebas gula.
  • Gangguan tidur.
  • Penglihatan kabur.
  • Masalah daya ingat atau memori.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Kelemahan otot atau kurangnya koordinasi.
  • Keringat berlebihan.
  • Hidung tersumbat.
  • Penurunan atau kenaikan berat badan
  • Nafsu makan meningkat atau menurun.
  • Kehilangan minat pada aktivitas seksual.

Perhatian Khusus

  • Pasien dengan depresi, kecenderungan mengakhiri hidup, gangguan kejiwaan atau kepribadian.
  • Pasien dengan penyakit pernapasan.
  • Pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol akut.
  • Pasien yang lemah, obesitas, dan perokok.
  • Penggunaan bersama dengan opioid.
  • Hindari penghentian obat secara mendadak.
  • Pasein dengan gangguan hati ringan sampai sedang.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.
  • Lansia.

Kategori kehamilan

Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien dengan kelemahan otot (miastenia gravis).
  • Pasien dengan paru-paru yang tidak dapat menerima cukup oksigen (insufisiensi pernapasan berat).
  • Pasien dengan gangguan tidur akibat terganggunya pernapasan (apnea tidur).
  • Pasien dengan tingginya tekanan bola mata (glaukoma sudut sempit akut).
  • Pasien dengan gangguan hati berat.
  • Penggunaan bersama dengan ketokonazol, itrakonazol.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Opioid, seperti hidrokodon atau oksikodon.
    Mengonsumsi alprazolam dengan opioid meningkatkan risiko kantuk parah, depresi pernapasan, koma, dan bahkan kematian.
  • Obat golongan antijamur tertentu, seperti itrakonazole atau ketoconazole.
    Saat digunakan dengan alprazolam, obat ini dapat meningkatkan rasa kantuk.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Gejala berikut jarang terjadi, tetapi jika Anda mengalaminya, segera hubungi dokter Anda:

  • Sesak napas.
  • Kejang.
  • Melihat sesuatu atau mendengar suara yang tidak ada (berhalusinasi).
  • Ruam kulit yang parah.
  • Menguningnya kulit atau mata.
  • Depresi.
  • Masalah memori.
  • Masalah dengan ucapan.
  • Perubahan perilaku atau suasana hati yang tidak biasa.
  • Berpikir tentang menyakiti atau mengakhiri hidup diri sendiri atau mencoba melakukannya.
  • Masalah dengan koordinasi atau keseimbangan

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/alprazolam?mtype=generic
Diakses pada 24 September 2020

MedicalNewsToday. https://www.medicalnewstoday.com/articles/alprazolam-oral-tablet#side-effects
Diakses pada 24 September 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a684001.html#side-effects
Diakses pada 24 September 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email