Omegtrim Suspensi 60 ml

Omegtrim suspensi 60 ml adalah obat yang berguna untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Deskripsi obat

Omegtrim suspensi adalah obat untuk mangatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran pencernaan, dan pernapasan. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Omegtrim suspensi mengandung zat aktif trimetoprim dan sulfametoksazol.
Omegtrim Suspensi 60 ml
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 22.000/botol per Desember 2019
Produk HalalYa
Kandungan utamaSulfametoksazol dan trimetoprim.
Kelas terapiAntibiotik.
Klasifikasi obatSulfonamid.
Kemasan1 box isi 1 botol @ 60 ml
ProdusenMutifa Industri Farmasi

Informasi zat aktif

Sulfametoksazol adalah obat golongan sulfonamida yang bekerja mengganggu sintesis dan pembentukan asam folat bakteri melalui penghambatan pembentukan asam dihidrofolat dari asam paraaminobenzoat. Sedangkan trimetoprim bekerja menghambat perubahan asam dihidrofolat, dimana asam dihidrofolat adalah enzim yang mengaktifkan jalur metabolisme asam folat dengan cara mengubah dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Sehingga proses kerja tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan membunuh bakteri (bakterisidal).

Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, sulfametoksazol dan trimetoprim diketahui memiliki status:

  • Absorpsi : Mudah dan terserap dengan baik dari saluran cerna. Waktu dimana obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak konsentrasi plasma) adalah 1-4 jam.
  • Distribusi: Tersebar luas ke dalam jaringan dan cairan tubuh, termasuk dahak, cairan lendir menyerupai plasma (aqueous humor), cairan telinga tengah, cairan prostat, cairan vagina, empedu dan cairan pada otak (serebrospinal). Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Ikatan protein plasma sulfametoksazol sekitar 70% dan trimetoprim sekitar 45%.
  • Metabolisme: Sulfametoksazol diubah menjadi turunan N4-asetil tidak aktif melalui proses perubahan senyawa tidak toksik dan mudah larut agar mudah diekskresi (konjugasi) dan menjadi hidroksilamina melalui oksidasi. Trimethoprim mengalami metabolisme hati sekitar 10-20%.
  • Ekskresi: Diekskresi melalui urin sekitar 50%.Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh plasma) sulfametoksazol sekitar 6-12 jam dan trimetoprim sekitar 8-10 jam.

Indikasi (manfaat) obat

  • Infeksi saluran pernapasan: radang pada saluran utama pernapasan atau bronkus (bronchitis) akut dan infeksi dan pembengkakan pada sinus akibat adanya penyumbatan (sinusitis) akut yang disebabkan oleh kuman H.Influenzae atau S.Pneumoniae.
  • Infeksi saluran kemih seperti: infeksi pada ginjal (pielonefritis) dan prostat akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman seperti E.coli, klebsiella, enterobacter dan Proteus mirabilis.
  • Infeksi THT: infeksi pada telinga bagian tengah (otitis media) akut dan sinusitis akut yang disebabkan oleh kuman H.Influenzae atau S.Pneumoniae.
  • Infeksi saluran pencernaan: terutama yang disebabkan oleh kuman salmonella dan shigella seperti demam tifoid, paratifoid, radang usus (disentri basiler).

Sulfametoksazol merupakan sulfonamida yang bekerja langsung pada sintesis folat di dalam organisme mikroba. Sulfametoksazol menghentikan bakteri dalam memproduksi asam dihidrofolat dan trimetoprim mencegah pembentukan asam tetrahidrofolat, dimana dua hal tersebut merupakan langkah penting dalam pembentukan asam nukleat dan protein penting bagi banyak bakteri. Jika digunakan sendiri, obat ini hanya bekerja secara bakteriostatik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri. Namun, bila digunakan dalam kombinasi sulfametoksazol-trimetoprim, akan memblokir dua langkah dalam pembentukan senyawa kimia (biosintesis) bakteri seperti asam nukleat esensial dan protein, sehingga bersifat membunuh bakteri (bakterisidal).

Komposisi obat

Tiap 5 ml:

  • Trimetoprim 40 mg.
  • Sulfametoksazol 200 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Anak-anak:

  • Usia 2 bulan atau lebih:
    • 10 Kg: 1 sendok takar 5 ml/12 jam.
    • 20 Kg: 2 sendok takar 5 ml (10 ml)/12 jam.
    • 30 Kg: 3 sendok takar 5 ml (15 ml)/12 jam.
    • 40 Kg: 4 sendok takar 5 ml (20 ml)/12 jam.

Penderita gangguan fungsi ginjal:

  • Klirens kreatinin 30 ml ke atas/menit: dosis lazim.
  • Klirens kreatinin 15-30 ml/menit: ½ dosis lazim.
  • Klirens kreatinin 15 ml ke bawah/menit: pemberian tidak dianjurkan.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi dengan makanan.

Efek samping obat

  • Muntah.
    Cobalah mengonsumsi makanan yang sederhana dan jangan mengonsumsi makanan yang berat dan pedas. Cobalah mengonsumsi obat setelah makan dan cobalah minum air dalam jumlah sedikit. Jika efek samping ini terus berlanjut, hubungi dokter Anda.
  • Mual.
    Cobalah mengonsumsi obat dengan atau setelah makan, serta hindari mengonsumi makanan yang berat atau pedas saat mengonsumsi obat ini.
  • Kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah (trombositopenia).
  • Kondisi akut dari leukopenia (agranulositosis).
  • Kemerahan (ruam) kulit.
  • Rendahnya jumlah sel darah putih (leukopenia).
  • Reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit atau darah seperti Sindrom Steven-Johnson, kelainan kulit dan mukosa (toxic epidermal necrolysis) dan kelainan perkembangan sel darah (diskrasia darah).
  • Sumsum tulang tidak bisa memproduksi sel darah (anemia aplastik).
  • Pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan anemia megaloblastik.

Perhatian Khusus

  • Pasien dengan kadar gula darah tinggi (diabetes melitus).
  • Ibu menyusui.
  • Pasien dengan gangguan sumsum tulang belakang.
  • Pasien dengan gangguan ginjal dan hati.
  • Pasien dengan kelainan darah seperti porfiria dan anemia akibat defisiensi vitamin.
  • Pasien dengan kelainan darah akibat pengobatan dengan trimetoprim dan sulfametoksazol.
  • Pasien penderita ketidakseimbangan mineral dalam tubuh seperti memiliki kadar kalium yang tinggi atau kadar natrium yang rendah dalam darah.
  • Pasien yang memiliki berbagai alergi.
  • Pasien penderita asma.

Kategori kehamilan

Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang mengosumsi leukovorin untuk pengobatan Pneumocystis carinii pneumonia (PCP) pada pasien positif HIV.
  • Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat.
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Penderita yang memiliki alergi terhadap golongan sulfonamid dan trimetoprim.
  • Pasien dengan gangguan hati dan ginal berat.
  • Bayi usia 4 minggu ke bawah.
  • Pasien yang mengonsumsi klozapin.
  • Pasien dengan riwayat rendahnya keping darah (trombositopenia) akibat penggunaan trimetoprim atau sulfonamid.
  • Pasien dengan kekurangan sel darah merah akibat sumsum tulang memproduksi sel darah merah abnormal (anemia megaloblastik).

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Fenitoin.
    Kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim dapat meningkatkan waktu paruh fenitoin sehingga kada fenitoin dalam darah meningkat.
  • Metenamin.
    Metenamin dapat meningkatkan risiko terdapatnya kristal pada urin (kristaluria).
  • Amilorid, benazepril, dan kaptopril.
    Amilorid, benazepril, dan kaptopril dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah. Kadar kalium yang tinggi dapat berkembang menjadi kondisi yang disebut hiperkalemia, yang pada kasus parah dapat menyebabkan gagal ginjal, kelumpuhan otot, irama jantung tidak teratur, dan serangan jantung.
  • Anisindion.
    Anisindion dapat meningkatkan risiko perdarahan, terutama jika Anda sudah lanjut usia atau memiliki gangguan ginjal atau hati.
  • Metenamin.
    Metenamin dapat meningkatkan risiko terdapatnya kristal pada urin (kristaluria).
  • Klozapin.
    Klozapin dapat menurunkan jumlah sel darah putih, dapat memengaruhi fungsi sumsum tulang.
  • Metenamin.
    Metenamin dapat meningkatkan risiko terdapatnya kristal pada urin (kristaluria)

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

  • Terjadi tanda-tanda gula darah rendah seperti berkeringat tiba-tiba, gemetar, detak jantung cepat, lapar, penglihatan kabur, pusing, atau kesemutan pada tangan atau kaki.
  • Terjadi tanda-tanda masalah ginjal seperti perubahan jumlah urin dan adanya darah dalam urin.
  • Rasa kantuk yang ekstrim.
  • Terjadi kelemahan otot, perubahan mental atau mood.

Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera informasikan kepada dokter Anda. Jangan menghentikan obat tanpa persetujuan dari dokter.

Sesuai kemasan per Desember 2019

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/sulfamethoxazole%20+%20trimethoprim?mtype=generic
Diakses pada 25 September 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3409-1071/sulfamethoxazole-trimethoprim-oral/sulfamethoxazole-trimethoprim-suspension-oral/details
Diakses pada 25 September 2020

Drugs. https://www.drugs.com/drug-interactions/sulfamethoxazole-trimethoprim.html
Diakses pada 25 September 2020

NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513232/
Diakses pada 25 September 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a684026.html#if-i-forget
Diakses pada 25 September 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email