Natrium Diklofenak

Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Natrium diklofenak digunakan untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang serta peradangan

Natrium diklofenak digunakan untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang serta peradangan

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Cataflam, voltaren, kaflam, deflamat, mirax, yariflam, megatic 50, nadifen, divoltar, proflam, scanaflam, valto forte, abdiflam, anuva

Deskripsi obat

Natrium diklofenak digunakan untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang serta peradangan. Obat ini termasuk ke dalam golongan obat antiinflamsi nonsteroid (NSAID).

Natrium diklofenak juga dapat digunakan untuk mengurangi pembengkakan pada sendi, otot, dan tendon, seperti sakit punggung, terkilir, otot tertarik, rusaknya jaringan lunak akibat cedera olahraga, pergeseran sendi bahu, dan patah tulang. Dengan mengurangi gejala ini, Anda bisa lebih aktivitas sehari-hari.

Natrium diklofenak pun mampu meredakan inflamasi atau peradangan setelah prosedur cabut gigi atau operasi gigi.

Natrium Diklofenak (Sodium Diklofenak)
GolonganKelas terapi : Antiinflamasi. Klasifikasi Obat : Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID).
Kategori obatObat resep
Bentuk sediaan obatTablet, kaplet, kapsul, injeksi, suppositoria, obat tetes, patch
Dikonsumsi olehDewasa dan anak
Kategori kehamilan dan menyusui

Oral, topikal, parenteral, obat tetes, rektal (sebelum usia kehamilan 30 minggu):
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol, tetapi ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.

Oral, topikal, intravena, parenteral, rektal (dimulai pada usia kehamilan 30 minggu):
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia.

Dosis obatDosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis diberikan oleh dokter berdasarkan kondisi medis dan bersifat individual. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons tubuh pasien terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.

Oral
Bursitis, nyeri dan peradangan pada penyakit muskuloskeletal dan sendi, rheumatoid artritis, sprain, strain, tendonitis, gout akut, dismenore

  • Dewasa: 50 mg sebanyak 3 kali/hari

Migrain

  • Dewasa: Dosis awal 50 mg pada serangan pertama. Bila migrain masih terasa setelah 2 jam, konsumsi lagi 50 mg. Selama gejala masih ada, konsumsi obat 50 mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimal 200 mg/hari.

Injeksi atau penyuntikan melalui otot (intramuskular)
Gout akut, nyeri akut, osteoartritis, nyeri setelah trauma yang tidak disengaja, nyeri pasca operasi, artritis reumatoid, kolik ginjal

  • Dewasa: 75 mg jika perlu, dapat diulang setelah 30 menit. Maksimal 150 mg setiap hari. Jangka waktu maksimal 2 hari.

Nyeri pasca operasi

  • Dewasa:
    • Pengobatan: 75 mg melalui infus selama 30 menit hingga 2 jam. Jika perlu, dapat diulang setelah 4-6 jam.
    • Pencegahan: Setelah operasi 25-50 mg melalui infus selama 15 menit sampai 1 jam kemudian, infus terus menerus kira-kira 5 mg setiap jam. Maksimal 150 mg/hari. Jangka waktu maksimal 2 hari.

Obat tetes mata
Nyeri setelah operasi mata juling

  • Dewasa: 1 tetes ke mata yang nyeri sebanyak 4 kali/hari pada minggu pertama, 3 kali/hari pada minggu kedua, dan 2 kali/hari pada minggu ketiga

Konjungtivitis alergi

  • Dewasa: 1 tetes ke mata yang merah sebanyak 4 kali sehari

Topikal
Pereda gejala nyeri dan peradangan Lokal

  • Dewasa: Aplikasikan pada area yang terpapar 3 atau 4 kali/hari

Transdermal
Nyeri Akut

  • Dewasa: 1 patch sebanyak 2 kali/hari

Rektal.
Nyeri dan peradangan, seperti nyeri akibat luka, nyeri atau peradangan setelah operasi, ankylosing spondylitis, atau radang sendi
Dewasa:
75-150 mg/hari

Nyeri pascaoperasi
Anak 6 tahun ke atas: 1-2 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi. Jangka waktu maksimal 4 hari

Aturan pakai obat

  • Oral: Dapat dikonsumsi bersama makanan, segera setelah makan
  • Obat tetes: Teteskan pada mata yang sakit atau membutuhkan
  • Topikal: Dioleskan tipis-tipis pada area kulit yang sakit
  • Transdermal: Tempelkan patch pada bagian yang membutuhkan
  • Injeksi: Dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter
  • Rektal atau suppositoria:
    • Cuci tangan dengan sabun dan air hangat
    • Buka bungkus suppositoria
    • Gosokkan pelumas berbahan dasar air ke ujungnya atau celupkan ke dalam air untuk membantu memasukkan suppositoria dengan lancar
    • Anda dapat berdiri dengan satu kaki di atas kursi atau berbaring miring dengan satu kaki lurus dan kaki lainnya ditekuk ke arah perut
    • Buka bokong Anda dengan perlahan
    • Dorong suppositoria dengan hati-hati, ujung runcing terlebih dahulu, sekitar 1 inci ke bagian bawah Anda
    • Tutup kaki Anda dan duduk atau berbaring selama sekitar 15 menit untuk membiarkannya larut
    • Cuci kembali tangan Anda dengan air hangat dan sabun

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Setiap penggunaan obat berpotensi menimbulkan efek samping. Jika efek samping memburuk, segera cari bantuan tenaga medis. Efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan natrium diklofenak, di antaranya:

  • Sakit kepala
    Pastikan Anda istirahat dan minum banyak cairan. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Mintalah apoteker Anda merekomendasikan obat penghilang rasa sakit alternatif. Sakit kepala biasanya akan hilang setelah minggu pertama mengonsumsi diclofenac.
    Bicaralah dengan dokter Anda jika berlangsung lebih dari seminggu atau parah.
  • Merasa pusing atau vertigo
    Jika Anda merasa pusing, hentikan apa yang Anda lakukan dan duduk atau berbaring sampai Anda merasa lebih baik. Jangan mengemudi atau menggunakan alat atau mesin jika Anda merasa pusing. Saat tubuh Anda terbiasa dengan diklofenak, efek samping ini akan hilang.
  • Sakit perut
    Cobalah istirahat dan rileks. Kompres perut menggunakan botol air minum berisi air hangat dapat membantu meredakan efek samping ini.
  • Mual
    Minum diclofenac saat atau setelah makan atau ngemil. Hindari makanan pedas.
  • Diare
    Untuk mengatasi diare ringan, Anda perlu mengganti cairan dan elektrolit (garam) yang hilang dengan meminum banyak air atau minuman olahraga kaya elektrolit. Hindari kopi, minuman berkafein, minuman manis, soda, dan alkohol karena memiliki efek pencahar. Sebaiknya, hindari juga produk susu.
  • Muntah
    Duduk atau berbaring dalam posisi bersandar. Minumlah sedikit minuman manis. Minuman yang mengandung gula mampu membantu menenangkan perut. Namun, hindari minuman asam, seperti jus jeruk atau jus anggur.
  • Ruam ringan dan kulit kering atau teriritasi, gatal, atau meradang
    Gunakan krim atau salep emolien untuk melembabkan dan menenangkan area kulit tersebut. Jika tidak membaik dalam seminggu, hubungi apoteker atau dokter.
  • Kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari
    Jauhi sinar matahari yang cerah dan gunakan tabir surya dengan SPF 15 atau lebih, bahkan ketika mendung.

Perhatian Khusus

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan natrium diklofenak pada kondisi:

  • Riwayat perdarahan pada saluran pencernaan speerti luka atau tukak lambung dan usus
  • Gangguan pembentukan heme atau bagian sel darah merah yang terdiri dari zat besi (porfiria)
  • Penderita gangguan pembekuan darah yang mengakibatkan perdarahan berlebih (koagulopati)
  • Kekurangan darah dan cairan dalam tubuh (hipovolemia)
  • Peradangan paru yang dapat berkembang dalam jangka waktu panjang (PPOK)
  • Penderita penyakit autoimun lupus eritematosus sistemik (SLE)
  • Penyakit mata termasuk infeksi pada mata
  • Kehilangan cairan tubuh (dehidrasi)
  • Kadar lemak tinggi dalam darah (hiperlipidemia)
  • Penderita peradangan pada rongga hidung (rhinitis)
  • Penderita kencing manis (diabetes)
  • Penderita infeksi saluran pernapasan
  • Penderita gangguan hati dan ginjal
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Merokok
  • Ibu menyusui
  • Anak-anak

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.

Penyimpanan

Simpan pada suhu 20-25°C. Terlindung dari cahaya matahari dan panas.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:

  • Alergi terhadap natrium diklofenak
  • Penderita penyakit penyempitan pembuluh darah di daerah kaki (arteri perifer)
  • Menjalani operasi bypass arteri koroner (CABG)
  • Mengonsumsi obat pengencer darah atau penghambat pembekuan darah
  • Penderita gangguan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)
  • Penderita luka atau perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Penderita gagal jantung sedang hingga berat
  • Penderita jantung iskemik
  • Penderita asma
  • Hamil trimester ketiga

Kategori kehamilan & menyusui

Pada kehamilan sebelum memasuki 30 minggu:
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan natrium diklofenak pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.

Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.

Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Pada kehamilan setelah memasuki 30 minggu:
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.

Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di saat obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hentikan penggunaan natrium diklofenak dan hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Tanda pertama ruam kulit walau ringan
  • gejala seperti flu
  • Masalah pada jantung yang ditandai dengan pembengkakan, penambahan berat badan yang cepat, dan sesak napas
  • Masalah ginjal, seperti nyeri atau sulit buang air kecil, bengkak di lengan atau kaki, dan merasa lelah atau sesak napas
  • Masalah hati, seperti mual, diare, sakit perut di sisi kanan atas, kelelahan, gatal, urine berwarna gelap, dan kulit atau mata menguning
  • Tanda-tanda perut berdarah, seperti feses berdarah, batuk darah, atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi pada obat mungkin akan terjadi jika mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Jika ingin menggunakan obat secara bersamaan, harap konsultasi ke dokter Anda terlebih dahulu. Dokter mungkin akan mengganti dosis obat tersebut jika memang harus digunakan secara bersamaan.

Mengonsumsi obat natrium diklofenak dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti:

  • NSAID lain, obat penghambat pembekuan darah, dan obat pengencer darah
    Penggunaan bersama natrium diklofenak dapat meningkatkan risiko luka dan perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Obat yang mengandung hormon steroid (kortikosteroid) dan obat SSRI untuk mengatasi depresi
    Penggunaan obat di atas dapat meningkatkan risiko luka atau perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Kolestipol dan kolestiramin
    Penggunaan bersama natrium diklofenak dapat menurunkan efektivitas obat di atas.
  • Melancarkan pengeluaran urine (diuretik), siklosporin, dan tacrolimus
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah dan menyebabkan gangguan ginjal.
  • Digoxin, lithium, metotreksat, dan phenytoin
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan kadar obat dan risiko keracunan.
  • Mifepriston
    Penggunaan bersama dapat mengurangi efek mifepriston.
  • Glikosida jantung
    Penggunaan bersama glikosida jantung dapat meningkatkan risiko efek samping yang berkaitan dengan gangguan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
  • Azithromycin
    Penggunaan bersama azithromycin dapat meningkatkan terjadinya keracunan pada darah.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diclofenac?mtype=generic
Diakses pada 5 Februari 2021

medicinenet. https://www.medicinenet.com/diclofenac_sodium-oral/article.htm
Diakses pada 5 Februari 2021

Patient. https://patient.info/medicine/diclofenac-for-pain-and-inflammation
Diakses pada 5 Februari 2021

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a689002.html
Diakses pada 5 Februari 2021

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diclofenac?mtype=generic
Diakses pada 5 Februari 2021

MayoClinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/diclofenac-oral-route/before-using/drg-20069748
Diakses pada 5 Februari 2021

Drugs. https://www.drugs.com/diclofenac.html
Diakses pada 5 Februari 2021

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-4284-4049/diclofenac-oral/diclofenac-sodium-enteric-coated-tablet-oral/details
Diakses pada 5 Februari 2021

Medicines. https://www.nhs.uk/medicines/diclofenac/
Diakses pada 5 Februari 2021

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a689002.html
Diakses pada 5 Februari 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email