Multivitaplex Tablet

05 Jan 2021
Multivitaplex tablet adalah obat untuk mengatasi kekurangan multivitamin

Deskripsi obat

Multivitaplex tablet adalah obat untuk mengatasi kekurangan multivitamin. Obat ini merupakan obat bebas terbatas. Multivitaplex tablet mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin D, nicotinamide, dan kalsium pantotenat.
Kombinasi multivitamin berguna untuk menjaga kesehatan tubuh dan sistem saraf, mengatasi stres, menambah energi, mendukung sistem imun, serta melindungi otak dan jantung. Multivitamin juga digunakan untuk mengatasi kekurangan vitamin (kekurangan vitamin) yang disebabkan penyakit, kehamilan, gizi buruk, gangguan pencernaan, dan banyak kondisi lainnya.

Multivitaplex Tablet
Golongan ObatObat bebasObat bebas terbatas. Obat yang boleh dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter, namun aturan pakai serta efek sampingnya perlu diperhatikan.
Kandungan utamaVitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin D, nicotinamide, dan kalsium pantotenat.
Kelas terapiSuplemen dan terapi penunjang.
Klasifikasi obatSuplemen.
Kemasan1 box isi 1 botol @ 60 tablet
ProdusenActavis Indonesia

Informasi zat aktif

Vitamin A dibutuhkan untuk kesehatan dan perbaikan kulit, kemampuan penglihatan dalam cahaya redup atau di malam hari (night vision), serta pemeliharaan kesehatan selaput lendir, termasuk lambung dan paru-paru. Vitamin A juga merupakan antioksidan yang dapat mengurangi risiko kerusakan sel akibat radikal bebas.

  • Absorpsi: Penyerapan di saluran cerna bergantung pada keberadaan empedu dan ditingkatkan oleh lemak makanan.
  • Distribusi: Didistribusikan ke berbagai jaringan, seperti lemak, kelenjar adrenal dan ovarium.
  • Metabolisme: 20-60% dimetabolisme menjadi retinol di dinding usus, dan sejumlah kecil diubah menjadi vitamin A di hati.

Vitamin B1 atau tiamin penting dalam pemecahan karbohidrat dari makanan menjadi produk yang diperlukan tubuh. Vitamin B1 ditemukan dalam makanan, seperti sereal, biji-bijian, daging, dan kacang-kacangan, seperti kacang polong.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B1 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan setelah pemberian oral.
  • Distribusi: Tersebar luas di sebagian besar jaringan tubuh dan memasuki ASI.
  • Ekskresi: Dibuang melalui urine.

Vitamin B2 dibutuhkan untuk pemanfaatan energi dari makanan dan penting untuk menjaga pernapasan jaringan normal. Vitamin ini juga diperlukan untuk aktivasi vitamin B6 dan perubahan triptofan menjadi asam nikotinat, atau bentuk aktif dari vitamin B3.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B2 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah diserap dari saluran cerna bagian atas.
  • Distribusi: Tersebar luas, termasuk eritrosit dan hati. Melintasi plasenta dan memasuki ASI.
  • Ekskresi: Sekitar 9% dibuang dalam urine.

Vitamin B6 diperlukan untuk mempertahankan fungsi gula, lemak, dan protein yang tepat dalam tubuh. Selain itu, vitamin ini juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak, saraf, kulit, dan banyak bagian tubuh lainnya. Vitamin B6 terjadi secara alami dalam makanan, seperti daging, unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, pisang, dan alpukat.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B6 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan setelah pemberian oral.
  • Distribusi: Melintasi plasenta dan memasuki ASI.
  • Metabolisme: Diubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat, yang disimpan dan dimetabolisme terutama di hati.
  • Ekskresi: Dibuang melalui urine.

Nicotinamide adalah turunan vitamin B3 dan terlibat dalam beberapa jalur metabolisme seluler, yaitu penguraian senyawa atau komponen dalam sel hidup untuk diubah ke dalam bentuk lain seperti energi. Zat ini juga mampu mengurangi peradangan secara signifikan.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B3 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah diserap dari saluran cerna. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak konsentrasi plasma) sekitar 20-70 menit.
  • Distribusi: Tersebar luas di jaringan tubuh dan memasuki ASI.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati menjadi turunan N-methylnicotinamide, 2-pyridone dan 4-pyridone dan asam nikotinuric.
  • Ekskresi: Melalui urine. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) sekitar 45 menit.

Vitamin B12 diperlukan untuk fungsi dan perkembangan otak, saraf, sel darah, dan banyak bagian tubuh lainnya. Vitamin B12 dibutuhkan tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Vitamin B12 dapat ditemukan dalam makanan, seperti daging, ikan, dan produk susu.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B12 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap melalui saluran pencernaan.
  • Distribusi: Di dalam darah, didistribusikan dan disimpan di hati dan sumsum tulang. Melintasi plasenta dan sejumlah kecil masuk ke dalam ASI.
  • Ekskresi: Melalui empedu dan melalui urine.

Kalsium pantotenat atau vitamin B5 dapat ditemukan pada tumbuhan dan jaringan hewan. Vitamin ini memiliki sifat antioksidan untuk memerangi bahaya radikal bebas pada tubuh. Vitamin B5 juga berfungsi untuk mendukung pertumbuhan dan metabolisme, misalnya metabolisme karbohidrat, protein, dan asam lemak. 

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin B5 diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah diserap dari saluran pencernaan setelah pemberian oral.
  • Distribusi: Tersebar luas di jaringan tubuh dan ASI.
  • Ekskresi: Sekitar 70% (diekskresikan tidak berubah dalam urine) dan 30% (feses). 

Vitamin C (asam askorbat) berperan sebagai antioksidan yang penting untuk perbaikan jaringan dan pembentukan kolagen. Selain itu, vitamin C terlibat dalam pembentukan lemak dan protein, metabolisme karbohidrat, penyerapan dan penyimpanan zat besi, dan pernapasan sel.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin C diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah diserap dari saluran cerna.
  • Distribusi: Tersebar luas di jaringan tubuh. Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Iktatan protein plasma sekitar 25%.
  • Metabolisme: Dimetabolisme menjadi metabolit tidak aktif, askorbat-2-sulfat dan asam oksalat.
  • Ekskresi: Melalui urine (sebagai obat yang tidak berubah dan metabolit tidak aktif). Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) adalah 10 jam.

Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini diperlukan untuk mempertahankan kadar kalsium dan fosfat, serta memenuhi kebutuhan mineral pada tulang.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, vitamin D diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Vitamin D diserap dengan baik dari saluran cerna dengan adanya empedu.
  • Distribusi: Vitamin D didistribusikan di dalam darah. Dapat disimpan dalam jaringan lemak atau adiposa dan otot untuk waktu yang lama.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati.
  • Ekskresi: Vitamin D terutama diekskresikan di empedu dan feses.

Indikasi (manfaat) obat

  • Mencegah kekurangan vitamin.
  • Membantu proses pembentukan sel darah merah (hemoglobin).
  • Menjaga kesehatan kulit, mata, dan sistem saraf.

Vitamin A merupakan sumber antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melawan radikal bebas agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Vitamin A sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan tubuh secara keseluruhan, serta sangat penting bagi ibu hamil, karena mampu mendukung pertumbuhan embrio bayi dan perkembangan banyak organ utama, serta memelihara sistem peredaran darah, pernapasan, dan saraf pusat.
Vitamin B1 membantu pertumbuhan saraf dan otot yang sehat pada anak-anak dan proses pemecahan karbohidrat menjadi energi. Vitamin B2 dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah dalam tubuh anak, membantu pencernaan dan produksi energi, serta mengaktifkan vitamin B6 dan menghasilkan vitamin B3.
Vitamin B6 penting untuk meningkatkan perkembangan otak anak dan membantu pelepasan bahan kimia otak, seperti serotonin yang mengatur suasana hati dan norepinefrin yang membantu mengatasi stres. Selain itu, vitamin ini juga membantu menjaga fungsi sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh anak.
Vitamin B12 secara aktif berkontribusi pada pembentukan sel darah merah dan mendukung pemeliharaan sistem saraf dan otak anak. Nicotinamide atau vitamin B3 terlibat dalam proses pengubahan lemak dan karbohidrat menjadi energi, serta berguna untuk menjaga fungsi normal sistem saraf dan sistem pencernaan pada anak-anak. Nicotinamide juga dapat membantu menjaga kesehatan kulit anak.
Vitamin C mampu mengurangi radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh dan membantu mencegahnya merusak sel-sel tubuh sehat pada anak. Vitamin D berfungsi untuk menjaga kesehatan tulang dengan menyerap kalsium lebih baik, serta mengatur tekanan darah dalam tubuh.
Kalsium pantotenat atau vitamin B5 dibutuhkan untuk proses metabolisme lemak dan karbohidrat, serta membantu produksi sel darah merah dan hormon adrenal pada anak-anak untuk mengatasi stres.

Komposisi obat

  • Vitamin A 2.000 IU.
  • Vitamin B1 1 mg.
  • Vitamin B2 1,2 mg.
  • Vitamin B6 80 mcg.
  • Vitamin B12 1 mcg.
  • Vitamin C 30 mg.
  • Vitamin D 200 IU.
  • Nicotinamide 10 mg.
  • Kalsium pantotenat 2 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

1 tablet sebanyak 3 kali/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi sesuai petunjuk penggunaan atau anjuran dokter.

Efek samping obat

  • Mual.
    Tanyakan apoteker apakah Anda harus minum obat dengan makanan. Hindari makanan berlemak atau gorengan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan dapat meningkatkan risiko mual. Hindari berbaring telentang saat beristirahat. Minumlah obat sebelum tidur untuk mencegah mual.
  • Muntah.
    Konsumsi banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang dari dalam tubuh dan mencegah dehidrasi. Kondisi dehidrasi ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urine, serta urine berwarna gelap dan berbau menyengat. Hindari konsumsi makanan pedas.
  • Sakit kepala.
    Pastikan Anda beristirahat dan minum banyak cairan. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Mintalah rekomendasi obat penghilang rasa sakit kepada dokter atau apoteker Anda. Jika sakit kepala ini berlangsung selama lebih dari seminggu atau gejala semakin memburuk segera hubungi dokter Anda.
  • Sakit perut.
    Istirahatkan tubuh Anda agar rileks. Makan dan minum secara perlahan dalam porsi yang lebih sedikit dan lebih sering dapat membantu. Letakkan bantalan panas atau botol air panas tertutup di perut Anda juga dapat membantu.
  • Diare.
  • Minumlah air di siang hari agar tetap terhidrasi. Usahakan minum sekitar 2-3 liter (8-12 gelas) sehari saat Anda sakit.
  • Reaksi alergi, seperti gatal, ruam, biduran, atau pembengkakan pada wajah.
  • Mati rasa atau kesemutan pada lengan atau pada kaki.
  • Warna urine menjadi kuning.
  • Mengantuk.

Cara penyimpanan obat

Simpan pada suhu di bawah 30°C.

Perhatian Khusus

  • Pasien penderita kencing manis (diabetes).
  • Pasien yang memiliki kadar tiroid tinggi dalam tubuh (hipertiroid).
  • Pasien penderita gangguan irama jantung (aritmia).
  • Pasien penderita gangguan ginjal atau hati.
  • Pasien penderita serangan jantung.
  • Pasien dengan penyakit kantong empedu.
  • Pasien merokok.

Kategori kehamilan

Vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, kalsium pantontenat (vitamin B5).
Kategori A: Hasil penelitian menunjukkan obat cukup aman dan tidak mengganggu perkembangan janin di trimester pertama, maupun trimester selanjutnya.

Bila dikonsumsi dalam dosis berlebihan:
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Multivitaplex tablet pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Vitamin D, vitamin C, dan nicotinamide.
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Multivitaplex tablet pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Obat penurun kolesterol (statin).
    Mengonsumsi vitamin A bersama obat di atas dapat menurunkan efektivitas obat tersebut.
  • Amphetamine dan benfetamin.
    Vitamin C dapat mengurangi kadar obat di atas dalam darah, sehingga membuat obat kurang efektif.
  • Bortezomib.
    Suplemen yang mengandung asam askorbat atau vitamin C dapat mengurangi efektivitas bortezomib dalam mengobati kanker.
  • Deferoksamin.
    Menggunakan vitamin C bersama deferoksamine dapat menyebabkan masalah jantung dan katarak.
  • Methamphetamine.
    Vitamin C dapat mengurangi kadar methamphetamine dalam darah, sehingga membuat obat kurang efektif dalam mengobati kondisi Anda.
  • Levodopa.
    Penggunaan levodopa bersama vitamin B1 dan vitamin B6 dapat mengurangi efek terapi levodopa.
  • Phenobarbital.
    Phenobarbital dapat meningkatkan kecepatan vitamin B2 dipecah dalam tubuh, sehingga kadar vitamin B2 dalam darah akan meningkat. Kelebihan kadar vitamin B2 dapat menyebabkan urine berwarna kuning-oranye.
  • Probenesid.
    Probenesid dapat meningkatkan jumlah vitamin B2 di dalam tubuh, sehingga mungkin menyebabkan terlalu banyak vitamin B2 (riboflavin) di dalam tubuh.
  • Obat yang mempengaruhi saraf (antikolinergik).
    Penggunaan antikolinergik ini dengan vitamin B2 dapat meningkatkan kadar vitamin B2 yang diserap dalam tubuh.
  • Altretamin.
    Mengonsumsi vitamin B6 dengan obat kemoterapi ini dapat mengurangi keefektifannya, terutama bila juga dikombinasikan dengan obat kemoterapi cisplatin.
  • Barbiturat.
    Mengonsumsi vitamin B6 dengan obat yang bertindak sebagai depresan sistem saraf pusat (barbiturat) dapat menurunkan durasi dan intensitas obat.
  • Neomisin, kloramfenikol, asam aminosalisilat, dan antagonis reseptor H2.
    Obat di atas dapat mengurangi penyerapan vitamin B12.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hubungi dokter Anda, jika Anda mengalami:

  • Sesak napas.
  • Sedikit atau tidak dapat buang air kecil.
  • Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah atau bagian tubuh lainnya.
  • Mengi atau kesulitan bernapas.
  • Ruam atau gatal-gatal pada kulit.
  • Penyakit kuning (menguningnya kulit atau mata).

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-965/thiamine-vitamin-b1
Diakses pada 30 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-5427/pyridoxine-vitamin-b6-oral/details
Diakses pada 30 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-237/lysine
Diakses pada 30 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-1534/niacinamide
Diakses pada 30 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-957/riboflavin
Diakses pada 30 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-964/vitamin-a
Diakses pada 30 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1010/cyanocobalamin-vitamin-b-12-oral/details
Diakses pada 30 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-1001/vitamin-c-ascorbic-acid
Diakses pada 30 November 2020

Drugs. https://www.drugs.com/sfx/thiamine-side-effects.html
Diakses pada 30 November 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email