Microlut Tablet 30 mcg

27 Okt 2020
Microlut tablet adalah obat kontrasepsi oral untuk mencegah kehamilan.

Deskripsi obat

Microlut tablet adalah obat kontrasepsi oral yang digunakan saat darurat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa pelindung atau kegagalan alat kontrasepsi lain. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Microlut tablet mengandung zat aktif levonorgestrel.
Microlut Tablet 30 mcg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaLevonorgestrel.
Kelas terapiKontrasepsi oral.
Kemasan1 box isi 1 strip @ 35 tablet (30 mcg)
ProdusenBayer Indonesia

Informasi zat aktif

Levonorgestrel atau turunan nortestosteron adalah isomer aktif norgestrel. Leevonorgestrel adalah penghambat ovulasi yang kuat dan memiliki aktivitas androgenik. Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, levonorgestrel diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diabsorpsi dengan cepat dan hampir sempurna dari saluran pencernaan.
  • Distribusi: Ikatan protein sekitar 42-68% dalam bentuk sex binding globulin dan sekitar 30-56% dalam bentuk albumin. Didistribusikan ke dalam ASI.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati, diubah menjadi konjugat sulfat dan glukuronida.
  • Ekskresi: Diekskresi melalui urin dan melalui feses dalam tingkat yang lebih rendah.

Indikasi (manfaat) obat

  • Sebagai kontrasepsi oral yang digunakan saat darurat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa pelindung atau kegagalan alat kontrasepsi lain.

Levonorgestrel bekerja dengan mencegah pelepasan sel telur dari ovarium atau mencegah pembuahan sel telur oleh sperma (sel reproduksi pria). Levonorgestrel juga dapat bekerja dengan mengubah lapisan rahim untuk mencegah perkembangan kehamilan serta dapat mencegah kehamilan.

Komposisi obat

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa:

  • Kontrasepsi:
    • Terapi tunggal: 30 atau 37,5 mcg/hari.
    • Kontrasepsi oral kombinasi (KOK) monofasik: 150–250 mcg/hari.
    • Kontrasepsi oral kombinasi (KOK) trifasik: 50–125 mcg/hari.
  • Kontrasepsi darurat: 1,5 mg segera setelah berhubungan (tidak melewati 72 jam) atau 750 mcg segera setelah berhubungan (tidak melewati 72 jam) diikuti dengan dosis kedua 12 jam kemudian. Beberapa obat mengkombinasikan antara levonorgestrel 500 mcg dan etinilestradiol 100 mcg, obat kombinasi ini dapat diberikan dalam waktu 72 jam setelah berhubungan diikuti oleh dosis kedua 12 jam kemudian.
  • Terapi pengganti hormon pada menopause:
    • Sebagai komponen progestogenik: 75–250 mcg selama 10–12 hari dalam siklus 28 hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Mual atau muntah.
    Minumlah air yang cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Bicaralah dengan apoteker jika Anda memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti urin yang kurang dari biasanya atau mengeluarkan urin yang berwarna gelap dan berbau kuat. Jika Anda mengalami diare parah atau muntah karena sakit perut, segera hubungi dokter Anda.
  • Sakit kepala.
    Pastikan Anda beristirahat dan minum banyak cairan. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Mintalah kepada apoteker Anda untuk merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Sakit kepala biasanya hilang setelah minggu pertama mengonsumsi bisoprolol. Segera hubungi dokter Anda jika sakit kepala berlangsung lebih dari seminggu atau semakin memburuk.
  • Pusing.
    Hentikan aktivitas dan duduk atau berbaring sampai merasa lebih baik. Jangan mengemudi atau menggunakan alat atau mesin. Jangan minum alkohol karena akan membuat Anda merasa lebih buruk.
  • Menstruasi menjadi tidak teratur.
  • Rasa tidak nyaman pada bagian payudara.
  • Gangguan kulit.
  • Hilangnya rambut atau pertumbuhan rambut berlebih.
  • Munculnya lebam-lebam.
  • Gangguan nafsu makan.
  • Bengkak akibat penumpunkan cairan (edema).
  • Perubahan libido.
  • Berpotensi fatal: kadar trombosit dalam darah rendah (trombositopenia) dan stroke.

Perhatian Khusus

  • Pasien dengan gangguan penyerpaan nutrisi (sindrom malabsorbsi).
  • Pasien dengan penyakit gula darah tinggi (diabetes melitus).
  • Pasien dengan penyakit asma.
  • Pasien dengan penyakit epilepsi.
  • Pasien penderita kista ovarium.
  • Pasien dengan penyakit hati.
  • Pasien dengan penyakit jantung.
  • Pasien gangguan ginjal.
  • Pasien yang menderita sakit kepala berdenyut (migrain).
  • Ibu menyusui.

Kategori kehamilan

Kategori X: Penggunaan microlut tablet tidak disarankan pada ibu hamil. Penelitian menunjukkan adanya dampak berupa kelainan pada janin, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, serta risiko efek sampingnya lebih besar pada wanita hamil daripada manfaatnya. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Khususnya bagi ibu hamil pada trimester pertama, harus lebih berhati-hati mengingat efek sampingnya dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan organ janin.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien dengan riwayat alergi terhadap levonorgestrel.
  • Wanita hamil.
  • Pasien yang mengalami perdarahan pada vagina.
  • Pasien dengan penyakit arteri berat.
  • Pasien dengan riwayat kanker payudara.
  • Pasien dengan gangguan hati.
  • Pasien dengan tumor hati jinak (adenoma hati).
  • Pasien dengan kelainan darah (porfiria).
  • Pasien dengan riwayat terbentuknya plasenta yang tidak normal saat masa kehamilan (mola hidatidosa).

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Rifampin, rifabutin, rifapentin, beksaroten, karbamazepin.
    Rifampin, rifabutin, rifapentin dapat mengurangi tingkat darah dan efek levonorgestrel. Jika Anda menggunakan kontrasepsi oral dosis rendah, Anda mungkin memiliki peningkatan risiko pendarahan hebat dan kehamilan yang tidak diinginkan.
  • Lamotrigin dan amorenavir
    Penggunaan levonorgestel bersama lamotrigi atau amorenavir dapat mengurangi kadar dan efek lamotrigine dan amorenavir dalam darah.
  • Asitretin.
    Menggunakan asitretin dan levonorgestrel tidak dianjurkan. Asitretin dapat menyebabkan cacat lahir yang parah dan mengancam jiwa jika ibu meminum obat tersebut selama kehamilan. Jangan pernah menggunakan asitretin jika Anda sedang hamil. Baik bentuk kontrasepsi primer maupun sekunder harus digunakan bersama-sama dan setidaknya selama 3 tahun setelah menghentikan terapi.
  • Boseprevir.
    Boseprevir dapat mengurangi kadar dan efek levonorgestrel dalam darah, yang membuatnya kurang dapat diandalkan sebagai birth control. Anda dapat terus menggunakan levonorgestrel jika diinginkan, tetapi dua metode kontrasepsi alternatif non-hormonal harus digunakan selama dua minggu setelah pengobatan dengan boseprevir untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
  • Bonsentan.
    Bosentan dapat mengurangi kadar dan efek levonorgestrel dalam darah, yang membuatnya kurang dapat diandalkan sebagai bentuk pengendalian kelahiran. Metode kontrasepsi alternatif atau tambahan harus digunakan selama pengobatan dengan bosentan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Ini sangat penting karena bosentan dapat menyebabkan cacat lahir yang parah pada janin.
  • Tizanidin.
    Tanyakan kepada dokter Anda sebelum menggunakan levonorgestrel bersama dengan tizanidine. Hal ini dapat menyebabkan kantuk, kebingungan, detak jantung lambat, pernapasan pendek, pusing, pingsan, atau koma.
  • Ampisilin, rifampisin, kloramfenikol, neomisin, sulfonamida, tetrasiklin, fenitoin, griseofulvin, dan pirimidon.
    Penggunaan salah satu obat tersebut bersama levonorgestrel dapat menurunkan efek kontrasepsi.
  • Siklosporin.
    Penggunaan siklosporin bersama levonorgestrel dapat menghambat metabolisme dari siklosporin.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

  • Sakit perut bagian bawah yang parah selama 3 sampai 5 minggu setelah mengonsumsi levonorgestrel.

Jika mengalami gejala sakit perut, segera informasikan kepada dokter Anda. Jangan menghentikan obat tanpa persetujuan dari dokter.

MIMS. https://www.mims.com/malaysia/drug/info/levonorgestrel?mtype=generic
Diakses pada 2 September 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-17833-1347/levonorgestrel-oral/levonorgestrel-1-5-mg-oral/details
Diakses pada 2 September 2020

Drugs. https://www.drugs.com/drug-interactions/levonorgestrel.html
Diakses pada 2 September 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email