Miconazole

08 Feb 2023| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Miconazole digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi jamur

Miconazole digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi jamur

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Brentan, Daktarin, Daktarin Oral Gel, Daktarin Liquid Soap, Daktazol, Fungares, Funtas, Hexaderm, Kalpanax-K, Locoriz, Miconazole, Micort, Micoskin, Micrem, Moladerm, Mycorine, Mycozol Cream, Proson M, Sporend, Thecort, Vaslone, Yuphamycorine, Zolacort, Zolage

Deskripsi obat

Miconazole adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi kulit karena jamur, seperti kutu air, gatal di selangkangan, kurap, dan infeksi jamur kulit lainnya (kandidiasis). Miconazole merupakan obat golongan azole yang bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan jamur.

Obat ini juga digunakan untuk mengobati kondisi kulit yang dikenal sebagai panu atau pityriasis (tinea versicolor) serta infeksi jamur yang menyebabkan pencerahan atau penggelapan di kulit leher, dada, lengan, atau kaki.

Meskipun banyak jenis jamur tidak berbahaya yang hidup di kulit kita, beberapa dapat menyebabkan infeksi. Jamur yang paling umum menyebabkan infeksi kulit adalah jamur kelompok tinea.

Infeksi yang disebabkan oleh jamur atau ragi (sejenis jamur) juga dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya, beberapa contohnya adalah ruam popok akibat jamur, infeksi jamur kuku, dan ruam keringat akibat jamur. 

Miconazole (Mikonazol)
Golongan

Kelas terapi : Antijamur. Klasifikasi Obat : Imidazole.

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Bubuk, gel, krim, salep

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping terhadap janin dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita; atau belum ada penelitian pada wanita hamil maupun hewan. Obat hanya dapat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul pada janin.

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Mulut atau tenggorokan

Kandidiasis orofaringeal

  • Dewasa:
    Sebagai gel 20 mg/g (24 mg/mL): Oleskan 2,5 ml langsung ke area yang terkena infeksi sebanyak 4 kali/hari, diamkan  gel di dalam mulut selama mungkin sebelum ditelan. Lanjutkan pengobatan setidaknya selama 1 minggu bahkan setelah gejala sembuh.
    Sebagai tablet bukal: 50 mg sebanyak 1 kali/hari dioleskan ke daerah gusi atas selama 1-2 minggu sesuai dengan respon klinis.
  • Anak-anak berusia 4 bulan-2 tahun:
    Gel 20 mg/g (24 mg/mL): Oleskan 1,25 ml langsung ke area yang terkena infeksi sebanyak 4 kali/hari, dalam dosis terbagi lebih kecil.
  • Anak-anak berusia 2 tahun ke atas: Sama dengan dosis dewasa. Lanjutkan pengobatan setidaknya selama 1 minggu setelah gejala teratasi.

Topikal (salep)

Infeksi jamur kulit

  • Dewasa:
    • Sebagai krim atau bubuk 2%: Oleskan pada area yang terkena sebanyak 2 kali/hari selama 2-6 minggu. 
    • Sebagai bubuk 2% bersama dengan krim 2%: oleskan kedua formulasi pada area yang terkena 1kali/hari selama 2-6 minggu. Lanjutkan pengobatan setidaknya selama 1 minggu bahkan setelah gejala sembuh.
      Sebagai bubuk semprot untuk mengatasi Tinea pedis: Oleskan di atas area yang terkena sampai lesi hilang.
  • Anak-anak: Sama seperti dosis dewasa.

Infeksi jamur kuku

  • Dewasa:
    Sebagai krim 2%: Oleskan ke area yang terkena 1-2 kali/hari. Lanjutkan pengobatan selama 10 hari bahkan setelah semua lesi hilang.
  • Anak-anak: Sama seperti dosis dewasa.

Kandidiasis vulvovaginal

  • Dewasa:

    • Sebagai krim 2% (sekitar 5 g): Oleskan secara intravaginal pada waktu tidur 1 kali/hari selama 10-14 hari atau tawar selama 7 hari. Lanjutkan pengobatan bahkan setelah pruritus dan leukorea hilang atau menstruasi dimulai.
    • Sebagai pessary: 100 mg 1 kali/harisebaiknya sebelum tidur selama 7 atau 14 hari, 100 mg dua kali lipat selama 7 hari, 200 mg atau 400 mg setiap hari selama 3 hari, atau 1.200 mg sebagai dosis tunggal.
    • Sebagai penutup vagina: 1.200 mg dimasukkan secara intravaginal sebelum tidur sebagai dosis tunggal.

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan miconazole sebelum penggunaan.

Miconazole dapat digunakan dengan cara berikut:

  • Topikal:
    • Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat
    • Obat dapat dioleskan langsung tipis-tipis pada bagian yang mengalami infeksi.
  • Pessary:
    • Cuci tangan dan area vagina dengan sabun lembut dan air
    • Keringkan dengan seksama
    • Keluarkan pessarium dari kemasan
    • Beberapa merek menyediakan aplikator yang sudah diisi obat di dalamnya
    • Jika aplikator belum terisi obat, masukan obat ke dalam aplikator
    • Jika tidak tersedia aplikator, Anda dapat memasukkan pessarium menggunakan jari Anda.
    • Selama kehamilan, pessary harus dimasukkan tanpa menggunakan aplikator.
    • Masukkan aplikator atau obat dengan berbaring telentang, tekuk lutut dan posisikan kaki sedikit terbuka
    • Masukkan pessary (ujung runcing terlebih dahulu) atau aplikator ke dalam vagina, senyaman mungkin.
    • Lepaskan aplikator dari vagina.
    • Cuci tangan kembali hingga bersih
    • Jika aplikator dapat digunakan kembali, bersihkan sesuai petunjuk.
    • Buang aplikator jika ditujukan untuk penggunaan sekali pakai.
    • Hindari melakukan hubungan seksual selama masa pengobatan.
    • Anda dapat menggunakan pembalut wanita atau panty liner untuk mencegah obat bocor dan menodai pakaian Anda.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal penggunaan obat sebelumnya, segera gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal penggunaan obat Anda. 

Efek samping obat

Setiap penggunaan obat berpotensi menimbulkan efek samping. Jika efek samping memburuk, segera cari bantuan tenaga medis. Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan miconazole oral adalah:

  • Diare.
    Untuk mengatasi diare ringan, Anda perlu mengganti cairan dan elektrolit (garam) yang hilang dengan meminum banyak air atau minuman olahraga kaya elektrolit. Hindari kopi, minuman berkafein, minuman manis, soda, dan alkohol karena memiliki efek pencahar. Sebaiknya, hindari juga produk susu.
  • Sakit kepala.
    Beristirahatlah dan hindari mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin hingga kondisi Anda membaik. Hindari mengonsumsi alkohol karena akan memperburuk keadaan.
  • Mual.
    Konsumsilah makanan ringan dan hindari makanan berat atau pedas. Minumlah obat ini setelah makan. Hubungi dokter Anda jika gejala berlangsung lebih dari beberapa hari atau memburuk.
  • Muntah.
    Minumlah banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang dan mencegah terjadinya dehidrasi. Dehidrasi ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urine, serta urine berwarna gelap dan berbau menyengat. Konsumsilah makanan sederhana dan hindari makanan kaya rasa, seperti makanan pedas.
  • Sakit perut.
  • Perubahan indera perasa.

Miconazole oles juga dapat menyebabkan efek samping, seperti gatal, kulit kering, iritasi, rasa terbakar, pengelupasan kulit, bengkak atau benjolan pada kulit, serta rasa terbakar pada area vulvovaginal. Jika efek samping dari obat ini berlanjut atau bertambah buruk, segera beri tahu dokter agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat.

Meskipun jarang, tetapi efek samping yang serius dapat terjadi jika obat diserap ke dalam aliran darah Anda, seperti:

  • Mulut kering.
  • Mual.
  • Diare.
  • Sakit kepala.
  • Perubahan indera perasa.
  • Sakit gigi.
  • Kemerahan dan bengkak pada gusi.
  • Sakit lidah.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin.
  • Gangguan fungsi hati.
  • Anak-anak.
  • Kehamilan dan menyusui.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hubungi dokter atau dapatkan bantuan medis jika salah satu efek samping ini mengganggu Anda atau tidak kunjung hilang:

  • Sakit kepala.
  • Sakit perut.
  • Muntah.
  • Diare
  • Perubahan rasa.

Berhenti menggunakan miconazole topikal dan segera hubungi dokter jika Anda memiliki:

  • Lepuh parah.
  • Kemerahan.
  • Iritasi pada kulit yang dirawat.

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 15-30°C, serta terlindung dari tempat lembap, panas, atau terpapar sinar matahari langsung.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan menggunakan miconazole jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:

  • Alergi terhadap miconazole.
  • Bayi berusia 4 bulan ke bawah.
  • Bayi yang memiliki refleks menelan kurang berkembang.
  • Mengonsumsi obat astemizole, cisapride, dofetilide, halofantrine, mizolastine, pimozide, quinidine, sertindole, terfenadine, ergot alkaloid, inhibitor HMG-CoA reduktase, triazolam, dan midazolam oral.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi Miconazole dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Warfarin.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan risiko perdarahan.
  • Ergotamin dan dihydroergotamine.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan risiko keracunan ergotamin atau ergotisme.
  • Fenitoin, fosfenitoin, sulfonilurea, saquinavir, alkaloid vinca, busulfan, docetaxel, penghambat saluran Ca (misalnya dihidropiridin dan verapamil), imunosupresan (misalnya siklosporin, tacrolimus, dan sirolimolus), karbolostazol disopiramid, alfentanil, sildenafil, alprazolam, brotizolam, midazolam IV, rifabutin, methylprednisolone, dan trimetrexate.
    Penggunaan miconazole bersama obat di atas dapat meningkatkan kadar obat dalam darah dan menyebabkan risiko toksisitas atau keracunan.
  • Astemizole, cisapride, dofetilide, halofantrine, mizolastine, pimozide, quinidine, sertindole, dan terfenadine.
    Penggunaan bersama obat-obat di atas dapat menyebabkan risiko gangguan irama jnatung.
  • Triazolam, midazolam oral, dan penghambat reduktase HMG-CoA, misalnya simvastatin dan lovastatin.
    Miconazole dapat menyebabkan terhambatnya metabolisme obat di atas, sehingga dapat menyebabkan risiko keracunan.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Drugs. https://www.drugs.com/cdi/miconazole-oral.html
Diakses pada 12 Januari 2023

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3841-787/miconazole-nitrate-topical/miconazole-topical/details
Diakses pada 12 Januari 2023

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a618061.html
Diakses pada 12 Januari 2023

Drugs. https://www.drugs.com/mtm/miconazole-topical.html
Diakses pada 12 Januari 2023

Drugbank. https://go.drugbank.com/drugs/DB01110
Diakses pada 12 Januari 2023

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/miconazole?mtype=generic
Diakses pada 12 Januari 2023

Patient. https://patient.info/medicine/miconazole-for-fungal-skin-and-nail-infections-daktarin
Diakses pada 12 Januari 2023

MayoClinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/miconazole-topical-route/description/drg-20068784
Diakses pada 12 Januari 2023

medicinenet. https://www.medicinenet.com/miconazole/article.htm
Diakses pada 12 Januari 2023

Clinical Info. https://clinicalinfo.hiv.gov/en/drugs/miconazole/patient#dr1
Diakses pada 12 Januari 2023

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email