Methylprednisolone

07 Feb 2023| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Methylprednisolone digunakan untuk mengobati peradangan (antiinflamasi)

Methylprednisolone digunakan untuk mengobati peradangan (antiinflamasi)

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Advantan, Cormetison, Depo-Medrol, Flason, Fumethyl, Gamesolone, Hexilon, Intidrol, Inxilon, Iflaz, Konixon, Lameson, Medrol, Metrison, Mesol, Medixon, Meprilon, Methylon, Metisol, Solu-Medrol, Prednox, Prednicort, Prolon, Rhemafar, Sanexon, Simdrol-125, Sanexon Injection, Simdrol-4, Tison, Tropidrol, Toras, Yalone

Deskripsi obat

Methylprednisolone adalah obat yang digunakan untuk mengobati peradangan sendi (arthritis), gangguan darah, penyakit kulit, penyakit mata, gangguan sistem kekebalan tubuh atau penyakit autoimun, jenis kanker tertentu, dan asma. Methylprednisolone merupakan obat golongan kortikosteroid yang bekerja dengan mencegah pelepasan zat penyebab peradangan dalam tubuh.

Selain penyakit di atas, methylprednisolone digunakan untuk mengobati berbagai kondisi peradangan lainnya, seperti lupus, peradangan pada kulit yang menyebabkan kulit menjadi kering, kasar, kemerahan, dan mudah terkelupas (psoriasis), peradangan kronis pada usus besar dan rektum atau kolitis ulseratif, gangguan alergi, gangguan kelenjar (endokrin), dan kondisi yang mempengaruhi paru-paru, perut, sistem saraf, atau sel darah.

Methylprednisolone (Metilprednisolon)
Golongan

Kelas terapi : Hormon kortikosteroid. Klasifikasi Obat : Glukokortikoid.

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Tablet, injeksi, krim, losion

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping terhadap janin dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita; atau belum ada penelitian pada wanita hamil maupun hewan. Obat hanya dapat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul pada janin.

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Intraartikular

Osteoarthritis, Rheumatoid arthritis

  • Dewasa: 4-10 mg (sendi kecil), 10-40 mg (sendi sedang), 20-80 mg (sendi besar). Dapat diulang setiap 1-5 minggu atau lebih tergantung respon pasien.

Intrabursal 

Bursitis

  • Dewasa: 4-30 mg disuntikkan langsung ke bursae (bantalan di sekitar sendi). 

Intralesi

Alopecia areata, Discoid lupus erythematosus, Bekas luka keloid, Granuloma annulare, Lichen planus, Lichen simplex chronicus, Plak psoriasis

  • Dewasa: 20-60 mg diberikan langsung ke lesi. Untuk lesi besar, dosis 20-40 mg yang didistribusikan melalui injeksi berulang. Biasanya, dibutuhkan 1-4 kali injeksi.

Intramuscular

  • Dewasa:
    • Dosis awal sebagai metilprednisolon Na suksinat: 10-500 mg/hari. 
    • Dosis awal sebagai metilprednisolon asetat: 40-120 mg melalui injeksi dalam ke otot gluteal. 

Intravena 

Eksaserbasi akut pada multiple sclerosis

  • Dewasa: 1.000 mg/hari, diberikan selama 3-5 hari melalui infus selama minimal 30 menit. 

Cedera tulang belakang akut

  • Dewasa: 30 mg/kgBB melalui injeksi bolus selama 15 menit, diikuti 5,4 mg/kgBB/jam melalui infus dengan jeda 45 menit. Durasi infus bervariasi, untuk pengobatan dimulai dalam waktu 3 jam setelah cedera, infus dapat diberikan lebih dari 23 jam. untuk pengobatan yang dimulai dalam 3-8 jam setelah cedera, dapat diberikan infus selama 47 jam.

Antiperadangan dan imunosupresan

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 10-500 mg/hari melalui injeksi atau infus. Dosis di atas 250 mg, dapat diberikan selama minimal 30 menit dan dosis di bawah 250 mg diberikan selama minimal 5 menit.
  • Anak: 30 mg/kgBB sehari melalui injeksi atau infus. Dosis maksimal sebanyak 1000 mg/hari. Dosis dapat diberikan sekali sehari atau pada hari alternatif hingga 3 dosis. 

Reaksi penolakan setelah transplantasi

  • Dewasa: 500-1000 mg/hari melalui infus selama minimal 30 menit. Lanjutkan sampai pasien stabil, biasanya tidak lebih dari 48-72 jam. 
  • Anak: 10-20 mg/kgBB/hari hingga 3 hari. Dosis maksimal sebanyak 1.000 mg/hari.

Oral 

Antiperadangan dan imunosupresan

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 4-48 mg sehari. Dosis awal yang lebih tinggi hingga 100 mg setiap hari atau lebih dapat digunakan dalam kondisi akut yang parah. 
  • Anak: Gunakan dosis efektif terendah untuk durasi sesingkat mungkin. 

Topikal

Eksim

  • Dewasa: Oleskan tipis ke area yang terkena 1 kali/hari hingga 12 minggu. 
  • Anak: Oleskan tipis-tipis ke area yang terkena 1 kali/hari hingga 4 minggu. 

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan methylprednisolone sebelum penggunaan.

Methylprednisolone dapat digunakan dengan cara berikut: 

  • Oral: Sebaiknya dikonsumsi bersama makanan.
  • Injeksi: Dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.
  • Topikal: Dioleskan pada bagian kulit yang sakit.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Methylprednisolone  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Mual.
    Konsumsilah makanan ringan dan hindari makanan berat atau pedas. Minumlah obat ini setelah makan. Hubungi dokter Anda jika gejala berlangsung lebih dari beberapa hari atau semakin memburuk.
  • Sakit kepala.
    Istirahat dan tidur yang cukup akan membantu Anda lebih rileks. Jika Anda duduk dalam waktu yang lama, bangun dan sering-seringlah bergerak. Lemaskan otot rahang, leher, dan bahu Anda.
  • Pusing.
    Jika Anda mulai merasa pusing, baringkan tubuh Anda agar tidak pingsan, lalu duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau mengoperasikan mesin jika Anda pusing.
  • Mudah berkeringat.
    Penggunaan methylprednisolone dapat menyebabkan naiknya kadar gula darah yang akan memperburuk kondisi penderita diabetes. Jadi, konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala kadar gula darah tinggi, seperti mudah merasa haus dan meningkatnya keinginan buang air kecil. Metylprednisolone juga dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi yang menyerang dan akan memperparah infeksi. Konsultasikan juga kepada dokter jika memiliki gejala infeksi, seperti demam, menggigil, sakit tenggorokan terus menerus, dan batuk.
  • Muntah.
    Minumlah banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang dan mencegah terjadinya dehidrasi. Dehidrasi ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urine, serta urine berwarna gelap dan berbau menyengat. Konsumsilah makanan sederhana dan hindari makanan kaya rasa, seperti makanan pedas.
  • Gangguan tidur.
  • Rasa terbakar pada dada.
  • Luka pada dinding lambung (tukak lambung).
  • Gatal-gatal.
  • Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
  • Perubahan nafsu makan.
  • Kesulitan bernapas.
  • Diare.
  • Kesulitan buang air besar (sembelit).
  • Keringat berlebih.

Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Pasien dengan riwayat pembedahan pada saluran pencernaan, peradangan berupa kantung-kantung kecil (divertikula) yang muncul di dinding saluran pencernaan (divertikulitis), luka pada dinding lambung (tukak peptik) aktif atau laten, gangguan ginjal (insufisiensi ginjal), tekanan darah tinggi (hipertensi), pengeroposan tulang (osteoporosis), dan kelemahan otot (myasthenia gravis).
  • Penggunaan jangka panjang.
  • Kencing manis (diabetes melitus).
  • Kehamilan dan menyusui.
  • Tuberkulosis.
  • Bayi dan anak-anak.
  • Peradangan pada usus besar (kolon) dan bagian akhir usus besar yang tersambung ke anus (kolitis ulseratif nonspesifik).
  • Kondisi ketika tubuh hanya menghasilkan sedikit hormon tiroid (hipotiroid).
  • Kerusakan pada organ hati akibat terbentuknya jaringan parut (sirosis).
  • Penggunaan bersama asam asetilsalisilat dapat meningkatkan efek samping pada saluran pencernaan, seperti peradangan, perdarahan, dan maag.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Jangan berhenti menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda. Menghentikan obat secara tiba-tiba dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, sakit perut, muntah, kantuk, kebingungan, sakit kepala, demam, nyeri sendi dan otot, kulit mengelupas, serta penurunan berat badan.

Jika Anda mengonsumsi obat ini dalam dosis besar dan waktu yang lama, dokter mungkin akan menurunkan dosis secara bertahap agar tubuh Anda dapat beradaptasi, sebelum menghentikan obat sepenuhnya. Perhatikan efek samping yang terjadi saat Anda mengurangi dosis secara bertahap dan setelah berhenti meminum obat ini.

Jika terjadi efek samping, segera hubungi dokter. Anda mungkin perlu meningkatkan dosis obat sementara waktu atau kembali mengonsumsinya.

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 20-25°C.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan menggunakan methylprednisolone jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:

  • Alergi terhadap methylprednisolone.
  • Infeksi parasit di dalam usus besar (amebiasis).
  • Pengeroposan tulang (osteoporosis).
  • Luka pada dinding lambung (tukak lambung).
  • Penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen (poliomielitis).
  • Peningkatan tekanan bola mata menjadi terlalu tinggi (glaukoma sudut tertutup).
  • Gangguan mental.
  • Infeksi virus.
  • Infeksi jamur sistemik.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi methylprednisolone dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Aminogluthimide.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat menyebabkan hilangnya supresi adrenal yang diinduksi kortikosteroid.
  • Agen perusak K, misalnya amfoterisin B dan diuretik.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan risiko hipokalemia atau penurunan kadar kalium dalam darah.
  • Antibiotik makrolida.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat menurunkan klirens atau pembersihan pada ginjal, sehingga menyebabkan keracunan atau toksisitas.
  • Isoniazid.
    Methylprednisolone dapat menurunkan kadar isoniazid, sehingga efektivitas isoniazid dalam mengatasi tuberkulosis akan menurun.
  • Kolestiramin.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatan klirens, sehingga efektivitas obat dalam mengatasi radang akan menurun.
  • Ciclosporin.
    Penggunaan bersama ciclosporin dapat meningkatkan resiko kejang.
  • Digitalis glikosida.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan risiko aritmia atau gangguan irama jantung.
  • Estrogen.
    Estrogen akan menurunkan metabolisme methylprednisolone, sehingga dapat memicu terjadinya toksisitas atau keracunan.
  • Penginduksi CYP3A4, misalnya rifampisin dan barbiturat.
    Obat di atas dapat meningkatkan metabolisme methylprednisolone, sehingga efektivitasnya dalam mengatasi alergi dan radang akan menurun.
  • Penghambat CYP3A4, misalnya ketokonazol dan eritromisin.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan konsentrasi plasma, sehingga dapat memicu efek samping methylprednisolone.
  • Aspirin, warfarin, atau NSAID lainnya.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan risiko gangguan atau perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Antidiabetik.
    Methylprednisolone dapat mengurangi efek terapeutik antidiabetik dalam menurunkan kadar gula darah.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/methylprednisolone?mtype=generic
Diakses pada 14 Januari 2023

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6470/methylprednisolone-oral/details
Diakses pada 14 Januari 2023

Drugs. https://www.drugs.com/international/methylprednisolone.html
Diakses pada 14 Januari 2023

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682795.html#
Diakses pada 14 Januari 2023

GlowM. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/m036.html
Diakses pada 14 Januari 2023

Rxlist. https://www.rxlist.com/medrol-drug.htm
Diakses pada 14 Januari 2023

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/methylprednisolone-oral-tablet#side-effects
Diakses pada 14 Januari 2023

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email