Licoprima Forte Kaplet

25 Nov 2020| Lenny Tan
Licoprima Forte kaplet adalah obat untuk pengobatan infeksi bakteri seperti infeksi saluran napas.

Deskripsi obat

Licoprima Forte kaplet berfungsi untuk pengobatan infeksi bakteri seperti infeksi saluran napas, infeksi saluran kemih, dan infeksi telinga. Dosis Licoprima Forte kaplet adalah 1 hingga 2 kaplet setiap 2 kali sehari untuk dewasa dan anak-anak usia 12 tahun ke atas. Sulfamethoxazole dan trimethoprim adalah sebuah kombinasi antibiotik yang dikenal sebagai cotrimoxazole. Kombinasi kedua antibiotik tersebut selain digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri yang menyebabkan penyakit, Sulfamethoxazole dan trimethoprim juga digunakan untuk mencegah dan mengobati Pneumocystis jiroveci Pneumonia yang biasanya terjadi pada pasien dengan penurunan sistem kekebalan tubuh seperti pada pasien kanker, pasien AIDS dan pasien transplantasi.
Licoprima Forte Kaplet
Kandungan utamaTrimethoprim dan sulfamethoxazole.
Kelas terapiAntibiotik.
Klasifikasi obatSulfonamid.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 kaplet
ProdusenBerlico Mulia Farma

Informasi zat aktif

Sulfametoxazole bekerja mengganggu sintesis dan pembentukan asam folat bakteri melalui penghambatan pembentukan asam dihidrofolat dari asam paraaminobenzoat. Sedangkan trimethoprim bekerja menghambat perubahan asam dihidrofolat, dimana asam dihidrofolat adalah enzim yang mengaktifkan jalur metabolisme asam folat dengan cara mengubah dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Sehingga proses kerja tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan membunuh bakteri (bakterisidal).

Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, sulfametoxazole dan trimethoprim diketahui memiliki status:

  • Absorpsi : Mudah dan terserap dengan baik dari saluran cerna. Waktu dimana obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak konsentrasi plasma) adalah 1-4 jam.
  • Distribusi: Tersebar luas ke dalam jaringan dan cairan tubuh, termasuk dahak, cairan lendir menyerupai plasma (aqueous humor), cairan telinga tengah, cairan prostat, cairan vagina, empedu dan cairan pada otak (serebrospinal). Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Ikatan protein plasma sulfametoksazol sekitar 70% dan trimetoprim sekitar 45%.
  • Metabolisme: Sulfametoksazol diubah menjadi turunan N4-asetil tidak aktif melalui proses perubahan senyawa tidak toksik dan mudah larut agar mudah diekskresi (konjugasi) dan menjadi hidroksilamina melalui oksidasi. Trimethoprim mengalami metabolisme hati sekitar 10-20%.
  • Ekskresi: Diekskresi melalui urin sekitar 50%.Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh plasma) sulfametoksazol sekitar 6-12 jam dan trimetoprim sekitar 8-10 jam.

Indikasi (manfaat) obat

  • Infeksi saluran napas seperti:
    • Peradangan bronkus akibat infeksi dan iritasi yang baru saja terjadi dan berlangsung tak lama (bronkitis akut).
  • Infeksi saluran cerna, terutama yang disebabkan oleh kuman Salmonella dan Shigella seperti:
    • Demam tifoid.
    • Paratifus (paratifoid).
    • Disentri basiler.
  • Infeksi saluran kemih seperti:
    • Infeksi pada ginjal (pielonefritis).
    • Peradangan pembuluh darah (plelitis).
    • Prostates akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman yang sensitive seperti E. coli, klebsiella, enterobacter dan proteus mirabilis.
  • Infeksi THT seperti:
    • Infeksi pada telinga bagian tengah (otitis media akut).
    • Peradangan yang terjadi di rongga hidung atau sinus (sinusitis akut) yang disebabkan oleh kuman H.Influenzae atau S.Pneumoniae.

Sulfamethoxazole merupakan salah satu obat golongan sulfonamida yang bekerja langsung pada sintesis folat di dalam organisme mikroba. Mekanisme kerja sulfamethoxazole adalah dengan menghentikan bakteri dalam memproduksi asam dihidrofolat dan trimethoprim mencegah pembentukan asam tetrahidrofolat, dimana dua hal tersebut merupakan langkah penting dalam pembentukan asam nukleat dan protein penting bagi banyak bakteri. Jika digunakan sendiri, obat ini hanya bekerja secara bakteriostatik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri. Namun, bila digunakan dalam kombinasi sulfametoksazole-trimetoprim yang dikenal sebagai cotrimoxazole, akan memblokir dua langkah dalam pembentukan senyawa kimia (biosintesis) bakteri seperti asam nukleat esensial dan protein, sehingga bersifat membunuh bakteri (bakterisidal).

Komposisi obat

Tiap 1 kaplet:

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Dewasa dan anak-anak 12 tahun ke atas:
    • Dosis lazim: 1 kaplet sebanyak 2 kali/hari.
    • Infeksi berat: 1½ kaplet sebanyak 2 kali/hari.
  • Kencing nanah (gonore) tidak terkomplikasi: 2 kaplet sebanyak 2 kali/hari, selama 2 hari.
  • Pengobatan jangka panjang: ½ kaplet sebanyak 2 kali/hari.
  • Pasien gangguan fungsi ginjal:
    • Creatinine clearance 30 ml/menit ke atas: dosis lazim.
    • Creatinine clearance 15-30 ml/menit: ½ dosis lazim.
    • Creatinine clearance 15 ml/menit ke bawah: pemberian tidak dianjurkan.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi sesuai petunjuk dokter.

Efek samping obat

  • Mual.
    Hindari makanan yang sulit dicerna. Jangan berbaring setelah makan, beristirahatlah dengan kepala lebih tinggi dari kaki Anda. Jika Anda merasa mual saat bangun di pagi hari, makanlah daging tanpa lemak atau keju sebelum tidur atau taruh biskuit biasa di samping tempat tidur Anda dan makanlah sedikit sebelum bangun. Minumlah setidaknya enam gelas air sehari.
  • Muntah.
    Duduk atau berbaring dalam posisi bersandar. Minumlah sedikit minuman manis, minuman dengan gula di dalamnya membantu menenangkan perut. Namun, hindari minuman asam seperti jus jeruk atau jus anggur.
  • Reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit atau darah seperti Sindrom Steven Johnson, kelainan kulit dan mukosa (toxic epidermal necrolysis).
  • Penggunaan jangka panjang menyebabkan kekurangan sel darah merah akibat sumsum tulang yang memproduksi sel darah merah yang belum matang dan dalam ukuran tidak normal. (megaloblastik anemia).
  • Kelainan perkembangan sel darah (diskrasia darah).
  • Kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah (trombositopenia).
  • Sumsum tulang tidak bisa memproduksi sel darah (anemia aplastik).
  • Rendahnya jumlah sel darah putih (leukopenia).
  • Kondisi akut dari leukopenia (agranulositosis).
  • Kemerahan (ruam) kulit.

Perhatian Khusus

  • Pasien penderita ketidakseimbangan mineral dalam tubuh seperti memiliki kadar kalium yang tinggi atau kadar natrium yang rendah dalam darah.
  • Pasien dengan kelainan darah seperti porfiria dan anemia akibat defisiensi vitamin.
  • Pasien dengan kelainan darah akibat pengobatan dengan trimethoprim dan sulfamethoxazole.
  • Pasien dengan gangguan sumsum tulang belakang.
  • Pasien dengan kadar gula darah tinggi (diabetes melitus).
  • Pasien dengan gangguan ginjal dan hati.
  • Pasien yang memiliki berbagai alergi.
  • Pasien penderita asma.

Kategori kehamilan

Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Penderita yang memiliki alergi terhadap golongan sulfonamid dan trimethoprim.
  • Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat.
  • Pasien yang mengosumsi leukovorin untuk pengobatan Pneumocystis carinii pneumonia (PCP) pada pasien positif HIV.
  • Pasien yang mengonsumsi clozapin.
  • Pasien dengan gangguan hati dan ginal berat.
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Bayi usia 4 minggu ke bawah.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Amilorid, benazepril, captopril.
    Amilorid, benazepril, captopril dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah. Kadar kalium yang tinggi dapat berkembang menjadi kondisi yang disebut hiperkalemia, yang pada kasus parah dapat menyebabkan gagal ginjal, kelumpuhan otot, irama jantung tidak teratur, dan serangan jantung.
  • Amiodaron.
    Amiodaron dapat meningkatkan risiko terjadi detak jantung cepat di atas normal (aritmia ventrikular).
  • Metenamin.
    Metenamin dapat meningkatkan risiko terdapatnya kristal pada urin (kristaluria).
  • Clozapin.
    Clozapin dapat menurunkan jumlah sel darah putih, dapat memengaruhi fungsi sumsum tulang.
  • Fenitoin.
    Kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim dapat meningkatkan waktu paruh fenitoin sehingga kada fenitoin dalam darah meningkat.
  • Anisindion.
    Anisindion dapat meningkatkan risiko perdarahan, terutama jika Anda sudah lanjut usia atau memiliki gangguan ginjal atau hati.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

  • Terjadi kelemahan otot, perubahan mental atau mood.
  • Terjadi tanda-tanda masalah ginjal seperti perubahan jumlah urin dan adanya darah dalam urin.
  • Rasa kantuk yang ekstrim.
  • Terjadi tanda-tanda gula darah rendah seperti berkeringat tiba-tiba, gemetar, detak jantung cepat, lapar, penglihatan kabur, pusing, atau kesemutan pada tangan atau kaki.

Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera informasikan kepada dokter Anda. Jangan menghentikan obat tanpa persetujuan dari dokter.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/sulfamethoxazole%20+%20trimethoprim?mtype=generic
Diakses pada 12 November 2020

Berlico. https://berlico.co.id/product/licoprima-forte
Diakses pada 12 November 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3409-1071/sulfamethoxazole-trimethoprim-oral/sulfamethoxazole-trimethoprim-suspension-oral/details
Diakses pada 12 November 2020

Drugs. https://www.drugs.com/drug-interactions/sulfamethoxazole-trimethoprim.htm
Diakses pada 12 November 2020

NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513232/
Diakses pada 12 November 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a684026.html#if-i-forget
Diakses pada 12 November 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email