Lexacort Tablet 5 mg

14 Jan 2021
Lexacort tablet adalah obat untuk mengatasi alergi dan peradangan serta menekan sistem kekebalan.

Deskripsi obat

Lexacort tablet adalah obat untuk mengatasi kondisi alergi dan peradangan serta menekan sistem kekebalan tubuh seperti lupus. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Lexacort tablet mengandung zat aktif prednison.

Lexacort Tablet 5 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaPrednison.
Kelas terapiAntiinflamasi.
Klasifikasi obatKortikosteroid.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 tablet (5 mg)
ProdusenMolex Ayus

Informasi zat aktif

Prednison bekerja dengan cara melemahkan sistem kekebalan tubuh. Obat ini dapat memblokir senyawa kimia yang biasanya menyebabkan peradangan sebagai bagian dari respons kekebalan tubuh dan dapat membantu mengurangi peradangan di banyak bagian tubuh. Prednison merupakan obat golongan kortikosteroid sintetis dengan aktivitas glukokortikoid dan antiradang (antiinflamasi).

Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, prednison diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Mudah diserap dari saluran pencernaan. Waktu dimana obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu untuk konsentrasi plasma puncak) selama 2 jam (pelepasan segera); 6-6,5 jam (modifikasi-rilis).
  • Distribusi: Melintasi plasenta; masuk ASI (jumlah kecil). Pengikatan protein plasma kurang dari 50% (tergantung konsentrasi).
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati menjadi metabolit aktif, prednisolon.
  • Ekskresi: Melalui urin (sebagai konjugat). Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) selama 2-3 jam.

Indikasi (manfaat) obat

Mengatasi kondisi alergi, peradangan, dan menekan sistem kekebalan tubuh seperti:

  • Mengobati peradangan pada kulit yang ditandai dengan kulit menebal, bersisik, mudah terkelupas, dan ruam kemerahan (psoriasis).
  • Mangatasi peradangan pada usus besar dan rektum (kolitis ulseratif).
  • Mengatasi gangguan pernapasan.
  • Meringankan radang sendi (arthritis).
  • Mengobati lupus.

Prednison dapat memblokir senyawa kimia yang biasanya menyebabkan peradangan sebagai bagian dari respons kekebalan tubuh dan dapat membantu mengurangi peradangan di banyak bagian tubuh. Obat ini bekerja dengan cara melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Komposisi obat

Prednison 5 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa: 1-4 tablet/hari. Dosis dapat diturunkan secara bertahap.

Aturan pakai obat

Sebaiknya dikonsumsi dengan makanan.

Efek samping obat

  • Gelisah.
    Jika Anda gelisah saat mencoba untuk tidur, minum prednisolon di pagi hari sehingga kadarnya paling rendah pada waktu tidur.
  • Gangguan tidur (insomnia).
    Minum prednisolon di pagi hari sehingga kadarnya paling rendah pada waktu tidur.
  • Gangguan pencernaan.
    Minum prednisolon dengan makanan untuk mengurangi kemungkinan masalah perut. Mungkin juga membantu jika Anda menghindari makanan yang kaya atau pedas saat Anda minum obat ini. Jika gejala terus berlanjut, tanyakan kepada dokter Anda apakah Anda mungkin mendapat manfaat dari minum obat tambahan untuk melindungi perut Anda.
  • Keringat berlebih.
    Coba kenakan pakaian longgar, gunakan antikeringat yang kuat dan tetap dingin dengan kipas angin. Jika ini tidak membantu, bicarakan dengan dokter Anda karena Anda mungkin dapat mencoba obat lain.
  • Peningkatan berat badan.
    Cobalah makan dengan baik tanpa menambah ukuran porsi Anda sehingga Anda tidak menambah berat badan terlalu banyak. Olahraga teratur juga akan membantu menjaga berat badan Anda tetap stabil.

Perhatian Khusus

  • Pasien yang mengalami kondisi stres misalnya trauma, infeksi, pembedahan.
  • Hindari penghentian penggunaan obat secara mendadak.
  • Anak-anak dan orang tua.
  • Pasien yang mengalami penyakit saluran pencernaan.
  • Pasien penderita gagal jantung kongestif.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui
  • Pasien yang mengalami gangguan pada saraf dan otot (myasthenia gravis), epilepsi atau riwayat gangguan kejang.
  • Pasien penderita gangguan kejiwaan.
  • Pasien penderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pasien penderita penyakit lambung.
  • Pasien yang mengalami kejang.
  • Pasien penderita gangguan hati atau ginjal.
  • Pasien dengan riwayat serangan jantung.
  • Pasien penderita diabetes melitus, penyakit tiroid, sirosis, kadar urea tinggi dalam tubuh (uremia), pengeroposan tulang (osteoporosis) atau risiko osteoporosis misalnya wanita pascamenopause, kelainan yang menyebabkan tulang menjadi lunak (osteomalasia), luka (tukak) dan cedera kornea, katarak, peningkatan tekanan bola mata (glaukoma), infeksi virus akut misalnya cacar air, campak, keratitis herpes, riwayat herpes simpleks mata, mikosis sistemik dan infeksi yang disebebkan karena cacing (parasitosis) misalnya nematoda, tuberkulosis,polio (poliomielitis), peradangan pada limfa (limfadenitis) setelah inokulasi BCG, dan miopati steroid sebelumnya.
  • Pasien yang mengalami kondisi stres misalnya trauma, infeksi, pembedahan.
  • Hindari penghentian penggunaan obat secara mendadak.
  • Anak-anak dan orang tua.
  • Pasien yang mengalami penyakit saluran pencernaan.
  • Pasien penderita gagal jantung kongestif.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui
  • Pasien yang mengalami gangguan pada saraf dan otot (myasthenia gravis), epilepsi atau riwayat gangguan kejang.
  • Pasien penderita gangguan kejiwaan.
  • Pasien penderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pasien penderita penyakit lambung.
  • Pasien yang mengalami kejang.
  • Pasien penderita gangguan hati atau ginjal.
  • Pasien dengan riwayat serangan jantung.
  • Pasien penderita diabetes melitus, penyakit tiroid, sirosis, kadar urea tinggi dalam tubuh (uremia), pengeroposan tulang (osteoporosis) atau risiko osteoporosis misalnya wanita pascamenopause, kelainan yang menyebabkan tulang menjadi lunak (osteomalasia), luka (tukak) dan cedera kornea, katarak, peningkatan tekanan bola mata (glaukoma), infeksi virus akut misalnya cacar air, campak, keratitis herpes, riwayat herpes simpleks mata, mikosis sistemik dan infeksi yang disebebkan karena cacing (parasitosis) misalnya nematoda, tuberkulosis,polio (poliomielitis), peradangan pada limfa (limfadenitis) setelah inokulasi BCG, dan miopati steroid sebelumnya.

Kategori kehamilan

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan lexacort tablet pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien penderita infeksi sistemik kecuali diobati dengan anti infeksi spesifik.
  • Pasien yang mengalami malaria otak.
  • Pasien penderita infeksi jamur sistemik.
  • Pemberian bersamaan dengan vaksin hidup atau hidup yang dilemahkan (terutama dosis imunosupresif).

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Aluminium dan magnesium.
    Obat di atas dapat menurunkan penyerapan dari prednison.
  • Fluorokuinolon misalnya siprofloksasin dan levofloksasin.
    Penggunaan prednison dengan obat di atas dapat menyebabkan peningkatan risiko cedera pada tendon.
  • Vaksin hidup.
    Prednison dapat mengurangi efek pengobatan dari vaksin hidup.
  • Antidiabetik.
    Prednison dapat mengurangi efek penurunan kadar gula dalam darah (hipoglikemik).
  • Digitalis digoksida.
    Penggunaan bersama digitalis digoksida dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan irama jantung (aritmia).
  • Agen antikolinergik misalnya atropin.
    Penggunaan obat di atas bersama prednison dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular tambahan.
  • Antikoagulan kumarin.
    Dapat meningkatkan atau mengurangi efektivitas kumarin sehingga meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
  • NSAID dan salisilat.
    Prednison dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan dan luka pada saluran pencernaan
  • Prazikuantel dan isoniazid.
    Prednison dapat menurunankan konsentrasi serum prazikuantel dan isoniazid.
  • Siklosporin.
    Prednison dapat meningkatkan kadar siklosporin sehingga dapat menyebabkan risiko efek samping.
  • Amfoterisin B dan diuretik.
    Obat di atas dapat meningkatan risiko penurunan kadar kalium dalam darah (hipokalemia).
  • Somatropin.
    Prednison dapat mengurangi efek pengobatan somatropin.
  • Klorokuin, hidroksiklorokuin, dan meflokuin.
    Peningkatan risiko gangguan pada otot (miopati) atau kardiomiopati dengan obat di atas.
  • Estrogen.
    Estrogen dapat meningkatkan efek dari prednison.
  • Mifepriston, fenobarbital, rifampisin, primidon, dan karbamazepin.
    Efektivitas prednison dapat berkurang jika dikonsumsi bersama obat di atas.
  • Ketokonazol, ritonavir, dan eritromisin.
    Obat di atas dapat menurunkan pembersihan dan meningkatkan konsentrasi serum prednison.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Jika Anda mengalami tanda-tanda infeksi seperti demam, sakit tenggorokan terus-menerus, masalah penglihatan seperti penglihatan kabur, gejala perdarahan lambung atau usus seperti sakit perut dan feses berwarna kehitaman, muntah yang terlihat seperti bubuk kopi, perubahan mental atau mood seperti depresi, perubahan suasana hati, penyembuhan luka lambat, kulit menipis, nyeri tulang, perubahan haid, wajah sembab, kejang, dan mudah memar atau berdarah, nyeri otot atau kram, detak jantung tidak teratur, kelemahan, pembengkakan pada tangan, kaki, atau pergelangan kaki, penambahan berat badan yang tidak biasa segera hubungi dokter Anda.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/prednisone?mtype=generic
Diakses pada 16 September 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6007-9383/prednisone-oral/prednisone-oral/details
Diakses pada 16 September 2020

Drugs. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6007-9383/prednisone-oral/prednisone-oral/details
Diakses pada 16 September 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601102.html
Diakses pada 16 September 2020

MedicalNewsToday. https://www.medicalnewstoday.com/articles/prednisone-oral-tablet#side-effects
Diakses pada 16 September 2020

Nhs. https://www.nhs.uk/medicines/prednisolone/
Diakses pada 16 September 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email