Levitra Tablet

15 Jun 2020| Aby Rachman
Levitra tablet digunakan untuk mengatasi ketidakmampuan untuk memulai ereksi atau mempertahankan ereksi pada pria..

Deskripsi obat

Levitra tablet digunakan untuk mengatasi ketidakmampuan untuk memulai ereksi atau mempertahankan ereksi pada pria. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Levitra tablet mengandung zat aktif vardenafil yang mampu meningkatkan alirah darah ke penis pria sehingga otot polos pada penis sehingga pria mendapatkan dan mempertahankan ereksi. Obat ini tersedia dalam dua dosis yaitu 10 mg dan 20 mg.

Levitra Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Kemasan1 box isi 1 strip @ 4 tablet (10 mg; 20 mg)
ProdusenBayer Indonesia

Indikasi (manfaat) obat

Mengatasi ketidakmampuan untuk memulai ereksi atau mempertahankan ereksi pada pria.

Komposisi obat

  • Levitra tablet 10 mg: vardenafil 10 mg.
  • Levitra tablet 20 mg: vardenafil 20 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Dewasa: 10 mg, 25-60 menit sebelum melakukan aktivitas seksual.
    • Dosis maksimal: 20 mg sebanyak 1 kali/hari.
  • Lanjut usia:
    • Dosis awal: 5 mg.
    • Dosis lanjutan: 10-20 mg.
      Dosis tidak boleh melebihi 5 mg jika dikonsumsi dalam kombinasi dengan eritromisin.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Rasa panas dan kemerahan pada kulit wajah.
  • Sakit kepala.
  • Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
  • Mual.
  • Pusing.
  • Hidung tersumbat.
  • Sakit punggung.
  • Pilek.

Perhatian Khusus

  • Risiko gangguan pendengaran.
  • Pasien dengan gangguan deformasi anatomis dari penis atau kondisi yang dapat memicu pria mengalami ereksi yang tahan lama (4 jam atau lebih) (priapismus).
  • Pasien penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol.
  • Pasien yang mengalami gangguan irama jantung (aritmia) yang mengancam jiwa dalam waktu 6 bulan terakhir atau pasien dengan riwayat gagal jantung atau penyakit arteri koroner yang menyebabkan angina tidak stabil.
  • Kombinasi dengan obat yang berfungsi sebagai disfungsi ereksi.
  • Penggunaan bersama dengan antiaritmia.
  • Gangguan pendarahan atau tukak peptik aktif.
  • Pasien yang cedera saraf spinal atau penyakit susunan saraf pusat lain.
  • Keinginan seksual hipoaktif.
  • Pasien yang menjalani operasi pelvis, trauma pelvis atau radioterapi pada daerah pelvis.
  • Perlu dilakukan pemantauan disfungi ereksi dan penyebabnya.
  • Pasien yang mengalami penyumbatas (obstruski) aliran keluar ventrikel kiri.
  • Pasien yang mengalami gangguan pada pembukaan katup aorta jantung yang tidak terbuka secara penuh (stenosis aorta).
  • Pasien yang mengalami pembesaran aorta (hipertrofi aorta idiopatik).
  • Pasien yang mengalami Penyempitan ventrikel kiri tepat di bawah katup aorta (stenosis subaorta).
  • Pemanjangan interval QT.
  • Dapat menyebabkan terjadinya gangguan daya penglihatan atau ketajaman penglihatan.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Antiaritmia.
  • Jus anggur.
  • Eritromisin.
  • Ketokonazol.
  • Itrakonazol.
  • Indinavir.
  • Ritonavit.
  • Nitrat.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/levitra?type=brief&lang=id
Diakses pada 11 Juni 2020

Medscape. https://reference.medscape.com/drug/levitra-staxyn-odt-vardenafil-342872#0
Diakses pada 11 Juni 2020

Drugs. https://www.drugs.com/cdi/vardenafil-tablets.html
Diakses pada 11 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email