Levazide Tablet

27 Okt 2020
Levazide tablet adalah obat untuk mengatasi gejala penyakit parkinson.

Deskripsi obat

Levazide tablet adalah obat untuk mengatasi gejala penyakit parkinson seperti gangguan gemetar yang tidak dapat dikendalikan (tremor). Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Levazide tablet mengandung zat aktif benserazide dan levodopa.

Levazide Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaLevodopa dan benserazid.
Kelas terapiAntiparkinson.
Klasifikasi obatPrekursor dopamin.
Kemasan1 box isi 5 strip @ 6 tablet
ProdusenPyridam Farma

Informasi zat aktif

Levodopa adalah prekursor metabolik dopamin. Hanya sejumlah kecil Levodopa yang memasuki sawar darah otak tanpa perubahan dan sisanya diubah menjadi dopamin oleh proses kimia menghilangkan gugus karboksil dan melepaskan karbon dioksida (dekarboksilasi). Benserazide adalah inhibitor dekarboksilase yang dapat mengurangi beberapa efek samping levodopa seperti mual dan muntah.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, levodopa dan benserazid diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Terutama dari usus halus bagian atas. Benserazide dapat meningkatkan absorpsi levodopa. Kadar obat yang masuk ke dalam peredaran darah (ketersediaan hayati mutlak) sekitar 98%.
  • Distribusi: Levodopa melintasi sawar darah otak dan tidak terikat pada protein plasma. Volume distribusi 57 L.
  • Metabolisme: Levodopa sebagian besar melalui proses kimia menghilangkan gugus karboksil dan melepaskan karbon dioksida (dekarboksilasi) di usus, hati dan ginjal menjadi dopami.
  • Ekskresi: Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (eliminasi waktu paruh) sekitar 1,5 jam. Benserazide hampir seluruhnya dihilangkan oleh metabolisme.

Indikasi (manfaat) obat

  • Pengobatan gejala penyakit saraf yang mempengaruhi fungsi otak dan koordinasi gerakan tubuh (parkinson).

Levodopa dengan bantuan benserazide dapat mengatasi kekurangan kadar dopamin yang dibutuhkan otak dalam mengatur gerakan tubuh. Kadar dopamin yang kembali normal dapat meningkatkan kendali atas pergerakan tubuh.

Komposisi obat

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dosis awal: ½ tablet sebanyak 3 kali/hari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 1 tablet setiap minggu hingga mencapai efek yang diinginkan.

Dosis pemeliharaan: 2 tablet sebanyak 3 kali/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi sesuai petunjuk dokter.

Efek samping obat

  • Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan anoreksia, diare, dan gangguan indera pengecap.
  • Pendarahan pada saluran cerna pada pasien tukak lambung.
  • Tekanan darah rendah di bawah normal (hipotensi ortostatik).
  • Gangguan irama jantung (aritmia).
  • Halusinasi.
  • Penggunaan obat yang mengandung levodopa dapat menyebabkan kantuk sehingga tidak disarankan untuk mengemudi atau mengoperasikan mesin.

Perhatian Khusus

  • Pasien yang memiliki penyakit hati dan ginjal.
  • Pasien yang memiliki penyakit paru-paru.
  • Pasien dengan gangguan endokrin.
  • Pasien dengan gangguan kejiwaan (depresi).
  • Pasien dengan riwayat kejang.

Kategori kehamilan

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan levazide tablet pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki gangguan endokrin, ginjal, dan jantung dekompensasi.
  • Pasien yang menderita salah satu gangguan jiwa (psikosis dan psikoneurosis) berat.
  • Pasien dengan usia di bawah 25 tahun.
  • Wanita hamil.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Fenotiazin, butirofenon, thiosantin dan agen antipsikotik seperti reserpin, papaverin, fenitoin, dan isoniazid.
    Pengunaan bersama dapat mengurangi efek levodopa.
  • Piridoksin.
    Penggunaan bersama dapat menyebabkan kembalinya gejala parkinson.
  • Obat golongan Sistem Saraf Pusat (SSP) dan metildopa.
    Penggunaan bersama dapat meningkatkan efek toksik pada metildopa.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Beri tahu dokter Anda segera jika Anda memiliki efek samping yang serius, termasuk:

  • Gerakan memburuk yang tidak dapat Anda kendalikan atau kejang.
  • Pingsan.
  • Perubahan penglihatan seperti penglihatan kabur.
  • Sakit mata.
  • Sakit perut yang parah.
  • Muntahan yang terlihat seperti bubuk kopi.
  • Perubahan mental atau mood.
  • Tanda-tanda infeksi seperti sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh.
  • Mudah berdarah atau memar.
  • Kelelahan yang tidak biasa.
  • Kesemutan pada tangan / kaki.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/benserazide%20%2B%20levodopa/
Diakses pada 21 Juli 2020

Pyridam. https://pyridam.com/products/z_product_levazide.html
Diakses pada 21 Juli 2020

Sdrugs. https://www.sdrugs.com/?c=drug&s=levazide
Diakses pada 21 Juli 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email