Lansoprazole

25 Des 2022| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Lansoprazole digunakan untuk mengobati gangguan pada lambung seperti tukak lambung

Lansoprazole digunakan untuk mengobati gangguan pada lambung seperti tukak lambung

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Acilaz, Betalans, Caprazol, Digest, Erphalanz, Lagas 30, Lapraz, Lasgan, Laz, Lancid, Lansomed, Lanzogra, Lazol, Lexid, Ladenum, Lanvell, Laproton, Lanpracid, Prazotec, Prosogan FD, Pysolan, Solans, Sopralan, Zolcer

Deskripsi obat

Lansoprazole adalah obat yang  digunakan untuk mengobati gangguan pada lambung, seperti luka atau tukak lambung, tukak duodenum (usus 12 belas jari), dan maag akibat produksi asam lambung berlebih.

Tukak lambung atau luka pada lambung membuat lapisan lambung terkikis, sehingga menyebabkan rasa sakit. Sementara, tukak duodenum atau luka pada usus 12 jari dapat menyebabkan nyeri ulu hati hingga mual, muntah, serta nyeri perut.

Obat juga digunakan untuk mengobati gejala penyakit gastroesophageal reflux (GERD), yaitu suatu kondisi naiknya asam lambung dari perut yang menyebabkan mulas dan luka pada kerongkongan (esofagus) serta kondisi lain yang melibatkan tingginya produksi asam lambung, seperti sindrom Zollinger-Ellison.

Lansoprazole merupakan jenis antasida dalam golongan penghambat pompa proton. Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang diproduksi di perut. Hal ini dilakukan dengan memblokir pompa proton di sel-sel perut Anda. 

Pompa proton adalah enzim di lapisan perut yang menghasilkan asam untuk membantu mencerna makanan. Saat pompa proton dihambat dengan lansoprazole, perut akan menghasilkan asam dengan lebih sedikit asam sehingga gejala yang muncul dapat berkurang. 

Lansoprazole (Lansoprazol)
Golongan

Kelas terapi : Antasida. Klasifikasi Obat : Penghambat Pompa Proton (PPI).

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Tablet, kapsul, injeksi (bubuk)

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori B: Penelitian pada sistem reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, tapi penelitian terkontrol pada wanita hamil belum dilakukan. Atau penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan efek samping obat (selain penurunan fertilitas), yang tidak muncul dalam penelitian terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya).

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Intravena (IV)

Tukak duodenum, tukak lambung 

  • Dewasa: 30 mg, 2 kali/hari melalui infus atau injeksi IV lambat selama 2 menit

Oral

Infeksi H. pylori

  • Dewasa:30 mg sebanyak 2 kali/hari selama 7-14 hari 

Penyakit refluks gastro-oesophageal

  • Dewasa: 15–30 mg satu kali sehari di pagi hari selama 4 minggu.
  • Anak-anak:
    • 1–11 tahun:
      • BB 30 kg ke bawah: 15 mg/hari di pagi hari sampai 12 minggu.
      • BB 30 kg ke atas: 30 mg, 1kali/hari di pagi hari hingga 12 minggu. Dosis dapat ditingkatkan hingga 30 mg sebanyak 2 kali/hari jika pasien masih bergejala setelah lebih dari 2 minggu pengobatan.
    • 12–17 tahun: 15 mg/hari hingga 8 minggu.
  • Lansia: Tidak perlu penyesuaian dosis.

Dispepsia yang disebabkan asam lambung

  • Dewasa: 15-30 mg/hari di pagi hari selama 2–4 minggu
  • Lansia: Tidak perlu penyesuaian dosis.

Profilaksis tukak yang disebabkan oleh OAINS

  • Dewasa: 15–30 mg/hari di pagi hari bisa diberikan selama 8 minggu.
  • Lansia: Tidak perlu penyesuaian dosis.

Sindrom Zollinger-Ellison

  • Dewasa:
    • Dosis awal: 60 mg/hari di pagi hari disesuaikan dengan kebutuhan.
    • Dosis harian: Lebih dari 120 mg harus diberikan dalam 2 dosis terbagi.
  • Lansia: Tidak perlu penyesuaian dosis.

Tukak lambung

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 30 mg/hari di pagi hari diberikan hingga 4 minggu (tukak duodenum) atau hingga 8 minggu (tukak lambung).
    • Dosis pemeliharaan: 15 mg/hari.

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan lansoprazole sebelum penggunaan.

Lansoprazole dapat digunakan dengan cara berikut:

  • Oral: Dikonsumsi pada saat perut kosong atau sebelum makan.
  • Injeksi: Dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Lansoprazole  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Sakit kepala.
    Pastikan Anda beristirahat. Minumlah banyak cairan dan sebaiknya jangan mengonsumsi alkohol karena akan menimbulkan efek samping mengantuk. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Sakit kepala biasanya akan hilang setelah seminggu pertama. Hubungi dokter jika sakit kepala berlangsung lebih dari satu minggu atau kondisi bertambah parah.
  • Sakit perut.
    Istirahatkan tubuh Anda agar lebih rileks. Makan dan minum secara perlahan dalam porsi lebih sedikit, tetapi lebih sering dapat membantu mengurangi efek samping ini. Anda juga bisa mengompres perut dengan bantalan panas atau botol berisi air panas.
  • Pusing atau lelah.
    Jika lansoprazole membuat Anda merasa pusing atau lelah, hentikan apa yang Anda lakukan. Duduk atau berbaringlah sampai merasa lebih baik. Jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin jika Anda merasa lelah. Jangan minum alkohol karena akan membuat Anda merasa lebih buruk.
  • Kesulitan membuang air besar (sembelit).
    Konsumsilah lebih banyak makanan berserat tinggi, seperti buah, sayuran segar, dan sereal, serta minumlah banyak air. Lakukan olahraga dengan berjalan-jalan atau berlari setiap hari. Jika ini tidak membantu, segera hubungi dokter atau apoteker.
  • Merasa sakit.
    Hindari makan terlalu banyak atau makanan pedas saat Anda mengonsumsi lansoprazol.
  • Diare atau muntah.
    Minum air sedikit demi sedikit, tetapi dalam waktu yang sering. Bicaralah dengan apoteker jika Anda memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti buang air kecil lebih jarang dari biasanya, atau urine berwarna gelap dan berbau menyengat.
  • Gatal dan ruam pada kulit.
    Cobalah untuk mengonsumsi obat alergi yang dapat Anda beli di apotek.
  • Mulut atau tenggorokan kering.
    Mengunyah permen karet atau permen yang bebas gula.
  • Pasien yang mengalami pusing dan merasa sekelilingnya seperti berputar (vertigo).
  • Kesemutan (parestesia).
  • Rasa gatal pada sebagian atau seluruh tubuh.
  • Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
  • Biduran (urtikaria).
  • Nyeri pada otot dan sendi.
  • Ruam pada kulit.
  • Kelelahan.

Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Berisiko mengalami penurunan penyerapan vitamin B12.
  • Berisiko mengalami pengeroposan tulang (osteoporosis).
  • Penderita gangguan hati sedang hingga berat.
  • Lanjut usia.
  • Kehamilan dan menyusui.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Kemerahan atau ruam kulit.
  • Sesak napas (mengi).
  • Gatal.
  • Kesulitan bernapas atau menelan.
  • Feses berair atau berdarah.
  • Kram perut atau demam selama pengobatan atau hingga dua bulan atau lebih setelah menghentikan pengobatan.
  • Pembengkakan pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, dan mata.
  • Sakit tenggorokan, demam, menggigil, atau tanda-tanda infeksi lainnya.

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 25°C. Hindari tempat lembap atau yang terpapar cahaya matahari langsung.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan menggunakan lansoprazole jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:

  • Alergi terhadap lansoprazole.
  • Menjalani terapi dengan mengonsumsi obat rilpivirine dan atazanavir.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi lansoprazole dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Theophylline.
    Penggunaan lansoprazole dapat mengurangi konsentrasi serum theophylline.
  • Ketoconazole dan itrakonazole.
    Penggunaan lansoprazole dapat mengurangi penyerapan obat di atas dalam mengatasi infeksi jamur.
  • Rifampicin.
    Penggunaan lansoprazole dapat menurunkan kadar rifampicin.
  • Clopidogrel.
    Penggunaan lansoprazole dapat menurunkan efektivitas clopidogrel.
  • Metotreksat dan takrolimus.
    Penggunaan lansoprazole dapat meningkatkan konsentrasi obat di atas dalam plasma.
  • Fluvoksamin.
    Penggunaan lansoprazole dapat meningkatkan kadar fluvoksamin.
  • Obat peluruh urine (diuretik).
    Penggunaan lanzoprazole dengan obat diuretik dapat menurunkan kadar magnesium dalam darah (hipomagnesemia).

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Healthline. https://www.healthline.com/health/lansoprazole-oral-capsule-sprinkles
Diakses pada 19 Desember 2022

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-11450-9143/lansoprazole-oral/lansoprazole-delayed-release-capsule-oral/details
Diakses pada 19 Desember 2022

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lansoprazole
Diakses pada 19 Desember 2022

Drugs. https://www.drugs.com/lansoprazole.html
Diakses pada 19 Desember 2022

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/lansoprazole/
Diakses pada 19 Desember 2022

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a695020.html
Diakses pada 19 Desember 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email