Kolton Tablet 100 mg

21 Sep 2020| Maria Yuniar
Kolton tablet adalah obat untuk menurunkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah.

Deskripsi obat

Kolton tablet adalah obat untuk mengobati dan mencegah kadar asam urat yang tinggi dalam darah dan mencegah terbentuknya batu ginjal. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Kolton tablet mengandung zat aktif allopurinol.

Kolton Tablet 100 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 17.875/strip per Agustus 2019
Kemasan1 box isi 5 strip @ 10 tablet (100 mg)
ProdusenPharos Indonesia

Indikasi (manfaat) obat

  • Mengobati kadar asam urat yang tinggi dalam darah (hiperurisemia).
  • Menurunkan kadar asam urat yang tinggi (hiperurisemia) akibat pengobatan kanker.
  • Mengatasi batu saluran kemih.

Allopurinol digunakan untuk mengobati asam urat dan batu ginjal jenis tertentu. Obat ini juga digunakan untuk mencegah peningkatan kadar asam urat pada pasien yang menjalani kemoterapi. Pasien-pasien ini dapat mengalami peningkatan kadar asam urat karena pelepasan asam urat dari sel-sel kanker. Allopurinol adalah obat asam urat bekerja dengan cara menurunkan kadar asam urat melalui mekanisme penghambat xanthine oxidase, enzim xanthine oxidase ini bekerja dengan menghambat hipoksantin menjadi xanthine dan selanjutnya menjadi asam urat. Peningkatan kadar asam urat dapat menyebabkan masalah asam urat dan ginjal.

Komposisi obat

Allopurinol 100 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa:

  • Hiperurisemia:
    • Dosis awal: 100 mg/hari.
    • Perawatan:
      • Ringan: 100-300 mg/hari.
      • Cukup parah: 600 mg/hari.
    • Dosis maksimal: 900 mg/hari. Dosis 300 mg ke atas harus dikonsumsi dalam dosis terbagi.
  • Hiperurisemia akibat pengobatan kanker: 600-800 mg/hari dalam dosis terbagi, dikonsumsi selama 2-3 hari sebelum dilakukan pengobatan kanker
  • Batu saluran kemih: 200-300 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi.
  •  

Aturan pakai obat

Sebaiknya dikonsumsi sesudah makan.

Efek samping obat

  • Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
  • Demam.
  • Nyeri sendi.
  • Gagal ginjal.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Nyeri pada perut.
  • Kesemutan (parestesia).
  • Kelelahan.
  • Gatal pada sebagian atau seluruh tubuh (pruritus).
  • Kerontokan rambut (alopecia).
  • Diare.
  • Nyeri otot.
  • Sakit kepala.
  • Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia).
  • Tingginya kadar eosinofil dalam darah (eosinofilia).
  • Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia).
  • Kelainan serius pada kulit, serta lapisan bola mata, dalam mulut, dubur, dan alat kelamin (sindrom Stevens-Johnson). Sindrom Stevens-Johnson adalah efek samping langka dari allopurinol yang ditandai dengan gejala seperti flu, diikuti oleh ruam merah atau ungu yang menyebar, dan membentuk lepuh. Kulit yang terkena akhirnya mati dan mengelupas dapat terjadi dalam 8 minggu pertama penggunaan allopurinol, atau ketika dosis ditingkatkan terlalu cepat. Ini juga dapat terjadi jika allopurinol dihentikan tiba-tiba selama beberapa hari dan kemudian dimulai kembali dengan dosis yang sama seperti sebelumnya. Hentikan penggunaan obat ini secara perlahan.

Perhatian Khusus

  • Pasien dengan gangguan penyimpanan zat besi termasuk penyakit ketika kadar zat besi di dalam tubuh terlalu berlebihan (hematokromatosis).
  • Pasien dengan gangguan tiroid.
  • Pasien yang mengalami serangan asam urat akut.
  • Pasien dengan gangguan ginjal atau hati.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.
  • Anak-anak.
  • Pasien yang menggunakan allopurinol (300-600 mg) bersamaan dengan merkaptopurin atau azatioprin.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Aziatiopirin dan merkaptopurin.
    Allopurinol dapat mengurangi metabolisme aziatiopirin dan merkaptopurin sehingga meningkatkan risiko terjadinya kerusakan sumsum tulang yang parah.
  • Dikumarol, klorpropamid, dan vidarabin.
    Allopurinol dapat memperpanjang waktu paruh dari obat-obat di atas.
  • Siklosporin.
    Allopurinol dapat meningkatkan kadar siklosporin.
  • Diuretik tiazid.
    Allopurinol dapat meningkatkan risiko alergo [ada pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal.
  • Teofilin.
    Allopurinol dapat menghambat metabolisme teofilin.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/allopurinol
Diakses pada 30 Juli 2020

Nhs. https://www.nhs.uk/medicines/allopurinol/
Diakses pada 30 Juli 2020

Medline Plus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682673.html
Diakses pada 30 Juli 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-8610/allopurinol-oral/details
Diakses pada 30 Juli 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email