Ketorolac

02 Mar 2021| Lenny Tan
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ketorolac digunakan untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri sedang hingga berat serta peradangan

Ketorolac digunakan untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri sedang hingga berat serta peradangan

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Dopain, Erphapain, Farpain, Ketopain, Ketorolac Hexpharm, Ketorolac OGB Dexa, Ketosic, Ketrobat, K-Pain, Lactopain, Lactor, Lantipain, Latorec, Matolac, Painrel, Rativol, Remopain, Rindopain, Rolac, Ropain, Scelto, Teranol, Toradol, Toramine, Torasic, Torpain, Trolac, Toradol, Xevolac

Deskripsi obat

Ketorolac digunakan untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri sedang hingga berat serta peradangan. Obat ini biasanya digunakan sebelum atau setelah operasi dan prosedur medis yang dapat menyebabkan nyeri.

Ketorolac termasuk dalam golongan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Cara kerja obat ini adalah dengan memblokir produksi zat alami tertentu yang menyebabkan peradangan di tubuh. Efek ini membantu mengurangi pembengkakan, nyeri, atau bahkan demam.

Ketorolac digunakan dalam jangka pendek, yaitu kurang dari lima hari, untuk mengobati nyeri sedang hingga berat. Obat ini tidak boleh digunakan untuk mengobati nyeri ringan dalam jangka panjang, seperti peradangan sendi (arthritis).

Ketorolac (Ketorolak)
GolonganKelas terapi : Analgesik. Klasifikasi Obat : Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID).
Kategori obatObat resep
Bentuk sediaan obatTablet, obat tetes, injeksi
Dikonsumsi olehDewasa, anak-anak, dan lansia
Kategori kehamilan dan menyusui

Pada trimester pertama dan kedua:
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol, tetapi ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.

Pada trimester ketiga:
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia.

Dosis obatDosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Oral
Nyeri setelah operasi

  • Dewasa: 20 mg, lalu 10 mg pada 4-6 jam sebagai terapi lanjutan dari dosis parenteral. Dosis maksimalnya adalah 40 mg per hari. Durasi maksimal penggunaan adalah 5 hari (kombinasi parenteral dan oral).
  • Lansia: 10 mg, lalu 10 mg lagi pada 4-6 jam sebagai terapi lanjutan dari pemberian parenteral. Dosis maksimalnya adalah 40 mg per hari.

Obat tetes 0,5%
Peradangan konjungtiva atau selaput mata (konjungtivitis) akibat alergi

  • Dewasa: 1 tetes ke mata yang terkena sebanyak 4 kali sehari

Setelah operasi mata

  • Dewasa: 1 tetes ke mata yang terkena sebanyak 4 kali sehari, mulai dari 24 jam setelah operasi katarak hingga 2 minggu pertama setelah operasi

Parenteral atau melalui jaringan kulit
Nyeri pasca operasi

  • Dewasa:
    • Nyeri sedang sampai berat: 10 mg diikuti 10-30 mg setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, dapat diberikan setiap 2 jam pada periode awal pascaoperasi jika perlu. Dosis maksimal 90 mg/hari.
      Pada pasien dengan BB 50 kg ke bawah, kurangi dosis. Maksimal 60 mg/hari. Semua dosis diberikan secara injeksi pada otot (intramuskular) atau injeksi pembuluh darah vena (intravena) selama 15 detik. Durasi maksimal: 2 hari. Ubah menjadi pengobatan oral jika memungkinkan.

Lansia: Mulai dengan dosis efektif terendah dan untuk durasi sesingkat mungkin. Maksimal 60 mg setiap hari.

Khusus untuk penggunaan pada anak-anak, harus diberikan sesuai anjuran dokter.

Aturan pakai obat

  • Oral: Dikonsumsi sesuai petunjuk penggunaan atau petunjuk dokter
  • Obat tetes: Teteskan pada mata atau telinga yang membutuhkan
  • Injeksi: Dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda.
    Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Setiap penggunaan obat berpotensi menimbulkan efek samping. Jika efek samping memburuk, segera cari bantuan tenaga medis. Efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan ketorolac, di antaranya:

  • Sakit perut
    Istirahatkan tubuh Anda agar lebih rileks. Makan dan minum secara perlahan dalam porsi lebih sedikit, tetapi lebih sering dapat membantu mengurangi efek samping ini. Anda juga bisa mengompres perut dengan handuk hangat atau botol berisi air panas.
  • Mual
    Hindari makanan yang sulit dicerna. Jangan berbaring setelah makan. Beristirahatlah dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki Anda. Jika Anda merasa mual saat bangun di pagi hari, makanlah daging tanpa lemak atau keju sebelum tidur.
    Anda juga bisa meletakkan biskuit di samping tempat tidur Anda dan makanlah sedikit sesaat setelah bangun tidur. Minumlah setidaknya enam gelas air sehari.
  • Muntah
    Duduk atau berbaring dalam posisi bersandar. Minumlah sedikit minuman manis. Minuman yang mengandung gula mampu membantu menenangkan perut. Namun, hindari minuman asam, seperti jus jeruk atau jus anggur.
  • Diare
    Untuk mengatasi diare ringan, Anda perlu mengganti cairan dan elektrolit (garam) yang hilang dengan meminum banyak air atau minuman olahraga kaya elektrolit.
    Hindari kopi, minuman berkafein, minuman manis, soda, dan alkohol karena memiliki efek pencahar. Hindari juga produk susu.
  • Pusing
    Jika Anda mulai merasa pusing, berbaringlah agar tidak pingsan, lalu duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau mengoperasikan mesin, jika Anda mengalami efek samping ini.
  • Konstipasi (sembelit)
    Minumlah banyak air dan konsumsilah makanan seimbang dengan banyak buah dan sayuran. Jika efek samping ini terasa mengganggu, beri tahu dokter Anda.
  • Perut kembung
  • Mengantuk

Perhatian Khusus

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan ketorolac pada kondisi:

  • Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kencing manis (diabetes) atau jika merokok
  • Serangan jantung, stroke, atau pembekuan darah
  • Penyakit radang usus (kolitis ulseratif) atau penyakit Crohn
  • Penyakit hati dan ginjal, atau sedang menjalani dialisis atau cuci darah
  • Asma
  • Pasien dengan operasi mata rumit atau operasi mata berulang (dalam jangka waktu singkat), cacat epitel kornea, dan penyakit permukaan mata, misalnya sindrom mata kering

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.

Penyimpanan

  • Tablet: Simpan pada suhu di bawah 20-25°C
  • Injeksi intravena, intramuskular, dan obat tetes: 15-30°C

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:

  • Tepat sebelum atau setelah operasi bypass jantung (coronary artery bypass graft atau CABG)
  • Sakit maag aktif atau baru-baru ini
  • Luka pada dinding lambung (tukak lambung)
  • Perdarahan di saluran cerna, seperti lambung atau perdarahan usus
  • Cedera kepala tertutup atau pendarahan di otak
  • Perdarahan dari operasi baru-baru ini
  • Penyakit ginjal parah atau dehidrasi
  • Riwayat asma atau reaksi alergi yang parah setelah minum aspirin atau NSAID
  • Usia akhir kehamilan atau sedang menyusui bayi

Kategori kehamilan & menyusui

Pada trimester pertama dan kedua:
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan ketorolac pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.

Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.

Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Pada trimester ketiga:
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.

Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius ketika obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hentikan penggunaan ketorolac dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Sesak napas
  • Pembengkakan atau penambahan berat badan yang cepat
  • Tanda pertama kemerahan atau ruam kulit, walau ringan
  • Tanda-tanda perdarahan perut, seperti tinja berdarah, batuk darah, atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Masalah hati, seperti mual, sakit perut bagian atas, gatal, perasaan lelah, gejala seperti flu, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat, serta kulit atau mata menguning
  • Sel darah merah rendah (anemia) yang ditandai dengan kulit pucat, merasa pusing atau sesak napas, detak jantung cepat, serta kesulitan berkonsentrasi
  • Masalah ginjal yang ditandai buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali, nyeri atau sulit buang air kecil, bengkak di kaki atau pergelangan kaki, merasa lelah, atau sesak napas

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Ketorolac dapat mengalami interaksi dengan obat:

  • Probenesid, litium, dan obat glikosida jantung, seperti digoxin dan metotreksat
    Penggunaan ketorolac dengan salah satu atau beberapa obat tersebut dapat meningkatkan konsentrasi atau kadar obat-obatan tersebut, sehingga akan menumpuk dalam tubuh.
  • Obat psikoaktif, seperti fluoxetin dan alprazolam
    Penggunaan ketorolac dengan obat tersebut dapat menyebabkan halusinasi, seperti melihat atau mendengar hal yang tidak ada
  • Obat NSAID, kortikosteroid, SSRI, antikoagulan, antiplatelet seperti aspirin, dan pentoxifylline
    Penggunaan ketorolac dengan salah satu atau beberapa obat tersebut dapat meningkatkan risiko perdarahan.
  • Obat antiepilepsi, seperti phenytoin dan carbamazepine
    Penggunaan ketorolac dengan salah satu atau beberapa obat tersebut dapat meningkatkan risiko kejang.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3919/ketorolac-oral/details
Diakses pada 5 Februari 2021

Ketorolac. https://www.drugs.com/mtm/ketorolac-oral-injection.html#interactions
Diakses pada 5 Februari 2021

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ketorolac?mtype=generic
Diakses pada 5 Februari 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email