Kenacort tablet 4 mg

25 Nov 2019| Olivia
Kenacort adalah obat untuk penyakit kulit, penyakit mata, gangguan rematik dan lain-lain

Deskripsi obat

Kenacort adalah obat yang digunakan dalam kondisi peradangan misalnya gangguan kelenjar adrenal, gangguan rematik, ankylosing spondylitis, nyeri sendi karena kadar asam urat tinggi, steven johnson syndrome, psoriasis, penyakit mata. Kenacort mengandung kortikosteroid dan termasuk golongan obat obat keras yang harus dibeli dengan resep dokter

Kenacort tablet 4 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 56.031/strip (10 tablet) per April 2019
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 tablet (4 mg)
ProdusenTaisho Pharmaceutical Indonesia

Indikasi (manfaat) obat

Pengobatan gangguan kelenjar adrenal, gangguan rematik, ankylosing spondylitis, nyeri sendi karena kadar asam urat tinggi, steven johnson syndrome, psoriasis, penyakit mata, penyakit pernapasan, gangguan hematologi, penyakit neoplastik, keadaan edematous, penyakit gastrointestinal, dan lain-lain.

Komposisi obat

Triamcinolone 4 mg

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa: 4-48 mg/hari

Aturan pakai obat

Dikonsumsi dengan makanan.

Efek samping obat

  • Supresi adrenal dengan tanda kelelahan, tidak mau makan, mual dan muntah, diare, penurunan berat badan, kelemahan, dan kadar gula dalam darah rendah.
  • Imunosupresi (misalnya, terjadi infeksi sekunder atau superinfeksi).
  • Sarkoma kaposi (tumor yang disebabkan oleh virus human herpesvirus 8/HHV8).
  • Miopati (gangguan otot).
  • Gangguan psikiatri termasuk insomnia dan depresi.
  • Munculnya jerawat.
  • Gangguan penglihatan, seperti peningkatan tekanan intraokular, endophthalmitis, katarak.
  • Saluran pencernaan: rasa tidak nyaman pada perut, mulut terasa kering, diare, konstipasi.
  • Terjadinya reaksi pada lokasi suntikan (nyeri kemerahan, bengkak, kematian jaringan, abses).
  • Peningkatan nafsu makan, gangguan toleransi glukosa, penumpukan cairan.
  • Perubahan mood.
  • Nyeri sendi.
  • Nyeri kepala.
  • Berpotensi fatal: Reaksi alergi berat.
  • Efek samping jangka panjang: Penurunan massa otot pada bagian lengan atau kaki, osteoporosis, patah tulang spontan, katarak, glaukoma, tukak lambung, gagal jantung kongestif.
  • Pemberhentian obat secara mendadak setelah terapi jangka panjang dapat menyebabkan anoreksia, mual, demam, sakit kepala, nyeri sendi, kelelahan, serta kembalinya peradangan dengan reaksi yang lebih berat.

Perhatian Khusus

Jumlah protein yang cukup harus di dapatkan juga selama terapi jangka panjang.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Pasien dengan infeksi jamur sistemik dan riwayat hipersensitivitas

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Antikolinesterase, antikoagulan, antidiabetik, obat antituberkulosis, barbiturat dan antikonvulsan, kontrasepsi, siklosporin, glikosida digitalis, hormon pertumbuhan manusia, ketokonazol, relaksan otot, zat anti radang nonsteroid, agen anti-inflamasi kalium, rifamin.

Pusat Informasi Obat Nasional. http://pionas.pom.go.id/monografi/triamsinolon Diakses pada 18 November 2019

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email