Kaltrofen tablet 50 mg

08 Jan 2020| Anita Djie
Kaltrofen tablet 50 mg obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit peradangan sendi.

Deskripsi obat

Kaltrofen adalah obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit, seperti bengkak, dan kekakuan sendi akibat peradangan. Obat ini merupakan golongan obat keras yang membutuhkan resep dokter. Kaltrofen mengandung ketoprofen sebagai zat aktifnya.

Kaltrofen tablet 50 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 35.200/strip (50 mg) per November 2019
Kemasan1 box isi 3 strip @ 10 tablet (50 mg)
ProdusenKalbe Farma

Indikasi (manfaat) obat

Mengobati gejala-gejala:

Komposisi obat

Ketoprofen 50 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

1 tablet (50 mg) sebanyak 3-4 kali/hari

Aturan pakai obat

  • Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau susu.
  • Simpan pada suhu di bawah 30°C.

Efek samping obat

  • Tidak nyaman pada bagian perut atas atau sekitar lambung (dispepsia).
  • Mual.
  • Muntah.
  • Sering buang air besar, dengan kondisi tinja yang encer (diare).
  • Sembelit (konstipasi).
  • Sakit kepala.
  • Pusing.
  • Hemoragi perforasi.
  • Ruam kulit.
  • Gangguan fungsi ginjal.
  • Gangguan fungsi hati.
  • Nyeri perut.
  • Konfusi ringan.
  • Kondisi yang membuat penderitanya mengalami pusing, sampai merasa dirinya atau sekelilingnya berputar (vertigo).
  • Gangguan tidur yang membuat penderitanya sulit tidur (insomnia)
  • Konsistensi tinja lunak.
  • Reaksi hematologi: jumlah trombosit dalam tubuh menurun atau berkurang dari jumlah normalnya (trombositopenia).

Perhatian Khusus

  • Pasien penderita gagal ginjal.
  • Pasien penderita gangguan fungsi hati.
  • Pasien dengan keadaan hiperasiditas lambung.
  • Wanita hamil.
  • Ibu menyusui.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Hipersensitif terhadap ketoprofen, asetosal dan AINS lain.
  • Pasien penderita kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan otot saluran cerna (ulkus peptikum).
  • Pasien penderita peradangan aktif pada saluran cerna.
  • Pengetatan otot-otot yang melapisi saluran udara (bronkus) di paru-paru (bronkospasme) berat atau pasien dengan riwayat asma bronkial atau alergi.
  • Pasien penderita gagal fungsi ginjal.
  • Pasien penderita gagal fungsi hati yang berat.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Antikoagulan.
  • Sulphonylurea.
  • Hydantoins.
  • Hidroklorotiazid.
  • Metotreksat.
  • Warfarin.
  • Anti-inflamasi non-steroid (AINS).
  • Lithium.

Sesuai kemasan per November 2019.

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email