Intidrol Tablet 4 mg

13 Jan 2021
Intidrol tablet adalah obat yang digunakan untuk mengatasi peradangan seperti peradangan pada sendi.

Deskripsi obat

Intidrol tablet adalah obat yang digunakan untuk mengatasi peradangan seperti peradangan pada sendi. Obat ini merupakan obat keras yang memerlukan resep dokter. Intidrol tablet menganduk zat aktif metilprednisolon.

Intidrol Tablet 4 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaMetilprednisolon.
Kelas terapiHormon kortikosteroid.
Klasifikasi obatGlukokortikoid.
Kemasan1 box isi 5 strip @ 10 tablet (4 mg)
ProdusenInterbat

Informasi zat aktif

Metilprednisolon bekerja dengan mengikat dan mengaktifkan reseptor glukokortikoid intraseluler. Reseptor glukokortikoid teraktivasi mengikat daerah promotor DNA (yang dapat mengaktifkan atau menekan transkripsi) serta mengaktifkan faktor transkripsi yang mengakibatkan inaktivasi gen melalui deasetilasi histon. Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, metilprednisolon diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diabsorbsi secara cepat dan waktu puncak konsetrasi plasma adlaah 2 jam.
  • Distribusi: Terdistribusi secara cepat dan melewati plasenta. Volume distribusi adalah 0,7-1,5 L/kg.
  • Ekskresi: Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh plasma) adalah lebih dari 3,5 jam.

Indikasi (manfaat) obat

  • Mengobati peradangan (antiinflamasi) seperti peradangan pada sendi (arthritis), gangguan kekebalan tubuh yang menyebabkan gangguan saraf pada otak, tulang belakang, dan mata (multiple sklerosis), serta alergi.

Metilprednisolon termasuk dalam golongan obat kortikosteroid, obat ini adalah obat yang bekerja dengan cara mengurangi respon sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit sehingga dapat mengurangi gejala pembengkakan, rasa sakit, dan reaksi alergi.

Komposisi obat

Metilprednisolon 4 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dosis awal: 4-48 mg/hari.

  • Multipel sklerosis: 160 mg/hari dikonsumsi dalam beberapa minggu, dilanjutkan dengan 64 mg/hari selama 1 bulan.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi dengan makakan.

Efek samping obat

  • Mudah berkeringat.
    Penggunaan metilprednisolon dapat menyebabkan naiknya kadar gula darah yang akan memperburuk penderita diabetes sehingga konsultasikan kepada dokter jika mengalami gejala kadar gula darah yang tinggi seperti mudah merasa haus dan meningkatnya kecenderungan ingin buang air kecil. Metilprednisolon juga dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi yang menyerang dan akan memperparah infeksi sehingga konsultasikan kepada dokter jika memiliki gejala infeksi seperti demam, menggigil, sakit tenggorokan terus menerus, batuk.
  • Mual.
    Tetap berpegang pada makanan sederhana dan jangan makan makanan kaya atau pedas. Jika Anda sedang sakit, cobalah sedikit air untuk menghindari dehidrasi.
  • Muntah.
    Minum banyak cairan, seperti air untuk menghindari dehidrasi. Minumlah sedikit-sedikit, sesering mungkin jika Anda sedang sakit. Tanda-tanda dehidrasi termasuk buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau urine berwarna gelap dan berbau tajam. Jika diare dan muntah Anda berlanjut selama lebih dari 24 jam hubungi dokter Anda untuk meminta nasihat.
  • Sakit kepala.
    Berisitirahat dan konsumsi banyak cairan. Jangan minum alkohol terlalu banyak dan minta rekomendasi obat penghilang rasa sakit kepada apoteker anda. Sakit kepala biasanya hilang setelah minggu pertama minum metilprednisolon. Jika sakit kepala bertahan selama satu minggu lebih atau bahkan semakin memburuk, segera hubungi dokter Anda.
  • Pusing.
  • Perubahan nafsu makan.
  • Rasa terbakar pada dada.
  • Gangguan tidur.

Perhatian Khusus

  • Pasien dengan riwayat pembedahan anatomosis intestinal, peradangan divertikula yang terdapat pada saluran pencernaan (divertikulitis), luka pada dinding lambung (tukak peptik) aktif atau laten, gangguan ginjal (insufisiensi ginjal), tekanan darah tinggi (hipertensi), pengeroposan tulang (osteoporosis), dan kelemahan otot (miastenia gravis).
  • Pasien dengan kondisi ketika tubuh hanya menghasilkan sedikit hormon tiroid (hipotiroid).
  • Pasien yang mengalami peradangan pada usus besar (kolon) dan bagian akhir usus besar yang tersambung ke anus (kolitis ulseratif non spesifik).
  • Penggunaan bersama dengan asam asetilsalisilat.
  • Rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut (sirosis).
  • Pasien penderita kencing manis (diabetes melitus).
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.
  • Penggunaan jangka panjang.
  • Anak-anak.
  • Bayi.

Kategori kehamilan

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan intidrol tablet pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien penderita penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen (poliomielitis).
  • Pasien yang mengalami infeksi parasit di dalam usus besar (amubiasis).
  • Pasien penderita glaukoma sudut sempit atau sudut terbuka.
  • Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.
  • Pasien penderita luka pada dinding lambung (tukak lambung).
  • Pengeroposan tulang (osteoporosis).
  • Pasien penderita infeksi jamur sistemik.
  • Gangguan psikiatrik.
  • Pasien penderita infeksi virus.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Ketokonazol, eritromisin, rifamisin, boseprevir, siklosporin, fenitoin, fenobarbital, dan telaprevir.
    Penggunaan obat di atas bersama metilprednisolon dapat menyebabkan terganggunya kerja metilprednisolon.
  • Aldesleukin, klopidogrel, warfarin, mifepriston, ibuprofen, celecoxib, aspirin, dan salisilat.
    Penggunaan obat di atas bersama metilprednisolon dapat menyebabkan pendarahan atau timbul memar.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Jika Anda mengalami salah satu gejala berikut, segera hubungi dokter Anda:

  • Ruam kulit.
  • Wajah bengkak, tungkai bawah, atau pergelangan kaki.
  • Masalah penglihatan.
  • Pilek atau infeksi yang berlangsung lama.
  • Kelemahan otot.

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6470/methylprednisolone-oral/details
Diakses pada 28 September 2020

Drugs. https://www.drugs.com/international/methylprednisolone.html
Diakses pada 28 September 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682795.html#side-effects
Diakses pada 28 September 2020

 

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email