Interhistin Tablet

15 Des 2020| Arif Putra
Interhistin tablet adalah obat untuk mengobati berbagai jenis alergi

Deskripsi obat

Interhistin tablet adalah obat untuk mengatasi peradangan pada rongga hidung (rhinitis alergi) dan biduran (urtikaria) berupa ruam kulit yang gatal dan menonjol. Obat ini merupakan golongan obat keras yang harus menggunakan resep dokter.
Interhistin tablet mengandung zat aktif mebhydroline. Mebhydroline merupakan golongan obat antialergi (antihistamin) yang mampu meredakan berbagai gejala alergi, seperti bersin, pilek, batuk, gatal dan kemerahan (ruam) pada kulit, mata merah, serta tubuh lemas. Mebhydroline bekerja dengan menghalangi terbentuknya zat histamin yang dapat menimbulkan reaksi alergi.

Interhistin Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 108.625/box per Desember 2019
Kandungan utamaMebhydroline.
Kelas terapiAntialergi.
Klasifikasi obatAntihistamin generasi ke-1.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 tablet
ProdusenInterbat

Indikasi (manfaat) obat

Interhistin tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai macam alergi, seperti:

  • Peradangan yang terjadi pada rongga hidung akibat reaksi alergi (rhinitis).
  • Peradangan pada mata dengan gejala kemerahan dan gatal (konjungtivitis alergika).
  • Biduran (urtikaria).

Mebhydrolin bekerja dengan mengganggu aksi zat kimia histamin, sehingga dapat mengurangi proses peradangan (inflamasi). Zat aktif ini digunakan untuk mengobati kondisi berbagai jenis alergi mengganggu yang disebabkan penggunaan obat tertentu hingga gigitan serangga.

Komposisi obat

Mebhydroline 50 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Dewasa: 2-6 tablet/hari dalam dosis terbagi.
  • Anak-anak:
    • Usia 2-5 tahun: 1-3 tablet/hari dalam dosis terbagi.
    • Usia 5-10 tahun: 2-4 tablet/hari dalam dosis terbagi.
    • Usia 10 tahun ke atas: 2-6 tablet/hari dalam dosis terbagi.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi bersama makanan atau segera setelah makan.

Efek samping obat

  • Mual.
    Tanyakan apoteker apakah Anda harus minum obat dengan makanan. Hindari makanan berlemak atau gorengan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan dapat meningkatkan risiko mual. Hindari berbaring telentang saat beristirahat. Minumlah obat sebelum tidur untuk mencegah mual.
  • Muntah.
    Konsumsi banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang dari dalam tubuh dan mencegah dehidrasi yang ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urine, serta urine berwarna gelap dan berbau menyengat. Hindari konsumsi makanan pedas.
  • Diare.
    Minumlah sedikit air, tetapi dalam waktu yang sering. Bicaralah dengan apoteker jika Anda memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti buang air kecil lebih jarang dari biasanya, atau urine berwarna gelap dan berbau menyengat. Jangan minum obat lain untuk mengobati diare tanpa berbicara dengan dokter atau apoteker.
  • Sakit kepala.
    Ketika merasa sakit kepala, beristirahatlah hingga merasa lebih baik. Jangan mengonsumsi alkohol karena akan menimbulkan rasa kantuk. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Sakit kepala biasanya akan hilang setelah seminggu pertama.
  • Konstipasi (sembelit).
    Konsumsilah lebih banyak makanan berserat tinggi, seperti buah, sayuran segar, dan sereal, serta minumlah banyak air. Lakukan olahraga dengan berjalan-jalan atau berlari setiap hari. Jika cara ini tidak membantu, segera hubungi dokter atau apoteker.
  • Gangguan gerak (psikomotor).
  • Mulut kering.
  • Penglihatan kabur.
  • Kesulitan buang air kecil.
  • nyeri daerah ulu hati (epigastrium).
  • Kelainan darah.
  • Kejang.
  • Berkeringat.
  • Nyeri otot (mialgia).
  • Kesemutan (parestesia).
  • Gemetar yang tidak terkontrol (tremor).
  • Gangguan tidur.
  • Depresi.
  • Telinga berdenging (tinnitus).
  • Tekanan darah rendah (hipotensi)
  • rambut rontok.

Cara penyimpanan obat

Simpan pada suhu di bawah 30°C dan terlindung dari cahaya matahari langsung.

Perhatian Khusus

  • Pasien penderita tekanan bola mata yang tinggi (glaukoma).
  • Pasien penderita pembesaran prostat (hipertropi prostat).
  • Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau mengoperasikan mesin.
  • Pasien penderita kesulitan buang air kecil atau mengeluarkan urine (retensi urine).
  • Pasien penderita gangguan saraf berupa kejang (epilepsi).
  • Pasien lanjut usia.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.

Kategori kehamilan

Kategori N: Keamanan penggunaan Interhistin tablet pada ibu hamil dan menyusui belum diketahui. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.
  • Bayi yang larir sebelum usia 37 minggu (bayi prematur).
  • Pasien penderita asma akut.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Obat untuk mengatasi depresi, seperti Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI).
    Penggunaan bersama dapat memperpanjang efek antikolinergik, yang akan mempengaruhi saraf dan otot, seperti dengan mengurangi pergerakan usus.
  • Alkohol dan obat yang menghambat kerja sistem saraf pusat (depresan sistem saraf pusat).
    Penggunaan bersama dapat meningkatkan efek ketergantungan (adiktif).

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hentikan penggunaan dan hubungi dokter, jika Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping yang mengganggu dan memburuk.

Sesuai kemasan per Desember 2019

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/mebhydrolin?mtype=generic
Diakses pada 27 November 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email