Insulin

13 Des 2022| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Insulin adalah pbat untuk memenuhi pasokan glukosa yang berfungsi sebagai energi bai penderita diabetes

Insulin dapat membantu memenuhi kebutuhan pasokan insulin.

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Actrapid HM, Humulin - N, Monotard Hm (Recombinant Dna), Sansulin - N, Insulin Human Basal, Sansulin - R, Insulin Human Comb 25, Sansulin M-30

Deskripsi obat

Insulin adalah hormon yang digunakan dalam pengobatan diabetes melitus tipe-1 dan 2. Diabetes tipe 1 adalah jenis penyakit gula yang terjadi karena pankreas tidak mampu menghasilkan insulin karena faktor genetik atau kondisi medis seperti penyakit autoimun.

Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh yang tidak dapat menggunakan insulin dengan normal. Umumnya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. 

Insulin sendiri adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas. Fungsi utamanya berhubungan dengan pengaturan penggunaan karbohidrat di tubuh. Insulin bekerja dengan membantu masuknya glukosa darah ke dalam sel yang akan digunakan sebagai energi. Insulin juga berperan membantu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga dapat disimpan oleh tubuh.

Jika kadar hormon insulin di tubuh terganggu, maka kadar gula dalam darah pun akan ikut terpengaruh. Itulah alasannya, orang yang mengidap diabetes baik tipe 1 ataupun tipe 2, biasanya membutuhkan suntikan insulin yang bertindak sebagai pengganti atau suplemen insulin alami dalam tubuh.

Pada penderita diabetes tipe-1, hormon ini harus disuntikkan secara teratur agar penderitanya bisa tetap bertahan hidup. Sementara itu, bagi penderita diabetes tipe-2, suntikan insulin hanya sesekali diperlukan saat kadar gula darah melebihi batas normal.

Insulin (Insulin)
Golongan

Preparat insulin

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Suntik

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori B: Penelitian pada sistem reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, tapi penelitian terkontrol pada wanita hamil belum dilakukan. Atau penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan efek samping obat (selain penurunan fertilitas), yang tidak muncul dalam penelitian terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya).

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Intramuskular

Ketoasidosis Diabetik

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 20 unit
    • Dosis lanjutan: 6 unit/jam, jika  glukosa darah turun menjadi 10 mmol/l, dosis diberikan tiap 2 jam.

Intravena

Ketoasidosis Diabetik 

  • Dewasa: Sebagai insulin terlarut, diberikan dalam konsentrasi 1 unit/ml menggunakan pompa infus: 
    • Dosis awal: 6 unit/jam
    • Dosis lanjutan: gandakan dosis dua kali atau empat kali lipat jika kadar glukosa darah tidak berkurang sekitarnya 5 mmol/l/jam. Jika kadar glukosa darah berkurang menjadi 10 mmol /turunkan menjadi 3 unit/jam dan lanjutkan dengan glukosa 5% untuk mencegah hipoglikemia, sampai pasien bisa makan. Infus insulin tidak boleh dihentikan sebelum insulin SC dimulai. Pastikan penggantian cairan yang cukup dan termasuk kalium klorida dalam infus untuk mencegah hipokalemia.
  • Anak: Sebagai insulin terlarut, diberikan 1 unit/ml menggunakan pompa infus: 
    • Dosis awal: 0,1 unit/kg/jam
    • Dosis lanjutan: tingkatkan dosis 2-4  kali lipat jika kadar glukosa darah tidak menurun sekitar 5 mmol/l/jam. Jika glukosa darah menurun menjadi 10 mmol/l, kurangi infus menjadi 0,05 unit/kg/jam dan teruskan dengan glukosa 5% untuk mencegah hipoglikemia, sampai pasien dapat mengonsumsi makanan. Jangan memberhentikan infus insulin sebelum insulin SC dilakukan. Pastikan penggantian cairan yang tepat dan termasuk kalium klorida dalam infus untuk mencegah hipokalememia yang diinduksi insulin.

Subkutan

Diabetes Mellitus

  • Dewasa: Pemberian subkutan sesuai dengan rekomendasi, penyuntikkan dapat dilakukan di paha, lengan atas, pantat, atau perut.

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan insulin sebelum penggunaan.

Suntikan insulin diberikan langsung oleh dokter atau perawat di bawah pengawasan dokter. Bagi insulin yang digunakan rutin oleh pasien, dapat diberikan dengan cara berikut:

  • Bersihkan kulit bagian tubuh yang hendak disuntikkan insulin.
  • Untuk membersihkannya, Anda dapat mengusapnya memakai kapas bersih dengan alkohol.
  • Cubit kulit serta lemak bagian tubuh yang akan disuntik dengan lembut menggunakan ibu jari dan telunjuk.
  • Suntikkan jarum langsung ke kulit dan pastikan menembus ke bagian lemak.
  • Jangan menyuntikkan jarum suntik dengan posisi miring.
  • Setelah insulin selesai diinjeksi, tahan agar jarum tetap menancap pada tubuh selama 5 detik.
  • Tekan tempat menyuntik insulin untuk mencegah kebocoran.
  • Buang jarum suntik yang telah digunakan sesuai dengan petunjuk dan pada tempat sampah khusus.

Jika Anda diresepkan suntikan insulin dalam bentuk lain selain jarum suntik, misalnya insulin pen, pompa insulin, atau insulin patch, baca petunjuk penggunaan alat insulin dengan seksama. 

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Insulin  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Kejang
  • Ketidaksadaran
  • Gula darah rendah

Efek samping yang jarang namun serius, di antaranya:

  • Kulit tertekan di daerah suntikan
  • Pembengkakan wajah, jari, kaki, dan pergelangan kaki
  • Penebalan kulit di daerah suntikan

Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Ibu hamil dan menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
  • Selama menggunakan obat ini, pemeriksaan gula darah secara rutin disarankan untuk memantau kadar glukosa darah dan HbA1C.

Kontraindikasi 

Jangan menggunakan insulin jika memiliki kondisi hipoglikemia

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi insulin dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • β-blocker. Kortikosteroid diuretik
  • Glukagon
  • Isoniazid
  • Estrogen, progestin
  • Olanzapine, clozapine
  • OAD (oral antidiabetik): potensi hipoglikemia
  • ACE inhibitor
  • Fibrat
  • Salisilat
  • Antibiotik sulfonamide
  • Pioglitazone, rosiglitazone: potensi peningkatan berat badan dan edema perifer

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/insulin-parenteral-route/side-effects/drg-20069501
Diakses pada 7 Desember 2022

Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI. https://pionas.pom.go.id/monografi/insulin
Diakses pada 7 Desember 2022

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/insulin/?type=brief&mtype=generic
Diakses pada 7 Desember 2022

WebMD. https://www.webmd.com/diabetes/about-insulin
Diakses pada 7 Desember 2022

Rx List. https://www.rxlist.com/antidiabetics_insulins/drug-class.htm
Diakses pada 7 Desember 2022

Medline Plus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682611.html#
Diakses pada 7 Desember 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email