Hydrocortisone

13 Des 2022| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hydrocortisone berguna untuk meredakan peradangan dan alergi, serta menurunkan respons sistem imun

Hydrocortisone berguna untuk meredakan peradangan dan alergi

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Armacort, Berlicort, Brentan, Calacort, Chloramfecort, Cortigra, Dermacoid, Enkacort, Enpicortyn, Erlaneohydrocort, Fartison, Hydrocortisone Ikapharmindo, Hydrocortisone Indo Farma, Indoson, Kemiderm, Lexacorton, Locoid, Micort, Nestacort, Nufacort, Omnicort, Ramicort, Sancortmycin, Solacort, Terikortin, Terra Cortril, Thecort, Triamcort, Trifamcort, Steroderm, Vaslone, Viohydrocort, Visancort.

Deskripsi obat

Hydrocortisone adalah obat yang digunakan untuk mengurangi peradangan yang disebabkan alergi, peradangan sendi (arthritis), asma, lupus, kelainan sistem imun, hormon, atau darah, masalah pada mata, dan gangguan pernapasan.

Selain itu, obat ini juga dapat meredakan peradangan karena masalah kulit, seperti gigitan serangga, eksim, dermatitis, ruam, dan gatal-gatal.

Hydrocortisone termasuk dalam golongan obat kortikosteroid, yaitu senyawa menyerupai hormon steroid yang diproduksi kelenjar adrenal. Obat ini bekerja dengan menenangkan respons kekebalan tubuh untuk mengurangi rasa sakit, gatal dan bengkak (peradangan). 

Obat ini juga dapat berperan sebagai pengganti hormon bagi orang yang tidak memiliki cukup hormon kortisol, yakni hormon stres alami dalam tubuh.Obat hydrocortisone juga dapat digunakan untuk mengobati jenis kanker tertentu.

Hydrocortisone (Hidrokortison)
Golongan

Kelas terapi : Antiinflamasi. Klasifikasi Obat : Kortikosteroid.

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Injeksi, oral, topikal

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping terhadap janin dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita; atau belum ada penelitian pada wanita hamil maupun hewan. Obat hanya dapat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul pada janin.

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Injeksi lokal

Peradangan jaringan lunak

  • Dewasa, sebagai natrium fosfat atau natrium suksinat: 100-200 mg, dapat diulang pada 2-3 kali berdasarkan respons pasien.

Intraartikular atau penyuntikan pada sendi

Radang sendi 

  • Dewasa, sebagai asetat: 
    • Dosis umum: 5-50 mg, tergantung luasnya sendi yang mengalami peradangan. Injeksi dapat diulang dengan interval 3 minggu. 
    • Dosis maksimal: 3 sendi/hari.

Intravena atau penyuntikan pada pembuluh darah vena

Suplemen pada insufisiensi adrenal selama operasi kecil dengan anestesi umum

  • Dewasa, pada pasien yang mengonsumsi prednisolone 10 mg ke atas atau setaranya per hari melalui oral: 25-50 mg saat induksi, kemudian lanjutkan dengan kortikosteroid oral biasanya setelah operasi.

Suplemen pada insufisiensi adrenal selama operasi sedang atau besar

  • Dewasa, pada pasien yang mengonsumsi prednisolone 10 mg ke atas atau setaranya per hari melalui oral: Dosis kortikosteroid oral biasanya di pagi hari sebelm operasi, diikuti 25-50 mg pada induksi. Kemudian, dosis hidrokortison yang sama tiga kali sehari selama 24 jam setelah operasi sedang atau 48-72 jam setelah operasi besar. Lanjutkan dengan pemberian obat secara oral ketika pemberian melalui suntikan telah dihentikan.

Insufisiensi adrenokortikal akut

  • Dewasa: 100-500 mg, 3-4 kali/hari sesuai tingkat keparahan penyakit dan respons pasien. Dosis juga dapat diberikan secara injeksi intramuskular atau melalui otot, tetapi respons yang muncul mungkin lebih lambat.
  • Anak-anak:
    • 1 tahun ke bawah: 25 mg.
    • 1–5 tahun: 50 mg.
    • 6–12 tahun: 100 mg. Dosis juga dapat diberikan secara injeksi intramuskular, tetapi respons yang muncul mungkin lebih lambat.

Oral

Terapi pengganti pada insufisiensi adrenokortikal

  • Dewasa: 20–30 mg/hari, dikonsumsi dalam dua dosis terbagi.
  • Anak-anak: 400–800 mcg/kgBB/hari, dikonsumsi dalam 2-3 dosis terbagi.

Oral dalam bentuk tablet bukal 

Ulkus aftosa (luka pada mulut)

  • Dewasa: Larutkan 1 tab (2,5 mg) 4 kali/hari selama 5 hari.
  • Anak-anak di atas 12 tahun: Sama dengan dosis dewasa.

Topikal atau melalui kulit

Dermatosis respon-kortikosteroid

  • Dewasa: Oleskan 0,1–2,5% krim/salep/bedak kocok (lotion) ke area yang mengalami peradangan, 1-3 kali/hari
  • Anak-anak di atas 10 tahun: sama dengan dosis dewasa, hindari pengobatan dalam jangka panjang. 
  • Bayi: durasi pengobatan maksimal 7 hari

 

 

Tetes mata

Peradangan mata 

  • Dewasa dalam bentuk salep hidrokortison 1%: Oleskan 2-4 kali/hari 
  • Dewasa dalam bentuk tetes mata hidrokortison 1%: teteskan 1-2 tetes/30-60 menit sampai gejala membaik. 

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan hydrocortisone sebelum penggunaan.

Hydrocortisone dapat dikonsumsi dengan cara berikut: 

  • Oral:
    • Obat dapat dikonsumsi bersama makanan
    • Telan utuh tablet, jangan digerus atau dikunyah, minumlah segelas penuh air putih untuk membantu menelannya.
    • Untuk tablet bukal, larutkan secara perlahan di dalam mulut (diletakkan di dekat luka), jangan dihisap atau langsung ditelan. 
  • Topikal: 
    • Cuci tangan sebelum dan setelah mengoleskan obat.
    • Oleskan obat  tipis-tipis pada area kulit yang sakit. 
  • Salep mata:
    • Sebelum memegang wadah salep mata, cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih.
    • Pegang wadah salep dengan satu tangan. Suhu hangat dari tangan akan membantu salep lebih cair dan lebih mudah keluar dari wadahnya.
    • Angkat kepala, posisikan mata menghadap ke langit-langit. Posisi ini perlu dilakukan agar salep tidak menetes ke arah hidung saat sedang diaplikasikan.
    • Dekatkan ujung wadah salep ke mata.
    • Tarik kelopak mata bawah hingga membentuk kantung kecil.
    • Pencet wadahnya perlahan hingga salep keluar sebesar butiran beras.
    • Arahkan salep ke kelopak mata bawah yang sedang ditarik
    • Setelah salep berhasil ditampung oleh kelopak mata, pejamkan mata selama kurang lebih satu menit agar salep bisa diserap oleh bagian mata yang lain.
    • Selama proses, tetap posisikan kepala ke atas, menengadah ke langit-langit.
    • Jangan oleskan salep menggunakan tangan untuk menghindari kontaminasi bakteri.
    • Setelah selesai, kembali cuci tangan hingga bersih.

 

 

  • Tetes mata:
    • Cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun. Langkah ini bertujuan untuk membersihkan tangan Anda dari kotoran yang mungkin menempel.
    • Selanjutnya, kocok botol obat tetes mata secara perlahan sebelum digunakan agar obat tercampur merata.
    • Dongakkan wajah ke atas, lalu tarik kelopak mata bagian bawah pelan-pelan menggunakan salah satu tangan Anda.
    • Dekatkan obat tetes mata ke area mata Anda.
    • Tekan kemasan obat tetes mata untuk mengeluarkan cairan ke dalam bola mata. Kemudian, kedipkan mata agar cairan tetes mata dapat menyebar ke seluruh bagian mata.
    • Lakukan langkah yang sama pada sisi mata lainnya.

 

 

  • Injeksi: Dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.

 

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat.
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Hydrocortisone  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Rasa perih.
  • Sensasi terbakar pada kulit.
  • Iritasi kulit.
  • Kulit kering atau kemerahan sampai atrofi kulit di area kulit yang diaplikasikan obat ini.

Efek samping hydrocortisone bila digunakan injeksi intralesi, antara lain:

  • Kondisi yang menyebabkan sebagian warna kulit menjadi lebih terang dibanding warna kulit sekitarnya (hipopigmentasi) atau perubahan warna kulit yang menjadi lebi gelap (hiperpigmentasi lokal).

Efek samping hydrocortisone bila digunakan sebagai injeksi intraartikular:

  • Kerusakan sendi

Efek samping penggunaan hydrocortisone secara oral atau intravena, antara lain:

  • Merasa pusing, lemah atau lelah.
    Jika Anda merasa pusing, lemah atau lelah. Hentikan apa yang Anda lakukan. Duduk , berbaring, atau beristirahatlah sampai Anda merasa lebih baik. Jangan mengemudi, mengendarai sepeda, atau menggunakan perkakas atau mesin. Sebaiknya, hindari juga alkohol karena akan membuat Anda merasa lebih buruk.
  • Sakit kepala.
    Pastikan Anda istirahat dan minum banyak cairan. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Bicaralah dengan dokter jika sakit kepala berlangsung lebih dari seminggu atau bertambah parah.
  • Nyeri otot.
    Jika Anda mengalami nyeri otot yang tidak biasa dan bukan disebabkan olahraga atau aktivitas fisik lainnya, berkonsultasilah dengan dokter. Anda mungkin memerlukan tes darah untuk menemukan penyebabnya.
  • Gangguan pencernaan atau perasaan mual.
    Minumlah obat Anda dengan makanan. Hindari makanan kaya rasa, seperti makanan pedas. Beri tahu dokter jika gejala ini tidak membaik atau bertambah parah. Anda mungkin akan diresepkan obat tambahan untuk mengatasi efek samping ini.
  • Diare.
    Minum banyak air untuk menghindari dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi, yaitu buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau air seni berwarna gelap dan berbau tajam. Jangan minum obat lain untuk mengobati diare tanpa berbicara dengan apoteker atau dokter.
  • Pergelangan kaki bengkak.
    Banyaklah beristirahat dan angkat kaki saat duduk. Jangan berdiri dalam waktu lama.
  • Depresi dan gangguan psikosis atau perilaku.
  • Obesitas.
  • Menstruasi tidak teratur.
  • Moon face, yaitu pembengkakan wajah akibat penumpukan lemak, dan buffallo hump, yaitu pembengkakan leher akibat penumpukan lemak.
  • Rentan terhadap infeksi.
  • Perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Nafsu makan bertambah.
  • Pengeroposan tulang (osteoporosis).
  • Merasa lemah.
  • Lamanya penyembuhan luka.
  • Memar dan kemerahan pada kulit.
  • Pertumbuhan rambut berlebih, misalnya di bagian dagu, wajah, atau dada pada wanita (Hirsutisme).
  • Jerawat.

Menghentikan konsumsi obat secara mendadak dapat menyebabkan kelainan endokrin atau hormonal, yaitu kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon kortisol atau hormon aldosteron yang cukup di dalam tubuh (insufisiensi adrenal akut).

Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Gagal jantung kongestif.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Kencing manis (diabetes).
  • Pasien yang terapi jangka panjang.
  • Epilepsi.
  • Lanjut usia.
  • Kehamilan dan menyusui.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan obat.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Penglihatan kabur, sakit mata, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu.
  • Kelemahan otot dan kehilangan massa otot.
  • Nyeri baru atau tidak biasa pada persendian, tulang, atau otot.
  • Sakit kepala parah, telinga berdenging, dan sakit di belakang mata.
  • Perubahan suasana hati atau perilaku yang tidak biasa.
  • Kejang.
  • Retensi cairan, yaitu sesak napas bahkan saat berbaring, bengkak, serta penambahan berat badan yang cepat, terutama di wajah dan bagian tengah tubuh.
  • Tanda-tanda infeksi baru, seperti demam, menggigil, batuk, kesulitan bernapas, luka di mulut atau kulit, diare, atau rasa panas saat buang air kecil.
  • Peningkatan hormon kelenjar adrenal, seperti penyembuhan luka yang lambat, perubahan warna kulit, kulit menipis, rambut tubuh meningkat, kelelahan, perubahan menstruasi, dan perubahan seksual.
  • Penurunan hormon kelenjar adrenal, seperti kelemahan, kelelahan, diare, mual, perubahan menstruasi, perubahan warna kulit, mengidam makanan asin, dan perasaan pusing.

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 15-30°C.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan menggunakan hydrocortisone jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:

  • Infeksi virus atau jamur.
  • Luka akibat penyakit sifilis atau tuberkulosis.
  • Infeksi bakteri, kecuali dikonsumsi dengan kemoterapi yang sesuai.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi hydrocortisone dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Carbamazepine, phenytoin, pirimidone, barbiturat, dan rifampicin.
    Penurunan efektivitas bila digunakan bersama obat-obatan di atas.
  • Estrogen atau kontrasepsi oral.
    Peningkatan efek hidrokortison pada wanita yang menggunakan estrogen atau kontrasepsi oral.
  • Tiazid.
    Penggunaan bersama tiazid dapat meningkatkan risiko hiperglikemia atau tingginya kadar glukosa dalam darah dan hipokalemia atau rendahnya kadar kalium dalam darah yang disebabkan kortikosteroid.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
    Meningkatkan risiko tukak lambung atau perdarahan saluran pencernaan bila digunakan bersama obat di atas.
  • Antihipertensi dan antidiabetes.
    Dosis obat antihipertensi dan antidiabetes perlu ditingkatkan bila dikonsumsi bersama hidrokortison.
  • Salisilat dan agen antimuskarinik.
    Hydrocortisone dapat menurunkan kadar serum salisilat dan agen antimuskarinik.
  • Etanol.
    Etanol dapat meningkatkan kerja mukosa lambung.

Informasi yg diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui BPOM.

Drugs. https://www.drugs.com/mtm/hydrocortisone.html
Diakses pada 28 November 2022

Rxlist. https://www.rxlist.com/consumer_hydrocortisone/drugs-condition.htm
Diakses pada 28 November 2022

Drugbank. https://go.drugbank.com/drugs/DB00741
Diakses pada 28 November 2022

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682793.html
Diakses pada 28 November 2022

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/hydrocortisone-skin-cream/
Diakses pada 28 November 2022

MIMS. https://www.mims.com/malaysia/drug/info/hydrocortisone?mtype=generic
Diakses pada 28 November 2022

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/hydrocortisone-tablets/
Diakses pada 28 November 2022

Healthline. https://www.healthline.com/health/hydrocortisone-oral-tablet#about
Diakses pada 28 November 2022

MayoClinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/hydrocortisone-topical-application-route/description/drg-20073814
Diakses pada 28 November 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email