Gratheos Tablet

15 Mei 2020| Aby Rachman
Gratheos tablet digunakan sebagai antirematik.

Deskripsi obat

Gratheos tablet mengandung zat non steroid yang mempunyai efek kuat sebagai anti-rematik, anti-inflamasi. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Gratheos mengandung natrium diklofenak yang tersedia dalam dua dosis yaitu 25 mg dan 50 mg.

Gratheos Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Kemasan- Gratheos tablet 25 mg: 1 box isi 10 strip @ 10 tablet. - Gratheos tablet 50 mg: 1 box isi 5 strip @ 10 tablet
ProdusenGraha Farma

Indikasi (manfaat) obat

Digunakan untuk:

  • Mengobati peradangan (inflamasi) dan bentuk-bentuk degeneratif peradangan sendi (reumatik).
  • Peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri (rheumatoid arthritis), termasuk yang terjadi pada anak-anak (juvenile).
  • Peradangan pada sendi punggung (ankilosing spondylitis).
  • Peradangan sendi yang menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku dan bengkak (osteoarthritis).
  • Sekumpulan dari peradangan rehumatik yang menyebabkan arthritis (spondylarthritis) dan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi (rematik non artikuler).

Komposisi obat

  • Gratheos tablet 25 mg: natrium diklofenak 25 mg.
  • Gratheos tablet 50 mg: natrium diklofenak 50 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Dewasa: dimulai dari dosis rendah.
    • Osteoarthritis: 100 -150 mg/hari atau 50 mg sebanyak 2 kali/hari atau 75 mg sebanyak 2 kali/hari.
    • Rheumatoid arthritis: 150 - 200 mg/hari atau 50 mg sebanyak 3-4 kali/hari, atau 75 mg sebanyak 2kali/hari.
    • Ankilosing spondylitis: 100 -125 mg/hari, diberikan 25 mg sebanyak 4 kali/hari. Dosis disesuaikan dengan berat ringannya penyakit.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi pada saat perut kosong atau sebelum makan. Tablet ditelan utuh, jangan dikunyah.

Efek samping obat

  • Gangguan saluran pencernaan:
    • Nyeri ulu hati (epigastrum).
    • Mual dan muntah.
    • Diare.
    • Kram perut.
    • Rasa tidak nyaman pada perut bagian atas karena penyakit asam lambung atau maag (dispepsia).
    • Kembung.
    • Kehilangan nafsu makan (anoreksia).
  • Gangguan susunan saraf pusat:
    • Sakit kepala.
    • Pusing.
  • Gangguan ginjal:
    • Gagal ginjal akut.
    • Kondisi terdapatnya protein dalam urin (proteinuria).
    • Infeksi yang menyebabkan peradangan pada ginjal (Interstitial nephritis).
    • Kumpulan gejala yang menunjukkan adanya gangguan ginjal (gejala nephrotic).
    • Nekrosis papiler.
  • Gangguan hati:
    • Peninggkatan enzim-enzim aminotransferase SGOT dan SGPT.
  • Gangguan darah:
    • Kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah, di bawah nilai normal (trombositopenia).
    • Rendahnya jumlah sel darah putih yang ada di dalam tubuh leukopenia.
    • Kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah (anemia).
    • Sumsum tulang gagal membentuk granulosit (agranulositosis).
  • Gangguan pada sistem organ lainnya: pembengkakan pada anggota tubuh yang terjadi karena penimbunan cairan di dalam jaringan (edema).
  • Dalam kasus-kasus terbatas:
    • Jantung berdebar-debar (palpitasi).
    • Nyeri dada.
    • Tekanan darah tinggi (hipertensi).

Perhatian Khusus

  • Pasien gangguan saluran pencernaan dengan riwayat luka pada dinding lambung (tukak lambung) dengan radang usus (ulkus kolitis) atau penyakit Crohn.
  • Pasien dengan gangguan fungsi hati dan gangguan fungsi ginjal.
  • Pendarahan lambung dengan ulserasi atau perforasi.
  • Pasien gangguan fungsi jantung.
  • Tekanan darah tinggi pada pasien lanjut usia.
  • Pasien yang mendapat terapi diuretik dengan deplesi volume ekstraseluler karena berbagai penyebab.
  • Pada pemakaian jangka panjang perlu melakukan tes fungsi hati dan ginjal.
  • Defisiensi enzim terjadi di hati (porfiria hepatik).
  • Wanita hamil dan menyusui.
  • Dapat mengganggu kemampuan mengemudi kendaraan dan menjalankan mesin.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien luka pada lapisan mukosa duodenum (bagian atas dari usus kecil) atau lambung (ulkus peptikum).
  • Pasien asma.
  • Pasien biduran (urtikaria).
  • Pasien peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung selama kurang dari 12 minggu (rinitis akut).
  • Pasien yang alergi terhadap komponen obat ini.

Graha Farma. https://www.grahafarma.com/productdetail.php?XA=0029
Diakses pada 1 April 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email