Glafenine

Glafenine dapat mengurangi peradangan, nyeri dan demam

Glafenine merupakan obat yang berfungsi sebagai antinyeri dan peradangan

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

-

Deskripsi obat

Glafenine adalah obat golongan NSAID yang berfungsi sebagai anti-nyeri dan peradangan. 

Seperti golongan NSAID lain, glafenine bekerja dengan menghambat kerja enzim COX-1 sehingga mengurangi produksi hormon prostaglandin dalam tubuh. Efeknya adalah berkurangnya peradangan, nyeri, dan demam

Beberapa indikasi penggunaan NSAID termasuk glafenine adalah untuk mengatasi sakit kepala, flu, peradangan sendi (arthritis), ankylosing spondylitis, kram haid, atau trauma olahraga. 

Namun sayang karena banyak insiden reaksi alergi berat (anafilaksis) yang ditimbulkan glafenine, penggunaan obat ini dibatasi di banyak negara. Selain itu, obat ini tidak beredar di Indonesia.

Glafenine (-)
Golongan

Analgesik non-opioid dan antipiretik

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Obat minum

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak 5 tahun atau lebih

Kategori kehamilan dan menyusui

Tidak ada informasi mengenai kategori kehamilan dan menyusui. Konsultasikanlah dengan dokter terlebih dahulu sebelum penggunaan pada kehamilan dan menyusui.

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau membaca dengan baik petunjuk kemasan sebelum mengonsumsi obat.

Mengatasi Nyeri dan Peradangan 

Dewasa 

  • Konsumsi obat 3-4 x 200-400 mg per hari 

Anak-anak

  • usia 10-15 tahun : 3 x 200 mg per hari
  • usia 5-9 tahun : 3 x 100 mg per hari

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan obat sebelum penggunaan.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Glafenine dapat menyebabkan efek samping. Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan glafenine antara lain:

  • reaksi alergi berat (anafilaksis)
  • gangguan fungsi hati
  • gangguan fungsi ginjal
  • gangguan sistem pencernaan
  • kristalisasi pada saluran kemih yang meningkatkan kemungkinan terjadinya batu saluran kemih
  • cross reactivity (reaksi alergi yang sama) dengan floctafenine.

Glafenine masih mungkin menimbulkan efek samping lain selain yang tertera di atas. Jadi bila Anda mengalami efek samping yang tidak tertera di atas, segeralah berkonsultasi ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut sebelum mengkonsumsi glafenine:

  • gangguan fungsi hati
  • sedang mengalami infeksi
  • menderita penyakit yang mengakibatkan gampang terjadi perdarahan
  • menderita hipertensi
  • gangguan fungsi jantung
  • asma
  • sedang hamil atau menyusui

Kontraindikasi 

Jangan menggunakan glafenine  jika Anda mengalami kondisi berikut ini :

  • alergi terhadap glafenine atau aspirin dan obat golongan NSAID lainnya
  • menderita tukak lambung 
  • gangguan fungsi ginjal sedang sampai berat 

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi glafenine dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang menyebabkan efek glafenine meningkat atau malah menurun. 

Glafenine dapat berinteraksi dengan obat-obat berikut:

  • pengencer darah 
  • obat golongan anti-virus
  • fenitoin
  • obat diabetes golongan sulfonilurea
  • metotreksat
  • obat glikosida jantung
  • obat golongan ACE-inhibitor
  • obat golongan diuretik
  • obat golongan beta blocker
  • obat golongan NSAID lainnya
  • lithium
  • siklosporin
  • takrolimus
  • moclobemide

Penggunaan glafenine bersamaan dengan obat golongan kortikosteroid, obat anti penggumpalan darah (anti-platelet), bifosfonat, obat golongan SSRI, dan pentoksifilin meningkatkan risiko perdarahan. 

Interaksi fatal yang dapat terjadi adalah akibat penggunaan glafenine bersamaan dengan antibiotik golongan quinolon. Interaksi keduanya dapat mengakibatkan komplikasi kejang. 

Perlu diketahui bahwa masih terdapat kemungkinan interaksi glafenine dengan obat lain selain daftar interaksi obat di atas. 

Karena itu, beritahukanlah semua obat-obat yang rutin Anda konsumsi kepada dokter (baik obat bebas maupun obat dengan resep) untuk menghindari kemungkinan terjadinya interaksi. 

 

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter atau mengarahkan pemakaian obat dengan merk tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui BPOM.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/glafenine/?type=brief&mtype=generic
Diakses 29 Agustus 2019

Medicinet. https://www.medicinenet.com/nonsteroidal_antiinflammatory_drugs/article.htm#what_nsaids_are_approved_in_the_united_states
Diakses 29 Agustus 2019

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email